Mataram (ANTARA) - PT PLN (Persero) berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk mewujudkan program-program yang ramah lingkungan dan berkomitmen mencapai net zero emission (NZE) atau nol emisi karbon.
Kolaborasi ditandai dengan penandatanganan kesepakatan bersama antara PLN dan Pemprov NTB pada 27 Desember 2022 silam terkait pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dengan menggunakan biomassa untuk pengganti batubara (Co-Firing) di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Usai sukses pada uji coba pertama menggunakan 100 persen biomassa yang seluruhnya berasal dari bonggol jagung pada 30 Oktober 2022 silam, PLN NTB kembali mengadakan uji coba kedua menggunakan 100 persen biomassa dengan komposisi yang lebih beragam di PLTU Taliwang pada 5 sampai 6 Februari 2024.
Hasilnya, pemantauan penggunaan 100% biomassa tersebut, didapatkan hasil yang cukup menggembirakan. Performance test dengan total beroperasi selama 16 jam dan pemberian beban sebesar 6 MW, sukses berjalan tanpa ada kendala derating atau penurunan daya mampu pembangkit.
Bahan baku utama biomassa ini adalah serbuk kayu, bonggol jagung dan arang kayu yang di campurkan dengan bottom ash yang dihasilkan oleh PLTU Sumbawa, dengan komposisi serbuk kayu (saw dust) mendominasi sekitar 80 persen dan disusul bonggol jagung 10 persen, selebihnya dipenuhi dari komposisi arang.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) NTB, H. Sahdan, mengutarakan kegembiraannya. Dia optimis konsep green energy ini akan berdampak positif bagi kemajuan provinsi NTB dan dalam waktu yang tak terlalu lama, banyak pihak yang akan tertarik untuk berpartisipasi dalam membangun green energy.
"Kalau kita berbicara co-firing, apalagi ini sudah meningkat 100%, karena kita saat ini sedang gencar-gencarnya untuk fokus pada transisi energi atau green energy, saya kira dengan keberhasilan co-firing 100 persen di PLTU Sumbawa, saya sangat bangga dan sangat senang karena dengan di uji coba ternyata sudah punya keandalan luar biasa dengan beban 6 MW ternyata bisa dipikul dengan co-firing yang dilaksanakan," ujarnya.
"Saya kira ini adalah kabar baik bagi masyarakat di Nusa Tenggara Barat. NTB sudah mulai berusaha mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, kita sudah mulai dengan green energy. Saya kira ini adalah sisi baik yang perlu kita terus tingkatkan, bahkan harapan kita kedepan, semua pembangkit listrik kita di NTB ini betul-betul bertransisi agar di tahun 2050 besok kita sudah bisa net zero emission”, pungkasnya.
General Manager PLN UIW NTB, Sudjarwo menjelaskan bahwa PLN berkomitmen untuk terus mewujudkan NZE tahun 2050 di provinsi Nusa Tenggara Barat. Uji coba co-firing 100 persen menggunakan biomassa penting dilakukan untuk mengetahui komposisi campuran biomassa yang tepat.
Komposisi biomassa yang paling optimal inilah yang nantinya akan digunakan sebagai standar penggunaan co-firing biomassa.
"Setiap lokasi pembangkit memiliki sumberdaya alam yang berbeda, sehingga komposisi co-firing biomassa di tiap lokasi PLTU tentunya akan berbeda mengikuti sumberdaya alam yang tersedia di daerah tersebut. Dalam hal ini, PLN membuka peluang kerja sama dengan semua pihak," ujarnya.
"Implementasi co-firing akan memberikan dampak terhadap penurunan emisi karbon. Tak hanya itu, juga akan berdampak pada pergerakan ekonomi masyarakat karena akan melibatkan banyak masyarakat dalam proses implementasinya," ucap Sudjarwo.
Dalam mempersiapkan kegiatan uji coba menggunakan biomassa ini telah dipersiapkan PLN dari sejak beberapa waktu yang lalu, mulai dari penyediaan bahan dan pembuatan briket biomassa yang memerlukan waktu.
Baca juga: PLN NTB salurkan bantuan pembangunan TK IT dan Rumah Baca memanfaatkan FABA
Baca juga: PLTU Timor-1 Unit #2 siap perkuat sistem kelistrikan Pulau Timor dan siaga Nataru 2023
"Kami berterima kasih terhadap seluruh pihak yang terlibat sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana yang telah dibuat," katanya.
