Pekanbaru, (ANTARA) - Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah (Ditreskrimsus Polda) Riau hingga kini masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui pelaku atau dalang di balik kematian seekor gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) binaan Balai Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN).
"Sampai kini masih dalam proses penyelidikan," kata Kasubdit IV Tipidter Ditreskrimsus Polda Riau Kompol Nasrudin saat dikonfirmasi di Pekanbaru, Selasa.
Baca juga: Satu ekor Gajah Sumatera terbunuh di Mukomuko
Gajah jantan malang bernama Rahman itu pertama kali ditemukan sang Mahout (pawang gajah) dalam kondisi tergeletak lemas dan gading sebelah kiri sudah terpotong dan hilang, pada Rabu (10/1). Diduga kuat, gajah Rahman diracuni sebelum akhirnya gading sebelah kiri dipotong.
Sejauh ini, kata Nasrudin, sudah ada 12 orang yang dimintai keterangan terkait perkara ini. Selain itu, diketahui pula dalam proses penyelidikan aparat kepolisian turut menurunkan anjing pelacak ke lokasi kejadian perkara (TKP).
Baca juga: Komnas HAM sebut tiga dugaan pelanggaran dalam konflik manusia dan gajah
Kanit Tipidter Ditreskrimsus Polda Riau Iptu Joko Sutrisno mengatakan anjing pelacak digunakan untuk metode pencarian barang bukti di tempat kejadian perkara dan sekitarnya.
"Kami masih pendalaman penyelidikan secara intensif dan scientific crime investigation. Mohon doanya," ujar Joko.
Sementara itu, Komunitas For Gajah Rahman mendesak Polda Riau untuk menuntaskan penyelidikan yang sudah dua bulan berlalu. Juru Bicara Komunitas For Gajah Rahman Fitriani Dwi Kurniasari mengatakan publik perlu mengetahui perkembangan terkini terkait perkembangan kasus tewasnya gajah Rahman.
Menurut Fitriani, dari informasi yang telah digali oleh pengelola Taman Nasional Tesso Nilo, semua bukti dan kesaksian terkait tewasnya gajah tersebut telah dikirimkan ke Ditreskrimsus Polda Riau, sehingga pihaknya hanya menunggu hasilnya.
Baca juga: SKK Migas dan PHR komitmen menjaga kelestarian satwa Gajah Sumatera
"Sampai kini masih dalam proses penyelidikan," kata Kasubdit IV Tipidter Ditreskrimsus Polda Riau Kompol Nasrudin saat dikonfirmasi di Pekanbaru, Selasa.
Baca juga: Satu ekor Gajah Sumatera terbunuh di Mukomuko
Gajah jantan malang bernama Rahman itu pertama kali ditemukan sang Mahout (pawang gajah) dalam kondisi tergeletak lemas dan gading sebelah kiri sudah terpotong dan hilang, pada Rabu (10/1). Diduga kuat, gajah Rahman diracuni sebelum akhirnya gading sebelah kiri dipotong.
Sejauh ini, kata Nasrudin, sudah ada 12 orang yang dimintai keterangan terkait perkara ini. Selain itu, diketahui pula dalam proses penyelidikan aparat kepolisian turut menurunkan anjing pelacak ke lokasi kejadian perkara (TKP).
Baca juga: Komnas HAM sebut tiga dugaan pelanggaran dalam konflik manusia dan gajah
Kanit Tipidter Ditreskrimsus Polda Riau Iptu Joko Sutrisno mengatakan anjing pelacak digunakan untuk metode pencarian barang bukti di tempat kejadian perkara dan sekitarnya.
"Kami masih pendalaman penyelidikan secara intensif dan scientific crime investigation. Mohon doanya," ujar Joko.
Sementara itu, Komunitas For Gajah Rahman mendesak Polda Riau untuk menuntaskan penyelidikan yang sudah dua bulan berlalu. Juru Bicara Komunitas For Gajah Rahman Fitriani Dwi Kurniasari mengatakan publik perlu mengetahui perkembangan terkini terkait perkembangan kasus tewasnya gajah Rahman.
Menurut Fitriani, dari informasi yang telah digali oleh pengelola Taman Nasional Tesso Nilo, semua bukti dan kesaksian terkait tewasnya gajah tersebut telah dikirimkan ke Ditreskrimsus Polda Riau, sehingga pihaknya hanya menunggu hasilnya.
Baca juga: SKK Migas dan PHR komitmen menjaga kelestarian satwa Gajah Sumatera