Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkartan) Lombok Tengah melakukan rapat koordinasi dengan BPBD Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam rangka meningkatkan pengawasan untuk mencegah terjadinya kebakaran lahan pada musim kemarau 2023.

"Saat ini kasus kebakaran lahan mulai terjadi, karena musim kemarau dan banyaknya masyarakat yang melakukan pembakaran lahan untuk persiapan dalam menanam jagung," kata Kepala Damkartan Lombok Tengah, Supardan di Praya, Kamis.

Damkartan Lombok Tengah saat ini selalu siaga untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan, terutama warga yang melakukan pembakaran lahan yang saat ini mulai marak.

“Saat ini kasus pembakaran lahan mulai banyak terjadi, beberapa hari yang lalu juga terjadi di tiga titik yang ada di Desa Kuta," katanya.

Alasan masyarakat melakukan pembakaran, karena untuk menjadi lokasi penanaman jagung tapi yang  dikhawatirkan akan merembet ke perumahan dan meluas

Pihaknya tidak menafikan saat ini jumlah kasus kebakaran mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada September lalu terjadi kebakaran terjadi di 26 titik dan yang terbakar ini mulai dari gudang tembakau mendominasi. Kemudian kebakaran rumah akibat korsleting listrik hingga kasus pembakaran lahan untuk tanaman jagung.

“Masuk Oktober saja sudah ada 6 titik kebakaran dan ini tidak terlepas karena cuaca. Contohnya di Desa Barajulat beberapa waktu lalu hanya dari puntung rokok membuat lahan kering terbakar,” katanya.

Sehingga untuk mempercepat proses penanganan kasus kebakaran, dari damkartan berencana akan membuat post di empat titik mulai dari Kuta, Praya Timur, Jonggat atau Kopang dan pos yang sudah terbangun hingga saat ini ada di Desa Kuta.

"Keberadaan post ini sangat penting agar sesuai dengan target damkartan bahwa jika terjadi kebakaran maka 15 menit pihak damkartan sudah sampai lokasi," katanya.

“Yang rentan kebakaran ini memang ada di Praya Timur, Kopang dan Janapria, terutama gudang tembakau," katanya.
 

Pewarta : Akhyar Rosidi
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024