Madinah (ANTARA) - Naib Amirul Hajj Anwar Abbas menyatakan bahwa tidak masalah jika petugas haji ingin berbelanja membawa buah tangan untuk diboyong ke Indonesia setelah berjibaku membantu jamaah haji.
"Menurut saya mereka sudah bekerja. Saya sempat bertanya ke jamaah yang transit, mereka puas (terhadap pelayanan). Bahkan, saya senang mereka mengapresiasi petugas," ujar Anwar Abbas di Madinah, Arab Saudi, Minggu.
Pernyataan Buya Anwar itu menanggapi pernyataan Anggota Komisi VIII DPR RI Selly Andriani Gantina yang mengkritik petugas haji di Madinah. Menurut Selly, setelah bubaran shalat Jumat, petugas terlihat masuk ke salah satu toko di dekat Masjid Nabawi.
Seharusnya, kata Selly, petugas berjaga mencari dan melayani jamaah haji Indonesia, bukannya belanja. Menanggapi hal tersebut, Buya Anwar mengatakan Timwas Haji DPR luput soal agenda kedatangan jamaah haji.
Jamaah haji Indonesia baru akan bergerak dari Makkah ke Madinah pada 26 Juni 2024, sementara pada 21 Juni 2024 belum ada jamaah haji Indonesia di Madinah.
"Sepanjang pengetahuan saya jamaah tahap kedua belum ada yang ke Madinah. Jadi, siapa yang dilayani?" kata Anwar.
Oleh karena itu, ia tidak mempersoalkan petugas haji yang ingin membawa buah tangan ke Indonesia, sebab hal tersebut wajar agar ada kenang-kenangan yang bisa dibagikan pada sanak-keluarga yang menunggu sebulan lamanya.
"Jadi menurut saya tidak masalah. Jamaah yang dilayani memang tidak ada," kata dia.
Buya Anwar bahkan mengapresiasi kinerja petugas ketika awal kedatangan, puncak haji, hingga proses pemulangan awal ke Indonesia. Para petugas sudah berjibaku melawan terik panas matahari, menggendong jamaah lansia, hingga bolak-balik mengantar ke hotel.
"Saya melihat haji tahun ini jauh lebih baik dari tahun lalu. Saya berdiskusi dan tanya ke beberapa pihak dari segi prasarana dan pelayanan, kebetulan anak saya jadi tim untuk lansia. Saya bangga juga ya dia sungguh-sungguh bantu jamaah lansia," kata dia.
Sementara itu, salah satu petugas haji Indonesia Aris Imam mengatakan kritikan dari DPR memang diperlukan. Namun yang mesti diperhatikan yakni melihat konteks yang terjadi.
"Seharusnya mereka tabayun dulu, jangan hanya melihat sekilas terus menyimpulkan," kata dia.
"Timwas harus tahu bagaimana kerja para petugas haji di Madinah. Kami sampai dini hari menyisir jamaah yang tersesat di Nabawi. Bahkan, saat terik matahari kami mengantarkan jamaah bolak-balik ke hotelnya. Intinya kami melepaskan ego demi memberi layanan kepada jamaah," kata Aris menambahkan.
Baca juga: Itjen Kemenag apresiasi kinerja petugas haji sigap layani jamaah
Baca juga: Petugas mulai timbang koper jamaah akan pulang lebih awal
Apresiasi terhadap kinerja petugas juga disampaikan salah satu peserta haji asal Malang Herman Santosa. Ia mengaku kerap dibantu jika lupa arah ke hotel, bahkan petugas haji rela mencari dan mendorongkan kursi roda jika ia sudah tak kuat berjalan.
"Alhamdulillah petugas haji sangat membantu saya. Mungkin jamaah lain juga merasakan seperti yang saya rasakan," kata dia.
"Menurut saya mereka sudah bekerja. Saya sempat bertanya ke jamaah yang transit, mereka puas (terhadap pelayanan). Bahkan, saya senang mereka mengapresiasi petugas," ujar Anwar Abbas di Madinah, Arab Saudi, Minggu.
Pernyataan Buya Anwar itu menanggapi pernyataan Anggota Komisi VIII DPR RI Selly Andriani Gantina yang mengkritik petugas haji di Madinah. Menurut Selly, setelah bubaran shalat Jumat, petugas terlihat masuk ke salah satu toko di dekat Masjid Nabawi.
Seharusnya, kata Selly, petugas berjaga mencari dan melayani jamaah haji Indonesia, bukannya belanja. Menanggapi hal tersebut, Buya Anwar mengatakan Timwas Haji DPR luput soal agenda kedatangan jamaah haji.
Jamaah haji Indonesia baru akan bergerak dari Makkah ke Madinah pada 26 Juni 2024, sementara pada 21 Juni 2024 belum ada jamaah haji Indonesia di Madinah.
"Sepanjang pengetahuan saya jamaah tahap kedua belum ada yang ke Madinah. Jadi, siapa yang dilayani?" kata Anwar.
Oleh karena itu, ia tidak mempersoalkan petugas haji yang ingin membawa buah tangan ke Indonesia, sebab hal tersebut wajar agar ada kenang-kenangan yang bisa dibagikan pada sanak-keluarga yang menunggu sebulan lamanya.
"Jadi menurut saya tidak masalah. Jamaah yang dilayani memang tidak ada," kata dia.
Buya Anwar bahkan mengapresiasi kinerja petugas ketika awal kedatangan, puncak haji, hingga proses pemulangan awal ke Indonesia. Para petugas sudah berjibaku melawan terik panas matahari, menggendong jamaah lansia, hingga bolak-balik mengantar ke hotel.
"Saya melihat haji tahun ini jauh lebih baik dari tahun lalu. Saya berdiskusi dan tanya ke beberapa pihak dari segi prasarana dan pelayanan, kebetulan anak saya jadi tim untuk lansia. Saya bangga juga ya dia sungguh-sungguh bantu jamaah lansia," kata dia.
Sementara itu, salah satu petugas haji Indonesia Aris Imam mengatakan kritikan dari DPR memang diperlukan. Namun yang mesti diperhatikan yakni melihat konteks yang terjadi.
"Seharusnya mereka tabayun dulu, jangan hanya melihat sekilas terus menyimpulkan," kata dia.
"Timwas harus tahu bagaimana kerja para petugas haji di Madinah. Kami sampai dini hari menyisir jamaah yang tersesat di Nabawi. Bahkan, saat terik matahari kami mengantarkan jamaah bolak-balik ke hotelnya. Intinya kami melepaskan ego demi memberi layanan kepada jamaah," kata Aris menambahkan.
Baca juga: Itjen Kemenag apresiasi kinerja petugas haji sigap layani jamaah
Baca juga: Petugas mulai timbang koper jamaah akan pulang lebih awal
Apresiasi terhadap kinerja petugas juga disampaikan salah satu peserta haji asal Malang Herman Santosa. Ia mengaku kerap dibantu jika lupa arah ke hotel, bahkan petugas haji rela mencari dan mendorongkan kursi roda jika ia sudah tak kuat berjalan.
"Alhamdulillah petugas haji sangat membantu saya. Mungkin jamaah lain juga merasakan seperti yang saya rasakan," kata dia.