Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud Hasto Kristiyanto menekankan bicara pertahanan bangsa tidak selalu soal alat utama sistem senjata (alutsista) TNI.
“Membicarakan pertahanan tidak hanya soal alat utama alutsista. Tetapi tak kalah penting juga adalah kekuatan ekonomi, terlebih kekuatan pertahanan kolektif,” kata Hasto di Jakarta, Minggu.
Menanggapi soal alutsista, Hasto menyoroti prestasi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang dinilai belum mampu melakukan diplomasi dengan negara lain. Pembicaraan yang paling banyak dibahas hanya sebatas alutsista dan tidak terintegrasi.
Ia mengaku sering mendapat keluhan dari Kementerian Luar Negeri yang mengatakan calon presiden dengan nomor urut dua itu bersikap berbeda dengan sikap resmi kementerian saat berdiskusi dengan perwakilan luar.
“Kalau kita lihat Pak Prabowo sebagai Menteri Pertahanan apa prestasi beliau, rakyat akhirnya kan mencatat. Sehingga diperlukan pemimpin yang membangun kekuatan kolektif kita dan punya kesadaran geopolitik,” kata Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan itu.
Dari kekurangan tersebut, Hasto mengatakan sosok Ganjar Pranowo berupaya untuk mengatasi permasalahan itu. Lahir dari sekolah partai, membuat mantan gubernur Jawa Tengah itu dapat memahami aspek-aspek geopolitik dengan baik.
Menurut dia, di bawah kepemimpinan Ganjar Indonesia tidak hanya kuat dari sisi diplomasi internasional, pertahanan, tetapi juga ekonomi dan penguasaan teknologinya yang kuat.
“Diferensiasi Pak Ganjar sangat jelas. Yang satu membangun dengan kekuatan nasional atas dasar kepentingan rakyat, yang satu atas dasar jangka pendek,” katanya.
Dia mengatakan pemikiran Ganjar merupakan hasil sintesa pemikiran sejumlah pendiri bangsa seperti Bung Karno, Bung Hatta dan KH Agus Salim.
Baca juga: TPN klaim Ganjar kuasai debat secara substansi
Baca juga: Capres Prabowo kecewa atas narasi dua capres lainnya
Contohnya berupa blusukan dan tinggal di rumah rakyat, Ganjar mampu mengangkat konsepsi yang membumi bahwa pertahanan dan keamanan akan semakin kuat apabila kesejahteraan ‘wong cilik’ diprioritaskan, keadilan hukum dikedepankan, dan rakyat dibangun semangatnya guna membangun kepemimpinan Indonesia bagi dunia.
“Konsepsi Pak Ganjar berbasis kekuatan kolektif rakyat dan daya unggul kaum muda Indonesia sebagai kekuatan progresif untuk membangun kekuatan pertahanan negara yang disegani di dalam mewujudkan perdamaian dunia,” ujarnya.