Lombok Tengah (ANTARA) - Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat stok pupuk bersubsidi cukup untuk memenuhi kebutuhan pada musim tanam akhir tahun 2023.
"Stok pupuk bersubsidi di Lombok Tengah Oktober ini masih mencapai 8 ribu ton untuk pupuk jenis urea dan NPK," kata Kepala Bidang Perkebunan pada Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, Zaenal Arifin di Praya, Selasa.
Ia mengatakan berdasarkan laporan sementara, sampai dengan akhir Oktober 2023 petani belum menebar benih atau penyemaian benih padi karena musim musim kemarau yang belum berakhir.
"Musim tanam pada musim hujan akhir 2023 ini dipastikan mundur ke November dari biasanya di bulan Oktober," katanya.
Jika penyemaian benih padi dilakukan di November, musim tanam mulai dilakukan di awal Desember 2023. Sehingga untuk proses pemupukan awal dimulai di akhir Desember dan awal Januari 2024, sehingga stok pupuk yang ada dipastikan cukup untuk memenuhi kebutuhan petani.
"Artinya stok pupuk bersubsidi untuk petani aman, karena proses pemupukan awal itu dimulai akhir Desember 2023 dan Januari 2024," katanya.
Berdasarkan usulan kebutuhan pupuk bagi petani di Lombok Tengah itu mencapai 34 ribu ton untuk pupuk urea dan 45 ribu ton untuk pupuk NPK. Namun, berapa kuota pupuk yang diberikan di 2024 itu tergantung dari pemerintah pusat.
Seperti pada 2023 jumlah yang diusulkan mencapai 34 ribu ton pupuk urea dan pupuk NPK 45 ribu ton, namun yang diberikan untuk pupuk bersubsidi jenis urea itu sebanyak 18 ribu ton dan 14 ribu ton untuk NPK.
"Kuota pupuk 2024 itu tergantung dari pemerintah pusat," katanya.
Ia mengatakan, ketersediaan pupuk bersubsidi pada musim tanam pertama di musim hujan 2023-2024 itu dipastikan aman.
"Proses pemupukan pertama itu diperkirakan berlangsung Januari 2024, karena musim tanam yang mundur," katanya.
Sementara itu, luas tanaman padi di Lombok Tengah pada musim hujan 2023 mencapai 51 ribu hektar yang tersebar di 12 Kecamatan di Lombok Tengah.
"Distributor penyaluran pupuk bersubsidi itu ada lima, sehingga penyaluran dipastikan aman dan tidak ada kelangkaan pupuk pada musim tanam pertama," katanya.
"Stok pupuk bersubsidi di Lombok Tengah Oktober ini masih mencapai 8 ribu ton untuk pupuk jenis urea dan NPK," kata Kepala Bidang Perkebunan pada Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, Zaenal Arifin di Praya, Selasa.
Ia mengatakan berdasarkan laporan sementara, sampai dengan akhir Oktober 2023 petani belum menebar benih atau penyemaian benih padi karena musim musim kemarau yang belum berakhir.
"Musim tanam pada musim hujan akhir 2023 ini dipastikan mundur ke November dari biasanya di bulan Oktober," katanya.
Jika penyemaian benih padi dilakukan di November, musim tanam mulai dilakukan di awal Desember 2023. Sehingga untuk proses pemupukan awal dimulai di akhir Desember dan awal Januari 2024, sehingga stok pupuk yang ada dipastikan cukup untuk memenuhi kebutuhan petani.
"Artinya stok pupuk bersubsidi untuk petani aman, karena proses pemupukan awal itu dimulai akhir Desember 2023 dan Januari 2024," katanya.
Berdasarkan usulan kebutuhan pupuk bagi petani di Lombok Tengah itu mencapai 34 ribu ton untuk pupuk urea dan 45 ribu ton untuk pupuk NPK. Namun, berapa kuota pupuk yang diberikan di 2024 itu tergantung dari pemerintah pusat.
Seperti pada 2023 jumlah yang diusulkan mencapai 34 ribu ton pupuk urea dan pupuk NPK 45 ribu ton, namun yang diberikan untuk pupuk bersubsidi jenis urea itu sebanyak 18 ribu ton dan 14 ribu ton untuk NPK.
"Kuota pupuk 2024 itu tergantung dari pemerintah pusat," katanya.
Ia mengatakan, ketersediaan pupuk bersubsidi pada musim tanam pertama di musim hujan 2023-2024 itu dipastikan aman.
"Proses pemupukan pertama itu diperkirakan berlangsung Januari 2024, karena musim tanam yang mundur," katanya.
Sementara itu, luas tanaman padi di Lombok Tengah pada musim hujan 2023 mencapai 51 ribu hektar yang tersebar di 12 Kecamatan di Lombok Tengah.
"Distributor penyaluran pupuk bersubsidi itu ada lima, sehingga penyaluran dipastikan aman dan tidak ada kelangkaan pupuk pada musim tanam pertama," katanya.