Bandung (ANTARA) -
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung mengungkap bahwa sejauh ini berdasarkan prognosa neraca pangan tahun 2023, stok berbagai komoditas bahan pokok mampu memenuhi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun 2023. "Kalau bicara ketersediaan pangan, kami selalu cukup," kata Kepala DKPP Kota Bandung Gin Gin Ginanjar, di Bandung, Jawa Barat, Rabu.
Menurut dia, produksi beras yang tercatat mencapai 204 ribu ton per tahun, sedangkan kebutuhan untuk konsumsi masyarakat Kota Bandung sekitar 168 ribu ton per tahun. "Artinya pada komoditas beras ada kelebihan mencapai 36 ribu ton,” kata dia lagi.
Gin Gin mengatakan pada komoditas telur ayam juga tercatat ada kelebihan, karena dari produksi telur ayam sebesar 58 ribu ton, tingkat konsumsi masyarakat Kota Bandung sebanyak 56 ribu ton. "Tapi secara umum terkait bahan pokok dari mulai beras, daging, minyak goreng, dan gula semua datang ke Kota Bandung dengan jumlah yang lebih dari cukup," ujar Gin Gin.
Lebih lanjut, dia mengatakan untuk menjaga cadangan pangan, pihaknya selalu mengalokasikan beras mencapai 80 ribu ton sebagai pengaman untuk masyarakat Kota Bandung. "Paling tidak setiap tahun kami menyediakan cadangan beras itu 60 ribu ton sampai 80 ribu ton," katanya pula.
Baca juga: Usai terbakar, polisi sterilkan sekitar Pasar Sadang Serang untuk olah TKP
Baca juga: Koperasi didorong berkolaborasi demi akselerasi ekonomi
Gin Gin mengungkapkan pihaknya juga terus mengantisipasi kekurangan dengan selalu mensosialisasikan kepada masyarakat program Buruan Sehat, Alami, dan Ekonomis (SAE). Program yang memanfaatkan lahan di permukiman untuk budi daya tanaman pangan ini, ujar dia, merupakan langkah untuk ketahanan pangan. "Paling tidak kebutuhan rumah tangga sebagian warga di Kota Bandung sekarang bisa terpenuhi melalui pemanfaatan pekarangan atau lahan yang ada di sekitar permukiman," ujarnya pula.
Menurut dia, produksi beras yang tercatat mencapai 204 ribu ton per tahun, sedangkan kebutuhan untuk konsumsi masyarakat Kota Bandung sekitar 168 ribu ton per tahun. "Artinya pada komoditas beras ada kelebihan mencapai 36 ribu ton,” kata dia lagi.
Gin Gin mengatakan pada komoditas telur ayam juga tercatat ada kelebihan, karena dari produksi telur ayam sebesar 58 ribu ton, tingkat konsumsi masyarakat Kota Bandung sebanyak 56 ribu ton. "Tapi secara umum terkait bahan pokok dari mulai beras, daging, minyak goreng, dan gula semua datang ke Kota Bandung dengan jumlah yang lebih dari cukup," ujar Gin Gin.
Lebih lanjut, dia mengatakan untuk menjaga cadangan pangan, pihaknya selalu mengalokasikan beras mencapai 80 ribu ton sebagai pengaman untuk masyarakat Kota Bandung. "Paling tidak setiap tahun kami menyediakan cadangan beras itu 60 ribu ton sampai 80 ribu ton," katanya pula.
Baca juga: Usai terbakar, polisi sterilkan sekitar Pasar Sadang Serang untuk olah TKP
Baca juga: Koperasi didorong berkolaborasi demi akselerasi ekonomi
Gin Gin mengungkapkan pihaknya juga terus mengantisipasi kekurangan dengan selalu mensosialisasikan kepada masyarakat program Buruan Sehat, Alami, dan Ekonomis (SAE). Program yang memanfaatkan lahan di permukiman untuk budi daya tanaman pangan ini, ujar dia, merupakan langkah untuk ketahanan pangan. "Paling tidak kebutuhan rumah tangga sebagian warga di Kota Bandung sekarang bisa terpenuhi melalui pemanfaatan pekarangan atau lahan yang ada di sekitar permukiman," ujarnya pula.