Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengusulkan untuk peremajaan sebanyak 50 puskesmas pembantu (pustu) sebagai upaya peningkatan layanan kesehatan masyarakat.
"Usulan renovasi atau peremajaan 50 pustu tersebut, sudah kami ajukan ke Kementerian Kesehatan RI," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Emirald Isfihan di Mataram, Jumat.
Emirald yang baru kembali dari Jakarta untuk melakukan ekspose dan menyampaikan usulkan peremajaan 50 pustu tersebut mengatakan, pada prinsipnya pemerintah pusat dapat mengakomodasi usulkan itu sebagai program jangka panjang mulai 2025-2028.
Baca juga: 11 puskesmas di Mataram lulus akreditasi predikat paripurna dari Kemenkes
Baca juga: Tingkatkan pelayanan, Dinkes Mataram siapkan konsep penataan puskesmas modern
Peremajaan akan dilakukan kementerian secara bertahap, dengan ketentuan pada tahun 2025 akan direnovasi 17 unit pustu, lanjutnya tahun 2026 sebanyak 13 unit, dan kemudian tahun 2027-2028 masing-masing 10 unit pustu.
"Untuk skala prioritas peremajaan tahap pertama dan selanjutnya kita yang menentukan. Karena itu sekarang kita mulai mendata dan pemetaan pustu yang jadi prioritas renovasi tahun pertama," katanya.
Setelah peremajaan gedung pustu, lanjutnya, Dinkes Kota Mataram akan mengoptimalkan keberadaan pustu dan statusnya juga akan ditingkatkan menjadi pustu prima atau pustu plus.
Baca juga: Dinkes Mataram minta puskesmas tingkatkan layanan bagi lansia
Baca juga: "Jas Kuning" tingkatkan layanan kesehatan puskesmas di Mataram
Bedanya kalau pustu atau poskesdes hanya ada bidan, tapi kalau statusnya naik menjadi pustu prima maka selain ada bidan juga ada perawat dan dokter.
"Meskipun dokter yang bertugas 'on call' atau tidak siaga setiap saat, tapi setidaknya ada dokter yang bertanggung jawab terhadap pustu plus tersebut," katanya.
Dengan demikian, keberadaan 50 pustu yang tersebar di 50 kelurahan se-Kota Mataram ini dapat dioptimalkan untuk mendukung layanan di 11 puskesmas sesuai wilayah kerja masing-masing.
"Seperti di Puskesmas Karang Pule dan Puskesmas Mataram, sehari pasien bisa mencapai 200 lebih, sehingga sudah saatnya kita optimalkan pustu plus untuk memecah layanan agar lebih maksimal," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram menetapkan 11 puskesmas jadi BLUD
"Usulan renovasi atau peremajaan 50 pustu tersebut, sudah kami ajukan ke Kementerian Kesehatan RI," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Emirald Isfihan di Mataram, Jumat.
Emirald yang baru kembali dari Jakarta untuk melakukan ekspose dan menyampaikan usulkan peremajaan 50 pustu tersebut mengatakan, pada prinsipnya pemerintah pusat dapat mengakomodasi usulkan itu sebagai program jangka panjang mulai 2025-2028.
Baca juga: 11 puskesmas di Mataram lulus akreditasi predikat paripurna dari Kemenkes
Baca juga: Tingkatkan pelayanan, Dinkes Mataram siapkan konsep penataan puskesmas modern
Peremajaan akan dilakukan kementerian secara bertahap, dengan ketentuan pada tahun 2025 akan direnovasi 17 unit pustu, lanjutnya tahun 2026 sebanyak 13 unit, dan kemudian tahun 2027-2028 masing-masing 10 unit pustu.
"Untuk skala prioritas peremajaan tahap pertama dan selanjutnya kita yang menentukan. Karena itu sekarang kita mulai mendata dan pemetaan pustu yang jadi prioritas renovasi tahun pertama," katanya.
Setelah peremajaan gedung pustu, lanjutnya, Dinkes Kota Mataram akan mengoptimalkan keberadaan pustu dan statusnya juga akan ditingkatkan menjadi pustu prima atau pustu plus.
Baca juga: Dinkes Mataram minta puskesmas tingkatkan layanan bagi lansia
Baca juga: "Jas Kuning" tingkatkan layanan kesehatan puskesmas di Mataram
Bedanya kalau pustu atau poskesdes hanya ada bidan, tapi kalau statusnya naik menjadi pustu prima maka selain ada bidan juga ada perawat dan dokter.
"Meskipun dokter yang bertugas 'on call' atau tidak siaga setiap saat, tapi setidaknya ada dokter yang bertanggung jawab terhadap pustu plus tersebut," katanya.
Dengan demikian, keberadaan 50 pustu yang tersebar di 50 kelurahan se-Kota Mataram ini dapat dioptimalkan untuk mendukung layanan di 11 puskesmas sesuai wilayah kerja masing-masing.
"Seperti di Puskesmas Karang Pule dan Puskesmas Mataram, sehari pasien bisa mencapai 200 lebih, sehingga sudah saatnya kita optimalkan pustu plus untuk memecah layanan agar lebih maksimal," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram menetapkan 11 puskesmas jadi BLUD