Jakarta (ANTARA) - Kemitraan Plastic Bank bersama SC Johnson mengklaim telah berhasil mengumpulkan 40 juta kilogram plastik daur ulang di wilayah pesisir pantai agar tidak mencemari laut atau berakhir di tempat pembuangan akhir.
 
"Pencapaian kami di Indonesia ini menjadi suatu harapan dalam upaya kita bersama untuk memerangi polusi plastik dan kemiskinan," kata Country Manager Plastic Bank Indonesia, Frederick Saman dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
 
Jumlah sampah plastik daur ulang yang berhasil dikumpulkan itu setara dengan 2 miliar botol air mineral ukuran 500 mililiter. Sejak 2019, kemitraan tersebut telah memberdayakan lebih dari 11 ribu penduduk lokal untuk mengumpulkan plastik daur ulang, melestarikan lingkungan, dan membuka jalan bagi masyarakat untuk keluar dari jurang kemiskinan.
 
Dalam setahun terakhir, kemitraan juga mensponsori lebih dari 200 pusat pengumpulan di seluruh Indonesia yang menciptakan ekosistem pengumpulan yang lebih baik dan terdata secara digital.
 
Indonesia menduduki peringkat kelima sebagai penyumbang polusi plastik di lautan Planet Bumi, sehingga sangat memerlukan berbagai dukungan untuk mengatasi masalah lingkungan tersebut. Masyarakat pesisir seringkali menjadi kelompok paling terdampak akibat polusi plastik.
 
Frederick menuturkan kemitraan Plastic Bank dan SC Johnson tidak hanya berhasil mengurangi limbah plastik dari lingkungan dan wilayah pesisir pantai, tetapi juga membuka peluang ekonomi yang berkelanjutan terkhusus bagi komunitas pengepul plastik daur ulang.
 
Sejak 2019, SC Johnson telah menggunakan plastik daur ulang yang dikumpulkan oleh Plastic Bank ke dalam produk mereka, di antaranya Windex® di Amerika Utara dan Mr. Muscle® dan Duck® di Uni Eropa. Di Brasil, kemasan Duck® dibuat dari plastik daur ulang pasca konsumen.

Baca juga: Pabrik daur ulang sampah plastik beroperasi Juni 2023
Baca juga: Mengolah sampah dari limbah bernilai ekonomi
 
"Kita perlu bergotong royong untuk menjaga kelestarian laut dan kepulauan Indonesia sambil meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui mata pencaharian yang lebih baik," pungkas Frederick.
 

 

Pewarta : Sugiharto Purnama
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024