Madiun (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Madiun, Jawa Timur,  menggandeng Perum Bulog setempat untuk menekan kenaikan harga beras yang hingga kini harganya telah mencapai kisaran Rp12.500 hingga Rp13.000 per kilogram di pasaran untuk jenis medium.

Sekretaris Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro (Disperdagkop-UM) Kabupaten Madiun Agus Suyudi mengatakan koordinasi dengan Bulog Madiun dilakukan agar beras subsidi untuk pedagang tetap disalurkan sebagai upaya menurunkan harga. "Untuk beras, karena ini kebutuhan pokok, jadi kami terus berkoordinasi dengan Bulog supaya beras SPHP tidak berhenti disalurkan di pasar," ujar Agus Suyudi di Madiun, Rabu.

Tak hanya beras, hasil pantauan timnya, sejumlah bahan pokok penting di Kabupaten Madiun saat ini memang mengalami kenaikan harga. seperti komoditas cabai rawit saat ini mencapai Rp40 ribu per kilogram dan daging ayam di angka Rp35 ribu per kilogram. Ia menjelaskan kenaikan harga beras dipengaruhi oleh penurunan produksi padi pada akhir panen raya musim ini. Faktor cuaca kurang mendukung pertanian, begitu juga serangan hama. Selain itu, mahalnya harga pupuk juga mendorong harga gabah dari petani terkerek naik.

Meski harga sedang naik, pihaknya memastikan stok beras di pasaran aman. Karena itu, pihaknya meminta masyarakat tidak panik. "Hasil pantauan tim dinas, stok beras di pasaran Kabupaten Madiun tergolong aman, bahkan surplus. Memang ada kenaikan harga, namun hal itu disebabkan karena harga pembelian gabah di tingkat petani sudah tinggi," katanya.

Sesuai data, stok beras di pasaran Kabupaten Madiun saat ini mencapai 46 ribu ton, sedangkan kebutuhan beras per bulan di wilayah setempat mencapai 6.697 ton. Pihaknya menilai, dari jumlah itu, maka stok beras di pasaran mencukupi kebutuhan masyarakat hingga 3-4 bulan ke depan.

Pemimpin Cabang Perum Bulog Madiun Ferdian Darma Atmaja mengatakan penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di wilayah kerjanya masif dilakukan sebagai upaya stabilitas harga yang saat ini sedang tinggi. "Rencana dan estimasi kami mendistribusikan beras SPHP sebanyak 80 ton untuk 40 pedagang. Perinciannya, 2 ton per pedagang," kata Ferdian Darma Atmaja.

Baca juga: Bulog memastikan pusat pengeringan jagung di Dompu segera beroperasi
Baca juga: Irjen Kementan minta Bulog terus serap beras petani

Hingga saat ini, terdapat 26 pedagang di 11 pasar tradisional di wilayah Kabupaten Ngawi dan Kota/Kabupaten Madiun yang telah digelontor beras SPHP. Rata-rata pedagang menerima distribusi beras subsidi 1–2 ton. Jumlah itu diperkirakan masih bertambah sebab secara keseluruhan ada sebanyak 48 pedagang yang telah terdaftar sebagai penerima beras SPHP di wilayah kerjanya. Ferdian menambahkan Bulog masih terus mendistribusikan beras SPHP secara masif agar program subsidi tersebut mencakup masyarakat luas sehingga masyarakat memiliki kesempatan besar menerima manfaat subsidi.



 

Pewarta : Louis Rika Stevani
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024