Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Metro Lampung mentargetkan produksi padi di kota tersebut sebanyak 17.098 ton gabah kering giling (GKG) pada musim tanam (MT) tahap satu atau musim rendeng tahun ini.
Wali Kota Metro Wahdi Siradjuddin menjelaskan, dengan luasan lahan sawah di Kota Metro seluas 2.948 hektare memiliki produktivitas padi rata-rata mencapai 5,8 ton GKG per hektare.
"Rata-rata produktivitas padi di Kota Metro adalah 5,8 ton GKG per hektare, maka target produksi pada musim tanam pertama atau rendeng kali ini diprediksi sekitar 17.098 ton gabah kering giling," kata dia di Metro, Rabu.
Dikatakanya, lahan sawah seluas 2.948 hektare yang ada di kota tersebut terbagi di lima kecamatan yaitu Metro Selatan seluas 857,5 hektare, Metro Barat 527 hektare, Metro Timur 462 hektare, Metro Pusat 305,5 hektare dan Metro Utara memiliki luasan 796 hektare.
"Pemerintah setempat selalu memberikan perhatian sungguh-sungguh dalam pembangunan sektor pertanian, dan berkomitmen untuk mewujudkan kedaulatan pangan serta kesejahteraan para petani," ucapnya.
Ia meminta kepada seluruh pihak terkait agar memberikan kemudahan kepada para petani dalam mendapatkan sarana produksi dan mengurangi biaya produksi dengan saling berkoordinasi, memberikan bimbingan serta pengawalan menyediakan subsidi benih, pupuk bersubsidi, alat dan mesin pertanian.
"Kemudian juga perlu melakukan rehabilitasi sarana dan prasarana seperti saluran tersier, serta pembiayaan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga yang rendah yaitu sebesar lima persen per tahun. Ini perlu dilakukan agar memberikan harga yang sesuai terhadap hasil produksi para petani, sesuai dengan patokan harga pasar yang wajar," ucapnya.
Dia melanjutkan dengan adanya fenomena iklim El Nino sehingga petani diharapkan untuk memanfaatkan irigasi sesuai dengan jadwal. Dengan melakukan percepatan tanam yang diawali dengan pelaksanaan semai lebih awal. Sehingga setelah lahan selesai diolah dapat segera melakukan penanaman.
"Kami optimis pada musim tanam pertama ini Kota Metro bisa menghasilkan padi berkualitas dengan produksi yang banyak pula," tambahnya.
Tanggapan selanjutnya dikatakan oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Metro Herry Wiratno. Dia menyampaikan, mengenai kesiapan yang dilakukan pada musim tanam pertama ini diharapkan dapat memberikan hasil yang maksimal baik dari pengolahan lahan, ketersediaan pupuk dan air bagi para petani.
Baca juga: Penjabat Gubernur Kaltim mengajak organisasi masyarakat kembangkan pertanian
Baca juga: Pemerintah Merangin Jambi memberi alat dan benih pertanian bagi kelompok tani
“Ini merupakan tutup tanam untuk di Kota Metro, karena sebagian besar persawahan sudah selesai tanam semua. Terlebih untuk di wilayah Mulyosari ini ada sekitar 24 hektare yang semuanya sudah baik. Meski terdapat beberapa kendala pada musim tanam pertama yaitu diantaranya keterlambatan tutup tanam yang mengakibatkan keterlambatan panen di musim ke depan tapi kami optimis ini hasilnya baik,” jelasnya.
Selain itu pihaknya pun telah menyiapkan ketersediaan pupuk bagi para petani hingga 2024 mendatang, sehingga para petani dapat dipastikan tidak perlu khawatir sebab telah tersedia di e-RDKK.
Wali Kota Metro Wahdi Siradjuddin menjelaskan, dengan luasan lahan sawah di Kota Metro seluas 2.948 hektare memiliki produktivitas padi rata-rata mencapai 5,8 ton GKG per hektare.
"Rata-rata produktivitas padi di Kota Metro adalah 5,8 ton GKG per hektare, maka target produksi pada musim tanam pertama atau rendeng kali ini diprediksi sekitar 17.098 ton gabah kering giling," kata dia di Metro, Rabu.
Dikatakanya, lahan sawah seluas 2.948 hektare yang ada di kota tersebut terbagi di lima kecamatan yaitu Metro Selatan seluas 857,5 hektare, Metro Barat 527 hektare, Metro Timur 462 hektare, Metro Pusat 305,5 hektare dan Metro Utara memiliki luasan 796 hektare.
"Pemerintah setempat selalu memberikan perhatian sungguh-sungguh dalam pembangunan sektor pertanian, dan berkomitmen untuk mewujudkan kedaulatan pangan serta kesejahteraan para petani," ucapnya.
Ia meminta kepada seluruh pihak terkait agar memberikan kemudahan kepada para petani dalam mendapatkan sarana produksi dan mengurangi biaya produksi dengan saling berkoordinasi, memberikan bimbingan serta pengawalan menyediakan subsidi benih, pupuk bersubsidi, alat dan mesin pertanian.
"Kemudian juga perlu melakukan rehabilitasi sarana dan prasarana seperti saluran tersier, serta pembiayaan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga yang rendah yaitu sebesar lima persen per tahun. Ini perlu dilakukan agar memberikan harga yang sesuai terhadap hasil produksi para petani, sesuai dengan patokan harga pasar yang wajar," ucapnya.
Dia melanjutkan dengan adanya fenomena iklim El Nino sehingga petani diharapkan untuk memanfaatkan irigasi sesuai dengan jadwal. Dengan melakukan percepatan tanam yang diawali dengan pelaksanaan semai lebih awal. Sehingga setelah lahan selesai diolah dapat segera melakukan penanaman.
"Kami optimis pada musim tanam pertama ini Kota Metro bisa menghasilkan padi berkualitas dengan produksi yang banyak pula," tambahnya.
Tanggapan selanjutnya dikatakan oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Metro Herry Wiratno. Dia menyampaikan, mengenai kesiapan yang dilakukan pada musim tanam pertama ini diharapkan dapat memberikan hasil yang maksimal baik dari pengolahan lahan, ketersediaan pupuk dan air bagi para petani.
Baca juga: Penjabat Gubernur Kaltim mengajak organisasi masyarakat kembangkan pertanian
Baca juga: Pemerintah Merangin Jambi memberi alat dan benih pertanian bagi kelompok tani
“Ini merupakan tutup tanam untuk di Kota Metro, karena sebagian besar persawahan sudah selesai tanam semua. Terlebih untuk di wilayah Mulyosari ini ada sekitar 24 hektare yang semuanya sudah baik. Meski terdapat beberapa kendala pada musim tanam pertama yaitu diantaranya keterlambatan tutup tanam yang mengakibatkan keterlambatan panen di musim ke depan tapi kami optimis ini hasilnya baik,” jelasnya.
Selain itu pihaknya pun telah menyiapkan ketersediaan pupuk bagi para petani hingga 2024 mendatang, sehingga para petani dapat dipastikan tidak perlu khawatir sebab telah tersedia di e-RDKK.