Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan sekitar 80 persen calon haji 2024 sudah selesai melaksanakan pemeriksaan kesehatan di 11 puskesmas se-Kota Mataram.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr H Emirald Isfihan di Mataram, Senin, mengatakan bahwa dari sebanyak 630 calon haji Mataram yang akan diberangkatkan tahun 2024 ini, sekitar 80 persen sudah melakukan pemeriksaan kesehatan di puskesmas.
"Sisanya, tergantung kesiapan calon haji untuk datang ke puskesmas dan kami terus ingatkan agar segera melaksanakan tahapan kesehatan haji," katanya.
Menurut dia, setelah melakukan pemeriksaan kesehatan haji di tingkat puskesmas, pada Senin ini sebagian jamaah calon haji mulai melaksanakan tahapan pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram.
Pemeriksaan kesehatan di RSUD untuk melakukan pemeriksaan radiologi dan pemeriksaan lainnya, karena mulai tahun ini semua calon haji harus melaksanakan tes kesehatan haji secara menyeluruh di tingkat rumah sakit.
Jika tahun-tahun sebelumnya, kata dia, calon haji yang melakukan pemeriksaan ke rumah sakit hanya yang terindikasi risiko tinggi berdasarkan hasil pemeriksaan di puskesmas.
"Namun, mulai tahun ini semua calon haji harus lanjut cek kesehatan ke rumah sakit," katanya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan di puskesmas, kata dia, kondisi jamaah calon haji rata-rata sehat, dan jika ada temuan risiko tinggi masih ada waktu untuk memberikan layanan agar mereka bisa sehat saat tiba waktu berangkat ke Tanah Suci.
Ia mengatakan calon haji dengan risiko tinggi bukan berarti tidak bisa berangkat, tetapi akan menjadi bahan untuk pendampingan termasuk untuk tenaga kesehatan yang akan mendampingi hingga di Tanah Suci.
"Beberapa jenis penyakit calon haji yang masuk kategori risiko tinggi antara lain darah tinggi, jantung, riwayat stroke, kencing masing, dan ginjal," katanya.
Terkait dengan itu, kegiatan pemeriksaan kesehatan haji ini prioritas dilaksanakan jauh-jauh hari sebelum jamaah berangkat agar petugas bisa melakukan pemetaan terhadap jamaah kategori risiko tinggi, sedang, dan ringan. Petugas kesehatan akan melakukan pemantauan rutin jika jamaah risiko tinggi harus rajin cek tekanan darah maka harus dilakukan setiap hari.
"Begitu juga, kalau ada jamaah yang harus rutin konsumsi obat-obatan juga harus selalu diingatkan guna menghindari hal-hal yang tidak dinginkan terhadap kesehatan jamaah," katanya.
Oleh karena itu, Dinkes Kota Mataram juga akan melakukan tes kebugaran calon haji untuk melihat kesehatan fisik calon haji yang hasilnya kemudian dimasukkan dalam aplikasi kesehatan haji bekerja sama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).
Hal itu sebagai acuan untuk para petugas haji dalam pendampingan jamaah sebab pemeriksaan kesehatan jamaah calon haji ini akan terus berlanjut sampai ada penentuan Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI).
Baca juga: Dinkes Mataram NTB sudah siapkan vaksin meningitis bagi calon haji
Baca juga: Kemenag menyiapkan keberangkatan calon haji Manggarai Barat
Setelah ada TKHI, data-data kondisi kesehatan haji yang ada di Dinkes Mataram akan diserahterimakan sebagai acuan saat pendampingan dan pembimbingan jamaah haji.
"Semoga melalui upaya ini, kita bisa mencapai target nol kematian bagi jamaah haji Kota Mataram," katanya.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr H Emirald Isfihan di Mataram, Senin, mengatakan bahwa dari sebanyak 630 calon haji Mataram yang akan diberangkatkan tahun 2024 ini, sekitar 80 persen sudah melakukan pemeriksaan kesehatan di puskesmas.
"Sisanya, tergantung kesiapan calon haji untuk datang ke puskesmas dan kami terus ingatkan agar segera melaksanakan tahapan kesehatan haji," katanya.
Menurut dia, setelah melakukan pemeriksaan kesehatan haji di tingkat puskesmas, pada Senin ini sebagian jamaah calon haji mulai melaksanakan tahapan pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram.
Pemeriksaan kesehatan di RSUD untuk melakukan pemeriksaan radiologi dan pemeriksaan lainnya, karena mulai tahun ini semua calon haji harus melaksanakan tes kesehatan haji secara menyeluruh di tingkat rumah sakit.
Jika tahun-tahun sebelumnya, kata dia, calon haji yang melakukan pemeriksaan ke rumah sakit hanya yang terindikasi risiko tinggi berdasarkan hasil pemeriksaan di puskesmas.
"Namun, mulai tahun ini semua calon haji harus lanjut cek kesehatan ke rumah sakit," katanya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan di puskesmas, kata dia, kondisi jamaah calon haji rata-rata sehat, dan jika ada temuan risiko tinggi masih ada waktu untuk memberikan layanan agar mereka bisa sehat saat tiba waktu berangkat ke Tanah Suci.
Ia mengatakan calon haji dengan risiko tinggi bukan berarti tidak bisa berangkat, tetapi akan menjadi bahan untuk pendampingan termasuk untuk tenaga kesehatan yang akan mendampingi hingga di Tanah Suci.
"Beberapa jenis penyakit calon haji yang masuk kategori risiko tinggi antara lain darah tinggi, jantung, riwayat stroke, kencing masing, dan ginjal," katanya.
Terkait dengan itu, kegiatan pemeriksaan kesehatan haji ini prioritas dilaksanakan jauh-jauh hari sebelum jamaah berangkat agar petugas bisa melakukan pemetaan terhadap jamaah kategori risiko tinggi, sedang, dan ringan. Petugas kesehatan akan melakukan pemantauan rutin jika jamaah risiko tinggi harus rajin cek tekanan darah maka harus dilakukan setiap hari.
"Begitu juga, kalau ada jamaah yang harus rutin konsumsi obat-obatan juga harus selalu diingatkan guna menghindari hal-hal yang tidak dinginkan terhadap kesehatan jamaah," katanya.
Oleh karena itu, Dinkes Kota Mataram juga akan melakukan tes kebugaran calon haji untuk melihat kesehatan fisik calon haji yang hasilnya kemudian dimasukkan dalam aplikasi kesehatan haji bekerja sama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).
Hal itu sebagai acuan untuk para petugas haji dalam pendampingan jamaah sebab pemeriksaan kesehatan jamaah calon haji ini akan terus berlanjut sampai ada penentuan Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI).
Baca juga: Dinkes Mataram NTB sudah siapkan vaksin meningitis bagi calon haji
Baca juga: Kemenag menyiapkan keberangkatan calon haji Manggarai Barat
Setelah ada TKHI, data-data kondisi kesehatan haji yang ada di Dinkes Mataram akan diserahterimakan sebagai acuan saat pendampingan dan pembimbingan jamaah haji.
"Semoga melalui upaya ini, kita bisa mencapai target nol kematian bagi jamaah haji Kota Mataram," katanya.