Batam (ANTARA) - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Batam, Kepulauan Riau menyebutkan pertumbuhan ekonomi Kepri pada kuartal III ditopang oleh pertumbuhan di sektor konstruksi dan perdagangan besar.
Ketua Apindo Kota Batam Rafky Rasyid di Batam, Rabu mengatakan pertumbuhan ekonomi Kepri pada kuartal III hanya tumbuh sebesar 4,88 persen. Dengan begitu ia mengimbau kepada seluruh pelaku usaha untuk waspadai hal tersebut, karena jika dibandingkan sejak awal tahun, pertumbuhan ekonomi Kepri terus-menerus mengalami perlambatan.
"Pada kuartal I kita bisa tumbuh sebesar 6,51 persen. Kemudian melambat menjadi 5,04 persen pada kuartal II tahun 2023. Pada kuartal III tahun 2023 ini ternyata perekonomian Kepri lagi-lagi melambat," kata Rafky.
Ia menjelaskan hal tersebut harus kita waspadai, karena selama ini sektor pengolahan merupakan tulang punggung ekonomi di Provinsi Kepri. Menurutnya, sumber-sumber pertumbuhan selain sektor pengolahan juga harus digarap dengan lebih optimal, agar ketika sektor pengolahan melambat masih ada sektor lain yang bisa memberikan andil pertumbuhan yang signifikan.
"Perbaikan infrastruktur jalan, pelabuhan, air bersih, dan sarana penunjang lainnya harus disegerakan agar cepat selesai. Supaya bisa menimbulkan multiplier effect bagi aktivitas ekonomi warga Kepri," ujar dia.
Rafky juga mengimbau masyarakat agar gemar membelanjakan uangnya sehingga sektor UMKM bisa bertumbuh.
"Perlu dibuat kebijakan-kebijakan baru untuk mendorong aktivitas UMKM di Kepri ini lebih meningkat lagi," ujar dia.
Baca juga: Partisipasi investor lokal penting dalam pembangunan IKN
Baca juga: Apindo dukung penurunan prevalensi stunting nasional
Ia menyebutkan bantuan-bantuan UMKM yang tidak menimbulkan dampak pada peningkatan aktivitas UMKM di Kepri, perlu dievaluasi dan diperbaiki. Dengan demikian UMKM pun nantinya akan bisa memiliki andil untuk pertumbuhan ekonomi di Kepri.
Ketua Apindo Kota Batam Rafky Rasyid di Batam, Rabu mengatakan pertumbuhan ekonomi Kepri pada kuartal III hanya tumbuh sebesar 4,88 persen. Dengan begitu ia mengimbau kepada seluruh pelaku usaha untuk waspadai hal tersebut, karena jika dibandingkan sejak awal tahun, pertumbuhan ekonomi Kepri terus-menerus mengalami perlambatan.
"Pada kuartal I kita bisa tumbuh sebesar 6,51 persen. Kemudian melambat menjadi 5,04 persen pada kuartal II tahun 2023. Pada kuartal III tahun 2023 ini ternyata perekonomian Kepri lagi-lagi melambat," kata Rafky.
Ia menjelaskan hal tersebut harus kita waspadai, karena selama ini sektor pengolahan merupakan tulang punggung ekonomi di Provinsi Kepri. Menurutnya, sumber-sumber pertumbuhan selain sektor pengolahan juga harus digarap dengan lebih optimal, agar ketika sektor pengolahan melambat masih ada sektor lain yang bisa memberikan andil pertumbuhan yang signifikan.
"Perbaikan infrastruktur jalan, pelabuhan, air bersih, dan sarana penunjang lainnya harus disegerakan agar cepat selesai. Supaya bisa menimbulkan multiplier effect bagi aktivitas ekonomi warga Kepri," ujar dia.
Rafky juga mengimbau masyarakat agar gemar membelanjakan uangnya sehingga sektor UMKM bisa bertumbuh.
"Perlu dibuat kebijakan-kebijakan baru untuk mendorong aktivitas UMKM di Kepri ini lebih meningkat lagi," ujar dia.
Baca juga: Partisipasi investor lokal penting dalam pembangunan IKN
Baca juga: Apindo dukung penurunan prevalensi stunting nasional
Ia menyebutkan bantuan-bantuan UMKM yang tidak menimbulkan dampak pada peningkatan aktivitas UMKM di Kepri, perlu dievaluasi dan diperbaiki. Dengan demikian UMKM pun nantinya akan bisa memiliki andil untuk pertumbuhan ekonomi di Kepri.