Mataram (ANTARA) - PT Air Minum Giri Menang (Perseroda) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan pada tahun 2024 Kota Mataram mendapatkan program Inpres sambungan air bersih gratis untuk sekitar 1.500 Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
"Untuk program Inpres, kita hanya menyiapkan data saja. Sementara untuk usulan dilakukan oleh Dinas PUPR dan pelaksanaan oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW)," kata Direktur Utama PT Air Minum Giri Menang (Perseroda) Lalu Ahmad Zaini di Mataram, Jumat.
Menurutnya, program Inpres sambungan air bersih kepada MBR ini hampir sama dengan program hibah sambungan gratis air bersih yang sudah dilaksanakan beberapa tahun terakhir ini.
Bedanya, kata dia, program hibah air bersih tahun-tahun sebelumnya sepenuhnya dikerjakan langsung oleh PTAM, mulai dari pendataan, tender, pemasangan, hingga pengawasan. "Kalau sekarang kami hanya tugas mendata, sementara untuk tender dan pelaksanaan ada di BPPW," katanya.
Untuk penetapan penerima program sambungan air bersih gratis, pihaknya hanya mengusulkan calon penerima dengan nama dan alamat. Sementara verifikasi dan realisasi dari Kementerian PUPR sebagai pelaksana.
"Program ini sekaligus untuk meningkatkan cakupan penggunaan air bersih di Kota Mataram," katanya.
Berdasarkan data yang ada, katanya, cakupan penggunaan air bersih di Kota Mataram mencapai sekitar 65 persen dengan jumlah pelanggan sekitar 86 ribu dari sekitar 150 ribu total pelanggan, termasuk Kabupaten Lombok Barat.
"Harapannya dengan adanya program hibah sambungan gratis ini bisa mendukung program pemerintah 100 persen penyediaan air bersih," katanya.
Hanya saja, tambah Zaini, target cakupan 100 persen air bersih di Kota Mataram hingga saat ini belum tercapai karena kendala urbanisasi.
Baca juga: Pemkot NTB meluncurkan program instalasi air bersih untuk warga
Baca juga: Kebutuhan dasar jadi prioritas Program Kukar Idaman
"Laju tambahan penyediaan air bersih sama dengan laju pertumbuhan urbanisasi di Kota Mataram, sehingga target itu belum bisa tercapai," katanya.
Dalam pelaksanaan program sambungan air bersih gratis, lanjutnya, MBR menerima jaringan air bersih dengan meteran dan satu titik keran air. Jika jaringan air bersih dipasang oleh masyarakat umum maka dikenakan biaya sekitar Rp1,7 juta.
"Dengan program itu masyarakat gratis pemasangan saja. Sedangkan untuk tagihan setiap bulan, tetap harus dibayar oleh sasaran penerima sesuai penggunaan," katanya.
"Untuk program Inpres, kita hanya menyiapkan data saja. Sementara untuk usulan dilakukan oleh Dinas PUPR dan pelaksanaan oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW)," kata Direktur Utama PT Air Minum Giri Menang (Perseroda) Lalu Ahmad Zaini di Mataram, Jumat.
Menurutnya, program Inpres sambungan air bersih kepada MBR ini hampir sama dengan program hibah sambungan gratis air bersih yang sudah dilaksanakan beberapa tahun terakhir ini.
Bedanya, kata dia, program hibah air bersih tahun-tahun sebelumnya sepenuhnya dikerjakan langsung oleh PTAM, mulai dari pendataan, tender, pemasangan, hingga pengawasan. "Kalau sekarang kami hanya tugas mendata, sementara untuk tender dan pelaksanaan ada di BPPW," katanya.
Untuk penetapan penerima program sambungan air bersih gratis, pihaknya hanya mengusulkan calon penerima dengan nama dan alamat. Sementara verifikasi dan realisasi dari Kementerian PUPR sebagai pelaksana.
"Program ini sekaligus untuk meningkatkan cakupan penggunaan air bersih di Kota Mataram," katanya.
Berdasarkan data yang ada, katanya, cakupan penggunaan air bersih di Kota Mataram mencapai sekitar 65 persen dengan jumlah pelanggan sekitar 86 ribu dari sekitar 150 ribu total pelanggan, termasuk Kabupaten Lombok Barat.
"Harapannya dengan adanya program hibah sambungan gratis ini bisa mendukung program pemerintah 100 persen penyediaan air bersih," katanya.
Hanya saja, tambah Zaini, target cakupan 100 persen air bersih di Kota Mataram hingga saat ini belum tercapai karena kendala urbanisasi.
Baca juga: Pemkot NTB meluncurkan program instalasi air bersih untuk warga
Baca juga: Kebutuhan dasar jadi prioritas Program Kukar Idaman
"Laju tambahan penyediaan air bersih sama dengan laju pertumbuhan urbanisasi di Kota Mataram, sehingga target itu belum bisa tercapai," katanya.
Dalam pelaksanaan program sambungan air bersih gratis, lanjutnya, MBR menerima jaringan air bersih dengan meteran dan satu titik keran air. Jika jaringan air bersih dipasang oleh masyarakat umum maka dikenakan biaya sekitar Rp1,7 juta.
"Dengan program itu masyarakat gratis pemasangan saja. Sedangkan untuk tagihan setiap bulan, tetap harus dibayar oleh sasaran penerima sesuai penggunaan," katanya.