Mataram (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, meminta kepala sekolah dan guru agar melakukan pengawasan lebih maksimal terhadap siswa selama cuaca ekstrem.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram Yusuf Zaini di Mataram, Kamis, mengatakan, hari pertama masuk sekolah setelah libur Nyepi 1946 dan awal Ramadhan 1445 Hijriah disambut dengan cuaca ekstrem.
"Karena itu, selama di sekolah, anak-anak harus dipantau lebih maksimal," katanya.
Hal tersebut disampaikan menyikapi kondisi cuaca ekstrem berupa hujan deras dan angin kencang yang terjadi di Kota Mataram dalam beberapa hari terakhir.
Baca juga: Waspada!! Puluhan pohon tumbang akibat cuaca ekstrem di Mataram
Terkait dengan itu, seluruh kepala sekolah, guru, dan staf di lingkungan sekolah harus lebih maksimal menjaga iklim kondusif di sekolah demi keselamatan seluruh siswa termasuk sivitas akademik di sekolah.
"Itu sesuai dengan kondisi perkembangan cuaca ekstrem yang terjadi saat ini dan arahan Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana," katanya.
Karena itu, lanjutnya, ketika jam istirahat di sekolah, para siswa harus dipastikan tidak ada yang bermain di tempat-tempat yang berpotensi berbahaya seperti di bawah pohon dan lain-lain.
Baca juga: Pemkot Mataram imbau masyarakat waspadai cuaca ekstrem
Selain itu, siswa harus tetap berada di dalam kelas dengan didampingi guru setiap saat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Tidak boleh ada kelas tanpa orang dewasa (guru) dari awal sampai akhir pelajaran," katanya.
Baca juga: Waspada!! Empat warga tertimpa pohon tumbang di Mataram
Yusuf mengatakan, permintaan sekaligus imbauan tersebut sudah disebar ke semua kepala sekolah baik tingkat SD maupun SMP se-Kota Mataram sebagai langkah antisipasi berbagai potensi bencana akibat cuaca ekstrem.
"Setelah di rumah, orang tua juga kita minta agar memantau anak-anak agar tidak keluar rumah. Kalau tidak ada kepentingan, anak-anak sebaiknya tetap di dalam ruangan," katanya.
Data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram menyebutkan, akibat cuaca ekstrem sampai saat ini tercatat sebanyak 23 pohon tumbang tersebar di sejumlah titik di enam kecamatan se-Kota Mataram.
Baca juga: Antisipasi cuaca ekstrem, Perantingan pohon di jalan protokol Mataram jadi prioritas
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram Yusuf Zaini di Mataram, Kamis, mengatakan, hari pertama masuk sekolah setelah libur Nyepi 1946 dan awal Ramadhan 1445 Hijriah disambut dengan cuaca ekstrem.
"Karena itu, selama di sekolah, anak-anak harus dipantau lebih maksimal," katanya.
Hal tersebut disampaikan menyikapi kondisi cuaca ekstrem berupa hujan deras dan angin kencang yang terjadi di Kota Mataram dalam beberapa hari terakhir.
Baca juga: Waspada!! Puluhan pohon tumbang akibat cuaca ekstrem di Mataram
Terkait dengan itu, seluruh kepala sekolah, guru, dan staf di lingkungan sekolah harus lebih maksimal menjaga iklim kondusif di sekolah demi keselamatan seluruh siswa termasuk sivitas akademik di sekolah.
"Itu sesuai dengan kondisi perkembangan cuaca ekstrem yang terjadi saat ini dan arahan Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana," katanya.
Karena itu, lanjutnya, ketika jam istirahat di sekolah, para siswa harus dipastikan tidak ada yang bermain di tempat-tempat yang berpotensi berbahaya seperti di bawah pohon dan lain-lain.
Baca juga: Pemkot Mataram imbau masyarakat waspadai cuaca ekstrem
Selain itu, siswa harus tetap berada di dalam kelas dengan didampingi guru setiap saat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Tidak boleh ada kelas tanpa orang dewasa (guru) dari awal sampai akhir pelajaran," katanya.
Baca juga: Waspada!! Empat warga tertimpa pohon tumbang di Mataram
Yusuf mengatakan, permintaan sekaligus imbauan tersebut sudah disebar ke semua kepala sekolah baik tingkat SD maupun SMP se-Kota Mataram sebagai langkah antisipasi berbagai potensi bencana akibat cuaca ekstrem.
"Setelah di rumah, orang tua juga kita minta agar memantau anak-anak agar tidak keluar rumah. Kalau tidak ada kepentingan, anak-anak sebaiknya tetap di dalam ruangan," katanya.
Data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram menyebutkan, akibat cuaca ekstrem sampai saat ini tercatat sebanyak 23 pohon tumbang tersebar di sejumlah titik di enam kecamatan se-Kota Mataram.
Baca juga: Antisipasi cuaca ekstrem, Perantingan pohon di jalan protokol Mataram jadi prioritas