Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menggencarkan kegiatan edukasi kesehatan masyarakat melalui 11 puskesmas untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam upaya memelihara kesehatan sendiri.
"Tim promosi kesehatan di 11 puskesmas se-Kota Mataram kini aktif memberikan edukasi ke masyarakat agar segera berobat ketika mengalami gangguan kesehatan," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr H Emirald Isfihan, di Mataram, Jumat.
Apalagi, lanjut dia, saat ini kasus demam berdarah dengue (DBD) sedang berada pada puncaknya dengan total kasus dari Januari sampai sekarang mencapai hampir 300 kasus dan satu di antaranya meninggal dunia.
"Kondisi itu terjadi karena faktor anomali cuaca yang tidak bisa diprediksi sehingga masyarakat harus terus waspada terhadap berbagai potensi gangguan kesehatan baik demam berdarah dengue (DBD), infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) maupun penyakit lainnya," ujar dia.
Baca juga: Mataram meningkatkan pengetahuan remaja mengenai kesehatan dan gizi
Khusus untuk DBD, kata dia, guna menghindari akibat fatal yakni kematian, masyarakat harus cermat ketika mengalami gejala demam tinggi dalam 1-2 hari berurut-urut.
"Dalam kondisi itu, masyarakat harus segera ke fasilitas kesehatan (faskes) terdekat untuk dilakukan deteksi dini. Jangan sampai pasien dibawa ke faskes ketika sudah parah," katanya.
Apalagi, lanjut Emirald, 11 puskesmas se-Kota Mataram saat ini sudah memiliki alat untuk mendiagnosis DBD lebih cepat sehingga pasien bisa segera ditangani dengan cepat dan tepat.
"Jadi, kita bisa meminimalkan berbagai potensi dampak dari gigitan nyamuk Aedes aegypti," katanya.
Baca juga: Petugas kesehatan siaga 24 jam di puskesmas selama libur Lebaran
Di sisi lain, kata Emirald, dalam kegiatan edukasi kesehatan, masyarakat juga diajak menerapkan langkah yang paling efektif untuk menjaga kesehatan masyarakat dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 4 plus.
Empat plus yang dimaksudkan meliputi menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, mengubur barang-barang bekas, dan memantau jentik secara berkala.
"Jadi, sekarang gerakan PSN tidak lagi 3M tetapi 4M, karena kalau fogging hanya bisa membunuh nyamuk dewasa," katanya.
Ia mengatakan, melalui upaya-upaya tersebut diharapkan dapat membentuk masyarakat yang tangguh dan mandiri di bidang kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Baca juga: Sebanyak 50 puskesmas pembantu di Mataram siap diremajakan
Baca juga: 11 puskesmas di Mataram lulus akreditasi predikat paripurna dari Kemenkes
"Tim promosi kesehatan di 11 puskesmas se-Kota Mataram kini aktif memberikan edukasi ke masyarakat agar segera berobat ketika mengalami gangguan kesehatan," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr H Emirald Isfihan, di Mataram, Jumat.
Apalagi, lanjut dia, saat ini kasus demam berdarah dengue (DBD) sedang berada pada puncaknya dengan total kasus dari Januari sampai sekarang mencapai hampir 300 kasus dan satu di antaranya meninggal dunia.
"Kondisi itu terjadi karena faktor anomali cuaca yang tidak bisa diprediksi sehingga masyarakat harus terus waspada terhadap berbagai potensi gangguan kesehatan baik demam berdarah dengue (DBD), infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) maupun penyakit lainnya," ujar dia.
Baca juga: Mataram meningkatkan pengetahuan remaja mengenai kesehatan dan gizi
Khusus untuk DBD, kata dia, guna menghindari akibat fatal yakni kematian, masyarakat harus cermat ketika mengalami gejala demam tinggi dalam 1-2 hari berurut-urut.
"Dalam kondisi itu, masyarakat harus segera ke fasilitas kesehatan (faskes) terdekat untuk dilakukan deteksi dini. Jangan sampai pasien dibawa ke faskes ketika sudah parah," katanya.
Apalagi, lanjut Emirald, 11 puskesmas se-Kota Mataram saat ini sudah memiliki alat untuk mendiagnosis DBD lebih cepat sehingga pasien bisa segera ditangani dengan cepat dan tepat.
"Jadi, kita bisa meminimalkan berbagai potensi dampak dari gigitan nyamuk Aedes aegypti," katanya.
Baca juga: Petugas kesehatan siaga 24 jam di puskesmas selama libur Lebaran
Di sisi lain, kata Emirald, dalam kegiatan edukasi kesehatan, masyarakat juga diajak menerapkan langkah yang paling efektif untuk menjaga kesehatan masyarakat dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 4 plus.
Empat plus yang dimaksudkan meliputi menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, mengubur barang-barang bekas, dan memantau jentik secara berkala.
"Jadi, sekarang gerakan PSN tidak lagi 3M tetapi 4M, karena kalau fogging hanya bisa membunuh nyamuk dewasa," katanya.
Ia mengatakan, melalui upaya-upaya tersebut diharapkan dapat membentuk masyarakat yang tangguh dan mandiri di bidang kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Baca juga: Sebanyak 50 puskesmas pembantu di Mataram siap diremajakan
Baca juga: 11 puskesmas di Mataram lulus akreditasi predikat paripurna dari Kemenkes