Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menyebutkan sebanyak 4.000 rumah tangga yang berada di Kecamatan Sekarbela dan Ampenan akan menjadi sasaran pertama menerima program sambungan jaringan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) komunal induk.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Lale Widiahning di Mataram, Selasa, mengatakan ribuan rumah tangga pada dua kecamatan itu seperti Kelurahan Bintaro, Ampenan Tengah, Tanjung Karang, dan kelurahan lainnya, menjadi penerima manfaat pertama program IPAL komunal induk.
"Program ini merupakan bantuan Bank Dunia melalui pemerintah pusat, dengan anggaran sekitar Rp1,3 triliun dan ditargetkan mulai terbangun pada pertengahan tahun 2025," katanya.
Melalui program itu, lanjutnya, limbah cair dan padat dari 4.000 rumah tangga tersebut akan disambungkan langsung ke IPAL komunal yang akan dibangun di kawasan Bagek Kembar Kecamatan Sekarbela di atas lahan sekitar 3,5 hektare.
Setelah 4.000 sambungan diberikan oleh pemerintah pusat, kata dia, maka pada tahun-tahun berikutnya menjadi tanggung jawab pemkot untuk melakukan penambahan sasaran sambungan IPAL komunal.
"Semakin banyak sambungan rumah tangga ke IPAL komunal, maka prestasi kita semakin bagus," katanya.
Selain itu, lanjut Lale, keberadaan IPAL komunal skala kota ini ke depan dapat meringankan tugas dari Dinas PUPR dalam melayani sedot manual tinja.
Dengan demikian rumah tangga yang berada di sekitar IPAL komunal dapat sambungan langsung, kata dia, sedangkan rumah tangga yang jauh dari IPAL komunal dilayani dengan sedot manual.
"Tapi ke depan, kita targetkan semua rumah tangga di enam kecamatan bisa terkoneksi langsung ke IPAL komunal induk," katanya.
Dengan demikian, lanjutnya, ke depan tidak ada lagi rumah tangga yang membuat septic tank, sebab semua akan dialirkan langsung ke IPAL komunal tersebut.
Sementara menyinggung tentang pengolahan limbah di IPAL komunal, Lale mengatakan, limbah tersebut akan di lakukan treatment khusus hingga kualitas airnya sesuai dengan standar baku mutu, baru dilepas ke badan air atau sungai.
Baca juga: IPAL komunal induk di Mataram siap ditender
Baca juga: Magelang meraih penghargaan proklim enam kali
Tetapi ke depan, kata dia, air limbah yang sudah diolah akan dimanfaatkan untuk menyiram tanaman pada sejumlah taman kota, bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup sehingga tidak semua air dibuang ke badan sungai.
"Sedangkan untuk ampas atau limbah padat, akan dijadikan pupuk tanaman," kata Lale Widiahning.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Lale Widiahning di Mataram, Selasa, mengatakan ribuan rumah tangga pada dua kecamatan itu seperti Kelurahan Bintaro, Ampenan Tengah, Tanjung Karang, dan kelurahan lainnya, menjadi penerima manfaat pertama program IPAL komunal induk.
"Program ini merupakan bantuan Bank Dunia melalui pemerintah pusat, dengan anggaran sekitar Rp1,3 triliun dan ditargetkan mulai terbangun pada pertengahan tahun 2025," katanya.
Melalui program itu, lanjutnya, limbah cair dan padat dari 4.000 rumah tangga tersebut akan disambungkan langsung ke IPAL komunal yang akan dibangun di kawasan Bagek Kembar Kecamatan Sekarbela di atas lahan sekitar 3,5 hektare.
Setelah 4.000 sambungan diberikan oleh pemerintah pusat, kata dia, maka pada tahun-tahun berikutnya menjadi tanggung jawab pemkot untuk melakukan penambahan sasaran sambungan IPAL komunal.
"Semakin banyak sambungan rumah tangga ke IPAL komunal, maka prestasi kita semakin bagus," katanya.
Selain itu, lanjut Lale, keberadaan IPAL komunal skala kota ini ke depan dapat meringankan tugas dari Dinas PUPR dalam melayani sedot manual tinja.
Dengan demikian rumah tangga yang berada di sekitar IPAL komunal dapat sambungan langsung, kata dia, sedangkan rumah tangga yang jauh dari IPAL komunal dilayani dengan sedot manual.
"Tapi ke depan, kita targetkan semua rumah tangga di enam kecamatan bisa terkoneksi langsung ke IPAL komunal induk," katanya.
Dengan demikian, lanjutnya, ke depan tidak ada lagi rumah tangga yang membuat septic tank, sebab semua akan dialirkan langsung ke IPAL komunal tersebut.
Sementara menyinggung tentang pengolahan limbah di IPAL komunal, Lale mengatakan, limbah tersebut akan di lakukan treatment khusus hingga kualitas airnya sesuai dengan standar baku mutu, baru dilepas ke badan air atau sungai.
Baca juga: IPAL komunal induk di Mataram siap ditender
Baca juga: Magelang meraih penghargaan proklim enam kali
Tetapi ke depan, kata dia, air limbah yang sudah diolah akan dimanfaatkan untuk menyiram tanaman pada sejumlah taman kota, bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup sehingga tidak semua air dibuang ke badan sungai.
"Sedangkan untuk ampas atau limbah padat, akan dijadikan pupuk tanaman," kata Lale Widiahning.