Jakarta (ANTARA) - Wakil Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) Bob T. Ananta menyebutkan sebagian profit besar yang diraih perseroan akan dimanfaatkan kembali untuk kemaslahatan masyarakat melalui penyaluran zakat perusahaan.
"Waktu ada public expose di sini (kantor pusat) ada pertanyaan soal komentar netizen, 'Syariah kok untungnya besar'. Padahal, selain keuntungan ini untuk menunjukkan bahwa bank ini profesional, tetapi keuntungan ini juga nanti akan dilarikan ke masyarakat yang lebih luas," kata Bob di Jakarta, Senin (1/4) malam.
Sepanjang tahun 2023, BSI membukukan laba bersih sebesar Rp5,7 triliun atau tumbuh 33,88 persen secara tahunan (yoy). Menurut BSI, pertumbuhan profitabilitas tersebut mendukung pertumbuhan zakat perusahaan.
Bob mencatat BSI telah menyerahkan zakat perusahaan melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) sebesar Rp223 miliar pada tahun ini. Jumlah tersebut meningkat 29 persen jika dibandingkan dengan tahun 2023 sebesar Rp173 miliar.
Selain zakat perusahaan, Bob mengatakan bahwa pertumbuhan profitabilitas BSI juga menyumbang kontribusi pajak untuk Indonesia. Hal ini juga menunjukkan bahwa BSI tak semata berorientasi pada profit, tetapi juga mempertimbangkan kemaslahatan untuk masyarakat.
"Selain sebagai business unit, kami juga setor pajak dan ini merupakan kontribusi pajak BSI kepada pemerintah. Angkanya terus meningkat (dari tahun ke tahun), terakhir (2023) adalah Rp169 miliar," kata Bob.
Bob mengatakan bahwa BSI juga telah memegang prinsip maqashid syariah melalui implementasi ESG (lingkungan, sosial, dan tata kelola) berupa penyaluran pembiayaan berkelanjutan terutama untuk sektor UMKM.
Baca juga: BSI anggap kehadiran bank syariah jumbo hasil merger
Baca juga: Kejari Bima sita uang korupsi dana KUR BSI senilai Rp104 juta
Pembiayaan berkelanjutan BSI pada tahun 2023 mencapai total Rp57,7 triliun, didominasi oleh penyaluran ke sektor UMKM sebesar Rp45,4 triliun, kemudian disusul sustainable agriculture Rp4,8 triliun, eco-efficient product Rp5,8 triliun, energi terbarukan Rp1,1 triliun, serta proyek eco-green Rp549,6 miliar.
"Artinya, konteksnya bahwa, ya, BSI secara maqashid syariah-nya berorientasinya kepada 3P (people, planet, dan profit), ini adalah prinsip ESG. Dan di situ juga BSI menumbuhkan jejak-jejak pertumbuhan yang berkelanjutan," tegas Bob.
"Waktu ada public expose di sini (kantor pusat) ada pertanyaan soal komentar netizen, 'Syariah kok untungnya besar'. Padahal, selain keuntungan ini untuk menunjukkan bahwa bank ini profesional, tetapi keuntungan ini juga nanti akan dilarikan ke masyarakat yang lebih luas," kata Bob di Jakarta, Senin (1/4) malam.
Sepanjang tahun 2023, BSI membukukan laba bersih sebesar Rp5,7 triliun atau tumbuh 33,88 persen secara tahunan (yoy). Menurut BSI, pertumbuhan profitabilitas tersebut mendukung pertumbuhan zakat perusahaan.
Bob mencatat BSI telah menyerahkan zakat perusahaan melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) sebesar Rp223 miliar pada tahun ini. Jumlah tersebut meningkat 29 persen jika dibandingkan dengan tahun 2023 sebesar Rp173 miliar.
Selain zakat perusahaan, Bob mengatakan bahwa pertumbuhan profitabilitas BSI juga menyumbang kontribusi pajak untuk Indonesia. Hal ini juga menunjukkan bahwa BSI tak semata berorientasi pada profit, tetapi juga mempertimbangkan kemaslahatan untuk masyarakat.
"Selain sebagai business unit, kami juga setor pajak dan ini merupakan kontribusi pajak BSI kepada pemerintah. Angkanya terus meningkat (dari tahun ke tahun), terakhir (2023) adalah Rp169 miliar," kata Bob.
Bob mengatakan bahwa BSI juga telah memegang prinsip maqashid syariah melalui implementasi ESG (lingkungan, sosial, dan tata kelola) berupa penyaluran pembiayaan berkelanjutan terutama untuk sektor UMKM.
Baca juga: BSI anggap kehadiran bank syariah jumbo hasil merger
Baca juga: Kejari Bima sita uang korupsi dana KUR BSI senilai Rp104 juta
Pembiayaan berkelanjutan BSI pada tahun 2023 mencapai total Rp57,7 triliun, didominasi oleh penyaluran ke sektor UMKM sebesar Rp45,4 triliun, kemudian disusul sustainable agriculture Rp4,8 triliun, eco-efficient product Rp5,8 triliun, energi terbarukan Rp1,1 triliun, serta proyek eco-green Rp549,6 miliar.
"Artinya, konteksnya bahwa, ya, BSI secara maqashid syariah-nya berorientasinya kepada 3P (people, planet, dan profit), ini adalah prinsip ESG. Dan di situ juga BSI menumbuhkan jejak-jejak pertumbuhan yang berkelanjutan," tegas Bob.