Mataram (ANTARA) - Dinas Pariwisata (Dispar) Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar pelatihan pemandu wisata arung jeram untuk memperkuat pengembangan desa wisata dan potensi objek wisata lainnya.

"Ini diharapkan dapat mengembangkan potensi wisata yang memanfaatkan aliran sungai sebagai sarana atau objek wisata," kata Penjabat (Pj) Sekda Lombok Barat Fauzan Husniadi dalam keterangan di Mataram, Senin.

Ia mengatakan pengembangan wisata tidak cukup hanya dengan adanya hotel dan restoran, terlebih lagi menurutnya tren wisata dunia saat ini lebih condong kepada wisata yang berkonsep alam.

Hal tersebut dikatakannya sebagai salah satu alasan pelatihan ini perlu dilakukan.

"Dengan program pemandu arung jeram yang digelar, Dinas Pariwisata bisa mengambil peluang itu," katanya.

Baca juga: Sungai Jangkuk Mataram diusulkan jadi objek wisata arung jeram

Pelatihan digelar selama tiga hari pada akhir bulan Juni 2024.

Di tempat yang sama Kepala Dinas (Kadispar) Lombok Barat Agus Gunawan mengatakan pelatihan ini diperlukan karena melihat potensi aliran sungai yang cocok untuk kegiatan pariwisata.

"Karena potensi sungai dan alam Lombok Barat luar biasa indahnya dan debit air kita tetap ada dan banyak, saya sendiri sudah mencoba," katanya.

Menurut Agus, Sungai Jangkuk yang melintasi Kecamatan Lingsar menjadi salah satu sungai yang berpotensi besar untuk dijadikan tempat arung jeram maupun kegiatan sejenis seperti river tubing.

Ia berharap setelah kegiatan pelatihan ini, para peserta bisa segera berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk rencana pengembangan wisata arung jeram ataupun river tubing ini.

Dwi Amang Supiyanto, pemilik Lombok Rafting yang sekaligus narasumber pada pelatihan itu mengatakan pokdarwis dan pemerintah desa (yang mempunyai potensi) harus berani mencoba berkreasi untuk memanfaatkan alam yang ada.

"Walaupun perjuangan yang akan ditempuh akan lumayan banyak rintangan, seperti yang kami (Lombok Rafting) awal-awal dulu," ujar Amang.

Sejumlah langkah disampaikan Amang untuk memulai bisnis wisata arung jeram seperti survei sungai, perizinan, sosialisasi dengan pemerintah setempat dan tokoh masyarakat sampai dengan pengembangan potensi bisnis lainnya yang bisa berjalan bersama dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

"Kami juga jual makanan di sini, dulu kita jual kaos, jual anyaman ketak, gula aren dan lain-lain, itu dari masyarakat sekitar semua. 90 persen pegawai kita juga orang sini," katanya.


Pewarta : Akhyar Rosidi
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2024