Denpasar (ANTARA) - Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Bali M. Safaruddin menyatakan sudah menyiapkan lokasi shalat Ied yang diperkirakan jemaah membludak karena berpotensi jatuhnya Idul Fitri 1445 Hijriah yang ditetapkan Muhammadiyah sama dengan keputusan pemerintah.
“Memang kemungkinan besar akan bersamaan antara Muhammadiyah dan Pemerintah pada Idul Fitri tahun ini, namun tetap kita tunggu hasil sidang isbat nantinya, dan untuk lokasi tetap sudah kita siapkan,” kata dia di Denpasar, Minggu.
Safaruddin menyebut lokasi yang disiapkan Muhammadiyah Bali diantaranya di Denpasar yaitu Gedung Dakwah PWM Bali, Mushalla Ahmad Dahlan, Lapangan Niti Mandala Renon, dan Lapangan Stadion Ngurah Rai.
Selain Denpasar, juga disiapkan titik Shalat Ied di Tabanan yaitu Lapangan Alit Saputra dan Mushala Sridatul Muntaha, kemudian Kabupaten Badung di Lapangan Politeknik Negeri Bali.
Selanjutnya di Buleleng yaitu di area parkir bekas Pelabuhan Buleleng dan Gedung Dakwah PCM Gerokgak, serta di Jembrana di Masjid An Nur Muhammadiyah, dan Masjid Ash-shidiqiyah Sang Surya Gilimanuk.
“Jika berbarengan kita siapkan sedemikian rupa, baik parkir dan tempat shalat sudah kita antisipasi jika sampai membludak. Sebelumnya juga pernah dan sering kok bersamaan,” ujarnya.
Safaruddin memetakan apabila Shalat Idul Fitri berlangsung bersamaan pada Rabu, 10 April 2024 maka titik paling padat adalah Lapangan Niti Mandala Renon dan Stadion Ngurah Rai dengan kapasitas mencapai 1.000 orang.
Pada titik-titik tersebut, Muhammadiyah Bali sudah berkoordinasi dengan petugas keamanan agar membantu memperlancar kegiatan, termasuk meminta bantuan pecalang atau polisi adat Bali.
Baca juga: Muhammadiyah di Bali tarawih di lokasi terdekat saat pengrupukan Nyepi
Baca juga: PP Muhammadiyah minta masyarakat tak ditarik ke dalam konflik politik
“Di setiap titik atau tempat Shalat Idul Fitri sudah kami siapkan tenaga keamanan, baik dari kami dan keamanan dari pecalang, termasuk kami sudah berkoordinasi dengan kepala lingkungan setempat, sehingga semua bisa terlibat dan saling bersinergi,” ujarnya.
Nantinya meskipun hasil Sidang Isbat menyebut 1 Syawal 1445 Hijriah berbeda dengan Muhammadiyah, Safaruddin menyebut mereka tetap mengikuti arahan pimpinan pusat Muhammadiyah.
“Kami mengimbau seluruh warga Muhammadiyah untuk bisa melaksanakan Shalat Idul Fitri yang jatuh pada hari Rabu, 10 April dengan tertib, kita tunjukkan semangat penuh persaudaraan, sehingga shalat bisa terlaksana dengan hikmah, tertib, dan lancar,” katanya.
“Memang kemungkinan besar akan bersamaan antara Muhammadiyah dan Pemerintah pada Idul Fitri tahun ini, namun tetap kita tunggu hasil sidang isbat nantinya, dan untuk lokasi tetap sudah kita siapkan,” kata dia di Denpasar, Minggu.
Safaruddin menyebut lokasi yang disiapkan Muhammadiyah Bali diantaranya di Denpasar yaitu Gedung Dakwah PWM Bali, Mushalla Ahmad Dahlan, Lapangan Niti Mandala Renon, dan Lapangan Stadion Ngurah Rai.
Selain Denpasar, juga disiapkan titik Shalat Ied di Tabanan yaitu Lapangan Alit Saputra dan Mushala Sridatul Muntaha, kemudian Kabupaten Badung di Lapangan Politeknik Negeri Bali.
Selanjutnya di Buleleng yaitu di area parkir bekas Pelabuhan Buleleng dan Gedung Dakwah PCM Gerokgak, serta di Jembrana di Masjid An Nur Muhammadiyah, dan Masjid Ash-shidiqiyah Sang Surya Gilimanuk.
“Jika berbarengan kita siapkan sedemikian rupa, baik parkir dan tempat shalat sudah kita antisipasi jika sampai membludak. Sebelumnya juga pernah dan sering kok bersamaan,” ujarnya.
Safaruddin memetakan apabila Shalat Idul Fitri berlangsung bersamaan pada Rabu, 10 April 2024 maka titik paling padat adalah Lapangan Niti Mandala Renon dan Stadion Ngurah Rai dengan kapasitas mencapai 1.000 orang.
Pada titik-titik tersebut, Muhammadiyah Bali sudah berkoordinasi dengan petugas keamanan agar membantu memperlancar kegiatan, termasuk meminta bantuan pecalang atau polisi adat Bali.
Baca juga: Muhammadiyah di Bali tarawih di lokasi terdekat saat pengrupukan Nyepi
Baca juga: PP Muhammadiyah minta masyarakat tak ditarik ke dalam konflik politik
“Di setiap titik atau tempat Shalat Idul Fitri sudah kami siapkan tenaga keamanan, baik dari kami dan keamanan dari pecalang, termasuk kami sudah berkoordinasi dengan kepala lingkungan setempat, sehingga semua bisa terlibat dan saling bersinergi,” ujarnya.
Nantinya meskipun hasil Sidang Isbat menyebut 1 Syawal 1445 Hijriah berbeda dengan Muhammadiyah, Safaruddin menyebut mereka tetap mengikuti arahan pimpinan pusat Muhammadiyah.
“Kami mengimbau seluruh warga Muhammadiyah untuk bisa melaksanakan Shalat Idul Fitri yang jatuh pada hari Rabu, 10 April dengan tertib, kita tunjukkan semangat penuh persaudaraan, sehingga shalat bisa terlaksana dengan hikmah, tertib, dan lancar,” katanya.