Mataram (ANTARA) - Wakil Bupati Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Fud Syaifuddin mengajak warga di daerah setempat untuk bangga dengan bahasa indonesia, karena mampu mempersatukan bangsa di tengah ribuan bahasa daerah yang ada di Tanah Air ini. "Bahasa indonesia telah menjadi perekat nasionalisme. Kita harus bangga dengan bahasa indonesia," kata Syaifuddin saat acara sosialisasi Pemantauan dan Evaluasi Pengutamaan Bahasa Negara dari Kantor Bahasa Propinsi NTB, Selasa.
Ia mengatakan, kadang banyak orang yang menggampangkan mengenai penggunaan bahasa, padahal pada awal tahun 1928 dalam kongres pemuda bersepakat bahasa indonesia mempersatukan bangsa. "Dalam beberapa kondisi kita malahan tidak bangga dengan bahasa indonesia, seperti misalnya banyak di Jakarta justru fasilitas umum menggunakan bahasa asing," katanya.
Ia mengatakan, fenomena menarik lainnya yaitu ketika ke negara lain justru menyesuaikan dengan negara mereka, sementara di sini contohnya ada tambang dan banyak karyawan asing, mereka menggunakan bahasanya sendiri. "Kita yang menyesuaikan diri dengan mereka," katanya.
Oleh karena itu, kegiatan ini penting dan ini harus menjadi gerakan yang rutin dan disosialisasikan kepada masyarakat. "Kita tidak ingin mendengar lagi bahasa yang tidak sesuai digunakan oleh anak - anak kita di sekolah," katanya.
Bahasa dapat membentuk karakter anak dari tingkat SD, SMP, SMA dan menjadi catatan bersama, semoga dari hasil seminar ini bisa memberikan manfaat bagi Kabupaten Sumbawa Barat.
"Semoga ini bisa memberikan dampak positif bagi pembangunan di Sumbawa Barat," katanya.
Sementara itu, Kepala Kantor Bahasa Propinsi NTB Dr. Puji Retno Hardiningtyas mengatakan, kegiatan pemantauan tersebut merupakan kegiatan pembinaan terhadap lembaga yang tidak hanya dilaksanakan di Pulau Sumbawa, tetapi juga dilaksanakan kegiatan serupa di Pulau Lombok. "Kita ingin mengetahui bagaimana peran masyarakat, khususnya pemerintah dalam hal penggunaan bahasa negara di ruang publik," katanya.
Tentunya kegiatan pembinaan dan pendampingan, terhadap bagaimana peran pemerintah daerah menggunakan bahasa indonesia di ruang publik seperti penggunaan papan nama, papan petunjuk arah, nama jabatan, dan fasilitas umum lainnya.
Baca juga: 35 kata Bahasa Sasak diserap ke Bahasa Indonesia seperti "bekile" dan "begibung"
Baca juga: Kantor Bahasa NTB mengedukasi bahasa Indonesia di daerah 3T
"Ini memberikan pandangan bahwa kita semua melaksanakan upaya khususnya di Nusa Tenggara Barat. Insys Allah ke depannya akan ada penghargaan lembaga yang memang sedang menggunakan bahasa indonesia, bahasa daerah dan bahasa asing di ruang publik," katanya.
Ia mengatakan, kadang banyak orang yang menggampangkan mengenai penggunaan bahasa, padahal pada awal tahun 1928 dalam kongres pemuda bersepakat bahasa indonesia mempersatukan bangsa. "Dalam beberapa kondisi kita malahan tidak bangga dengan bahasa indonesia, seperti misalnya banyak di Jakarta justru fasilitas umum menggunakan bahasa asing," katanya.
Ia mengatakan, fenomena menarik lainnya yaitu ketika ke negara lain justru menyesuaikan dengan negara mereka, sementara di sini contohnya ada tambang dan banyak karyawan asing, mereka menggunakan bahasanya sendiri. "Kita yang menyesuaikan diri dengan mereka," katanya.
Oleh karena itu, kegiatan ini penting dan ini harus menjadi gerakan yang rutin dan disosialisasikan kepada masyarakat. "Kita tidak ingin mendengar lagi bahasa yang tidak sesuai digunakan oleh anak - anak kita di sekolah," katanya.
Bahasa dapat membentuk karakter anak dari tingkat SD, SMP, SMA dan menjadi catatan bersama, semoga dari hasil seminar ini bisa memberikan manfaat bagi Kabupaten Sumbawa Barat.
"Semoga ini bisa memberikan dampak positif bagi pembangunan di Sumbawa Barat," katanya.
Sementara itu, Kepala Kantor Bahasa Propinsi NTB Dr. Puji Retno Hardiningtyas mengatakan, kegiatan pemantauan tersebut merupakan kegiatan pembinaan terhadap lembaga yang tidak hanya dilaksanakan di Pulau Sumbawa, tetapi juga dilaksanakan kegiatan serupa di Pulau Lombok. "Kita ingin mengetahui bagaimana peran masyarakat, khususnya pemerintah dalam hal penggunaan bahasa negara di ruang publik," katanya.
Tentunya kegiatan pembinaan dan pendampingan, terhadap bagaimana peran pemerintah daerah menggunakan bahasa indonesia di ruang publik seperti penggunaan papan nama, papan petunjuk arah, nama jabatan, dan fasilitas umum lainnya.
Baca juga: 35 kata Bahasa Sasak diserap ke Bahasa Indonesia seperti "bekile" dan "begibung"
Baca juga: Kantor Bahasa NTB mengedukasi bahasa Indonesia di daerah 3T
"Ini memberikan pandangan bahwa kita semua melaksanakan upaya khususnya di Nusa Tenggara Barat. Insys Allah ke depannya akan ada penghargaan lembaga yang memang sedang menggunakan bahasa indonesia, bahasa daerah dan bahasa asing di ruang publik," katanya.