Kolaborasi ditandai dengan penandatanganan kesepakatan bersama antara PLN dan Pemprov NTB pada 27 Desember 2022 silam terkait pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dengan menggunakan biomassa untuk pengganti batubara (Co-Firing) di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Usai sukses pada uji coba pertama menggunakan 100 persen biomassa yang seluruhnya berasal dari bonggol jagung pada 30 Oktober 2022 silam, PLN NTB kembali mengadakan uji coba kedua menggunakan 100 persen biomassa dengan komposisi yang lebih beragam di PLTU Taliwang pada 5 sampai 6 Februari 2024.
Hasilnya, pemantauan penggunaan 100% biomassa tersebut, didapatkan hasil yang cukup menggembirakan. Performance test dengan total beroperasi selama 16 jam dan pemberian beban sebesar 6 MW, sukses berjalan tanpa ada kendala derating atau penurunan daya mampu pembangkit.
Bahan baku utama biomassa ini adalah serbuk kayu, bonggol jagung dan arang kayu yang di campurkan dengan bottom ash yang dihasilkan oleh PLTU Sumbawa, dengan komposisi serbuk kayu (saw dust) mendominasi sekitar 80 persen dan disusul bonggol jagung 10 persen, selebihnya dipenuhi dari komposisi arang.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) NTB, H. Sahdan, mengutarakan kegembiraannya. Dia optimis konsep green energy ini akan berdampak positif bagi kemajuan provinsi NTB dan dalam waktu yang tak terlalu lama, banyak pihak yang akan tertarik untuk berpartisipasi dalam membangun green energy.
"Kalau kita berbicara co-firing, apalagi ini sudah meningkat 100%, karena kita saat ini sedang gencar-gencarnya untuk fokus pada transisi energi atau green energy, saya kira dengan keberhasilan co-firing 100 persen di PLTU Sumbawa, saya sangat bangga dan sangat senang karena dengan di uji coba ternyata sudah punya keandalan luar biasa dengan beban 6 MW ternyata bisa dipikul dengan co-firing yang dilaksanakan," ujarnya.
"Saya kira ini adalah kabar baik bagi masyarakat di Nusa Tenggara Barat. NTB sudah mulai berusaha mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, kita sudah mulai dengan green energy. Saya kira ini adalah sisi baik yang perlu kita terus tingkatkan, bahkan harapan kita kedepan, semua pembangkit listrik kita di NTB ini betul-betul bertransisi agar di tahun 2050 besok kita sudah bisa net zero emission”, pungkasnya.
General Manager PLN UIW NTB, Sudjarwo menjelaskan bahwa PLN berkomitmen untuk terus mewujudkan NZE tahun 2050 di provinsi Nusa Tenggara Barat. Uji coba co-firing 100 persen menggunakan biomassa penting dilakukan untuk mengetahui komposisi campuran biomassa yang tepat.
Komposisi biomassa yang paling optimal inilah yang nantinya akan digunakan sebagai standar penggunaan co-firing biomassa.
"Setiap lokasi pembangkit memiliki sumberdaya alam yang berbeda, sehingga komposisi co-firing biomassa di tiap lokasi PLTU tentunya akan berbeda mengikuti sumberdaya alam yang tersedia di daerah tersebut. Dalam hal ini, PLN membuka peluang kerja sama dengan semua pihak," ujarnya.
"Implementasi co-firing akan memberikan dampak terhadap penurunan emisi karbon. Tak hanya itu, juga akan berdampak pada pergerakan ekonomi masyarakat karena akan melibatkan banyak masyarakat dalam proses implementasinya," ucap Sudjarwo.
Dalam mempersiapkan kegiatan uji coba menggunakan biomassa ini telah dipersiapkan PLN dari sejak beberapa waktu yang lalu, mulai dari penyediaan bahan dan pembuatan briket biomassa yang memerlukan waktu.
Baca juga: PLN NTB salurkan bantuan pembangunan TK IT dan Rumah Baca memanfaatkan FABA
Baca juga: PLTU Timor-1 Unit #2 siap perkuat sistem kelistrikan Pulau Timor dan siaga Nataru 2023
"Kami berterima kasih terhadap seluruh pihak yang terlibat sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana yang telah dibuat," katanya.