Mataram (ANTARA) - Penjabat Wali Kota Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Mohammad Rum, menekankan pentingnya semangat fitrah setelah ibadah Ramadhan 1445 Hijriah.

"Kami mengajak seluruh umat Islam untuk terus mengamalkan nilai-nilai kebaikan dan kebijaksanaan yang diperoleh selama bulan suci Ramadhan, serta menjadikan momentum tersebut sebagai awal yang baru untuk meningkatkan kualitas hidup bermasyarakat," ujarnya pada shalat Idul Fitri 1 Syawal 1445 Hijriah di Masjid Agung Al Muwahiddin Kota Bima, Rabu.

Ia mengungkapkan ibadah Idul Fitri merupakan bentuk ketaatan kepada Allah SWT, di mana umat Muslim merayakan akhir dari bulan Ramadhan yang penuh dengan ibadah, pengendalian diri, dan introspeksi spiritual.

"Kesucian ibadah ini terletak pada kesetiaan umat Muslim dalam menjalankan segala perintah Allah selama bulan Ramadhan dan kemudian merayakannya dengan penuh kegembiraan dan syukur," kata Mohammad Rum.

Selain itu, Idul Fitri juga merupakan waktu untuk membersihkan hati dari dendam dan kebencian melalui pemaafan dan saling maaf-memaafkan. Kesucian ibadah yang memaafkan kesalahan dan memperbaiki hubungan dengan sesama manusia akan menciptakan kedamaian dan harmoni di antara masyarakat.

Untuk itu, kata dia, Idul Fitri menggambarkan momen kesucian spiritual di mana umat Muslim mencapai kesempurnaan dalam ibadah selama bulan Ramadhan. Saat ini merupakan waktu untuk bersyukur atas nikmat dan rahmat serta menguatkan tekad untuk tetap menjaga kesucian hati dan perbuatan di masa yang akan datang.

Mohammad Rum juga menyampaikan bahwa Idul Fitri memiliki makna yang sangat penting bagi kesinambungan roda pemerintah dan kehidupan sosial masyarakat Kota Bima.

"Momentum ini tidak hanya sebagai akhir dari ibadah puasa Ramadan, tetapi juga sebagai awal dari fase baru dalam memperkuat persatuan, solidaritas, dan semangat kebersamaan dalam masyarakat," ucapnya.

Sementara itu, Rum menyatakan bahwa bagi roda pemerintahan di Kota Bima, Idul Fitri menjadi momen untuk meningkatkan komunikasi dan interaksi dengan masyarakat.

Pemerintah Kota Bima dapat menggunakan momentum ini untuk memperkuat hubungan antara pemerintah dan rakyat, serta mempererat ikatan kebersamaan dalam upaya membangun Kota Bima yang lebih baik.

Sementara itu, bagi kehidupan sosial masyarakat, Idul Fitri menjadi waktu untuk memperbaiki hubungan antarindividu, keluarga, dan tetangga. Masyarakat Kota Bima dapat saling memaafkan dan memperkuat tali silaturahim, sehingga menciptakan lingkungan sosial yang harmonis dan mendukung.

Baca juga: Warga padati TPU Karet Bivak saat Lebaran 2024
Baca juga: Sebanyak 259 napi Lapas Selong Lombok Timur dapat remisi Lebaran 2024

"Oleh karena itu, Idul Fitri 1445 Hijriah bukan hanya menjadi momen keagamaan, tetapi juga menjadi landasan bagi kelanjutan pembangunan dan kemajuan sosial di Kota Bima melalui penguatan hubungan antara pemerintah dan masyarakat serta antarwarga masyarakat itu sendiri," katanya.


Pewarta : Nur Imansyah
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024