Mataram (ANTARA) - Wali Kota Mataram Mohan Roliskana menyatakan kesiapan-nya untuk maju dan bertarung pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) pada November 2024.
"Untuk kemana saya putuskan bertarung, itu soal nanti. Yang jelas saya akan bertarung di Pilkada," kata Mohan Roliskana di Mataram, , Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa.
Meski secara eksplisit tak menyebut akan bertarung di pilkada provinsi atau pun kembali maju di Pilkada Kota Mataram untuk lanjut ke periode kedua, namun orang nomor satu di Pemerintah Kota Mataram ini, menegaskan bahwa dirinya tak ingin terlalu terburu-buru memutuskan meskipun dorongan masyarakat menginginkannya untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi.
Mengingat saat ini dirinya menjadi ketua partai dan partai yang dipimpinnya meraih perolehan suara terbanyak berdasarkan hasil Pemilu 14 Pebruari 2024 lalu. Belum lagi, berdasarkan surat tugas DPP Partai Golkar, bahwa dirinya bersama Bupati Bima Indah Dhamayanti Putri dan mantan Bupati Lombok Tengah, Moh Suhaili harus maju di Pilkada Gubernur NTB 2024.
"Nanti kita lihat lah, karena ladang pengabdian itu di mana saja. Tentu dengan pertimbangan yang matang dan hasil survei pastinya," ujarnya.
Ia menilai dinamika politik yang terjadi di lapangan semuanya masih masih serba dinamis. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk maju, kata Mohan, banyak pertimbangan yang perlu dilihat sebagai tolok ukur untuk menentukan arah selanjutnya.
Apalagi untuk maju, DPP Partai Golkar telah meminta setiap calon yang ingin maju harus melihat hasil survei. Sesuai arahan DPP ada banyak lembaga survei yang direkomendasikan, namun keputusan diserahkan ke masing-masing calon untuk memakai yang mana.
"Tapi terkait lembaga survei ini nanti saya akan berbicara dengan calon kepala daerah untuk bersepakat menggunakan lembaga survei yang mana, baru kita putuskan pakai apa," katanya.
Disinggung terkait koalisi partai apakah akan linier dengan koalisi nasional pada saat Pilpres, ia menyatakan bahwa terkait koalisi tersebut bisa saja terjadi di daerah untuk pilkada. Namun, semua itu tergantung lagi kondisi dinamika politik yang ada di daerah.
Baca juga: Gerindra-PPP berikan sinyal koalisi di Pilkada Kota Mataram
Baca juga: Bawaslu NTB ajak media massa tangkal hoaks jelang pilkada serentak
Meski begitu, lanjut Mohan, dirinya tidak menutup diri bahwa komunikasi dengan partai lain sudah juga dilakukan. Tetapi pembicaraan tersebut bukan untuk mengerucutkan siapa calon kepala daerah. Melainkan hanya sebatas silaturahmi untuk berdiskusi membuka cakrawala berpikir.
"Walaupun keinginan itu bisa paralel dengan pilpres tapi di daerah punya kalkulasi sendiri. Bagaimana membangun relasi dan mencocokkan kandidat calon kepala daerah. Harus banyak faktor yang dilihat. Itu pertimbangan kami dan itu bisa saja terjadi tergantung dinamika di daerah," katanya.
"Untuk kemana saya putuskan bertarung, itu soal nanti. Yang jelas saya akan bertarung di Pilkada," kata Mohan Roliskana di Mataram, , Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa.
Meski secara eksplisit tak menyebut akan bertarung di pilkada provinsi atau pun kembali maju di Pilkada Kota Mataram untuk lanjut ke periode kedua, namun orang nomor satu di Pemerintah Kota Mataram ini, menegaskan bahwa dirinya tak ingin terlalu terburu-buru memutuskan meskipun dorongan masyarakat menginginkannya untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi.
Mengingat saat ini dirinya menjadi ketua partai dan partai yang dipimpinnya meraih perolehan suara terbanyak berdasarkan hasil Pemilu 14 Pebruari 2024 lalu. Belum lagi, berdasarkan surat tugas DPP Partai Golkar, bahwa dirinya bersama Bupati Bima Indah Dhamayanti Putri dan mantan Bupati Lombok Tengah, Moh Suhaili harus maju di Pilkada Gubernur NTB 2024.
"Nanti kita lihat lah, karena ladang pengabdian itu di mana saja. Tentu dengan pertimbangan yang matang dan hasil survei pastinya," ujarnya.
Ia menilai dinamika politik yang terjadi di lapangan semuanya masih masih serba dinamis. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk maju, kata Mohan, banyak pertimbangan yang perlu dilihat sebagai tolok ukur untuk menentukan arah selanjutnya.
Apalagi untuk maju, DPP Partai Golkar telah meminta setiap calon yang ingin maju harus melihat hasil survei. Sesuai arahan DPP ada banyak lembaga survei yang direkomendasikan, namun keputusan diserahkan ke masing-masing calon untuk memakai yang mana.
"Tapi terkait lembaga survei ini nanti saya akan berbicara dengan calon kepala daerah untuk bersepakat menggunakan lembaga survei yang mana, baru kita putuskan pakai apa," katanya.
Disinggung terkait koalisi partai apakah akan linier dengan koalisi nasional pada saat Pilpres, ia menyatakan bahwa terkait koalisi tersebut bisa saja terjadi di daerah untuk pilkada. Namun, semua itu tergantung lagi kondisi dinamika politik yang ada di daerah.
Baca juga: Gerindra-PPP berikan sinyal koalisi di Pilkada Kota Mataram
Baca juga: Bawaslu NTB ajak media massa tangkal hoaks jelang pilkada serentak
Meski begitu, lanjut Mohan, dirinya tidak menutup diri bahwa komunikasi dengan partai lain sudah juga dilakukan. Tetapi pembicaraan tersebut bukan untuk mengerucutkan siapa calon kepala daerah. Melainkan hanya sebatas silaturahmi untuk berdiskusi membuka cakrawala berpikir.
"Walaupun keinginan itu bisa paralel dengan pilpres tapi di daerah punya kalkulasi sendiri. Bagaimana membangun relasi dan mencocokkan kandidat calon kepala daerah. Harus banyak faktor yang dilihat. Itu pertimbangan kami dan itu bisa saja terjadi tergantung dinamika di daerah," katanya.