Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Penjabat Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Sukabumi Diana Rahesti mengatakan desainer muda dituntut kreatif dan inovatif menghadapi persaingan bisnis busana yang semakin maju dan inovatif mengikuti keinginan konsumen.
"Kreatif dan berinovasi menjadi syarat mutlak yang harus tertanam di jiwa desainer muda Kota Sukabumi agar mampu bersaing di dunia bisnis busana," kata Diana Rahesti di Sukabumi, Minggu.
Menurut Diana, peluang bisnis busana masih terbuka lebar, namun harus diakui persaingannya sangat ketat karena harus bersaing dengan desainer lokal, nasional hingga luar negeri yang terus bergerak mengikuti keinginan konsumen.
Untuk mengatasi persaingan tersebut tentunya desainer muda harus memiliki kreatifitas dan selalu berinovasi dengan menciptakan model busana yang mudah diterima dan memiliki daya tarik serta keunikan khusus.
Selai itu, sebagai desainer juga harus bisa menciptakan suatu rancangan yang berbeda dan berdaya tarik, jangan selalu "mengekor" atau mencontoh bentuk yang sudah ada apalagi dari desainer busana yang sudah memiliki nama dalam dunia mode busana.
"Belajar kepada desainer ternama tentunya sangat baik dalam upaya meningkatkan keterampilan, tetapi alangkah baiknya bisa berinovasi sendiri dan memiliki ciri khusus sebagai pembeda sebagai daya tarik," tambahnya.
Baca juga: Dekranasda-Disperindag Denpasar gandeng desainer bangkit
Baca juga: Dekranasda NTB menampilkan karya sembilan desainer lokal di IFW 2024
Diana mengatakan Pemerintah dan Dekranasda Kota Sukabumi tentunya mendukung penuh para desainer muda salah satunya memberikan pelatihan keterampilan dengan mendatangkan narasumber desainer profesional Wignyo Rahadi.
Tujuan pelatihan ini selain untuk meningkatkan keterampilan dalam merancang busana, pihaknya juga menginginkan desainer muda mampu berinovasi dan berkompeten dalam dunia mode busana dengan membawa nama Kota Sukabumi.
"Kreatif dan berinovasi menjadi syarat mutlak yang harus tertanam di jiwa desainer muda Kota Sukabumi agar mampu bersaing di dunia bisnis busana," kata Diana Rahesti di Sukabumi, Minggu.
Menurut Diana, peluang bisnis busana masih terbuka lebar, namun harus diakui persaingannya sangat ketat karena harus bersaing dengan desainer lokal, nasional hingga luar negeri yang terus bergerak mengikuti keinginan konsumen.
Untuk mengatasi persaingan tersebut tentunya desainer muda harus memiliki kreatifitas dan selalu berinovasi dengan menciptakan model busana yang mudah diterima dan memiliki daya tarik serta keunikan khusus.
Selai itu, sebagai desainer juga harus bisa menciptakan suatu rancangan yang berbeda dan berdaya tarik, jangan selalu "mengekor" atau mencontoh bentuk yang sudah ada apalagi dari desainer busana yang sudah memiliki nama dalam dunia mode busana.
"Belajar kepada desainer ternama tentunya sangat baik dalam upaya meningkatkan keterampilan, tetapi alangkah baiknya bisa berinovasi sendiri dan memiliki ciri khusus sebagai pembeda sebagai daya tarik," tambahnya.
Baca juga: Dekranasda-Disperindag Denpasar gandeng desainer bangkit
Baca juga: Dekranasda NTB menampilkan karya sembilan desainer lokal di IFW 2024
Diana mengatakan Pemerintah dan Dekranasda Kota Sukabumi tentunya mendukung penuh para desainer muda salah satunya memberikan pelatihan keterampilan dengan mendatangkan narasumber desainer profesional Wignyo Rahadi.
Tujuan pelatihan ini selain untuk meningkatkan keterampilan dalam merancang busana, pihaknya juga menginginkan desainer muda mampu berinovasi dan berkompeten dalam dunia mode busana dengan membawa nama Kota Sukabumi.