Mataram (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, sebanyak 50 jiwa warga di Kelurahan Pagesangan, Kecamatan Mataram yang dievakuasi ke masjid akibat banjir pada Rabu malam (4/7-2024), sudah kembali ke rumah masing-masing.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Mahfuddin Noor di Mataram, Kamis, mengatakan, evakuasi 50 jiwa warga Lingkungan Bebidas, Pagesangan, dilakukan sebagai langkah antisipasi.
"Warga kita evakuasi ke masjid terdekat karena melihat potensi hujan tadi malam yang masih deras," katanya.
Baca juga: Petugas bersihkan sampah lumpur sisa banjir di Mataram
Namun demikian setelah hujan reda, katanya, ketinggian air banjir yang berkisar antara 50-65 sentimeter tersebut mulai surut sekitar pukul 03.00 Kamis pagi meskipun masih ada genangan pada beberapa titik.
Dengan melihat kondisi itu, setelah shalat subuh warga satu per satu mulai meninggalkan lokasi evakuasi dan kembali ke rumah masing-masing untuk melakukan pembersihan.
Karena itu, sejauh ini BPBD belum membuka tenda darurat ataupun dapur umum, karena kondisi masih memungkinkan warga langsung kembali ke rumah masing-masing.
"Tapi untuk bantuan logistik dan makanan, sudah langsung diturunkan oleh tim dari Dinas Sosial Kota Mataram," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram menetapkan status siaga bencana hidrometeorologi
Selain itu, BPBD juga mengimbau warga agar waspada terhadap perubahan cuaca dan dibarengi dengan langkah amankan barang-barang terhadap air, bangunan rumah rawan roboh harus segera ditinggalkan.
Lebih jauh Mahfuddin mengatakan, banjir yang terjadi pada Rabu malam, dipicu karena intensitas hujan lebat yang berlangsung lama dari pagi sampai malam sehingga berdampak genangan dan banjir di beberapa kelurahan di tiga Kecamatan Sandubaya, Mataram, dan Sekarbela.
Wilayah yang tergenang air, antara lain Kelurahan Pagesangan, Pagesangan Timur, Babakan, Selagalas, dan Karang Pule. Kondisi itu terjadi karena meluapnya permukaan air di dua sungai yakni Sungai Breyok dan Unus.
Dari bendung pemantau permukaan sungai juga terjadi kenaikan 5 centimeter dari angka normal 90 centimeter.
"Karena itulah, masyarakat banyak terdampak dan warga di beberapa wilayah juga kita evakuasi ke tempat yang lebih aman," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram pasang bronjong antisipasi dampak bencana hidrometeorologi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Mahfuddin Noor di Mataram, Kamis, mengatakan, evakuasi 50 jiwa warga Lingkungan Bebidas, Pagesangan, dilakukan sebagai langkah antisipasi.
"Warga kita evakuasi ke masjid terdekat karena melihat potensi hujan tadi malam yang masih deras," katanya.
Baca juga: Petugas bersihkan sampah lumpur sisa banjir di Mataram
Namun demikian setelah hujan reda, katanya, ketinggian air banjir yang berkisar antara 50-65 sentimeter tersebut mulai surut sekitar pukul 03.00 Kamis pagi meskipun masih ada genangan pada beberapa titik.
Dengan melihat kondisi itu, setelah shalat subuh warga satu per satu mulai meninggalkan lokasi evakuasi dan kembali ke rumah masing-masing untuk melakukan pembersihan.
Karena itu, sejauh ini BPBD belum membuka tenda darurat ataupun dapur umum, karena kondisi masih memungkinkan warga langsung kembali ke rumah masing-masing.
"Tapi untuk bantuan logistik dan makanan, sudah langsung diturunkan oleh tim dari Dinas Sosial Kota Mataram," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram menetapkan status siaga bencana hidrometeorologi
Selain itu, BPBD juga mengimbau warga agar waspada terhadap perubahan cuaca dan dibarengi dengan langkah amankan barang-barang terhadap air, bangunan rumah rawan roboh harus segera ditinggalkan.
Lebih jauh Mahfuddin mengatakan, banjir yang terjadi pada Rabu malam, dipicu karena intensitas hujan lebat yang berlangsung lama dari pagi sampai malam sehingga berdampak genangan dan banjir di beberapa kelurahan di tiga Kecamatan Sandubaya, Mataram, dan Sekarbela.
Wilayah yang tergenang air, antara lain Kelurahan Pagesangan, Pagesangan Timur, Babakan, Selagalas, dan Karang Pule. Kondisi itu terjadi karena meluapnya permukaan air di dua sungai yakni Sungai Breyok dan Unus.
Dari bendung pemantau permukaan sungai juga terjadi kenaikan 5 centimeter dari angka normal 90 centimeter.
"Karena itulah, masyarakat banyak terdampak dan warga di beberapa wilayah juga kita evakuasi ke tempat yang lebih aman," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram pasang bronjong antisipasi dampak bencana hidrometeorologi.