Lombok Barat (Antaranews NTB) - Bank Indonesia (BI) membangun "rumah jamur" di Pondok Pesantren Nurul Haramain Kabupaten Lombok Barat sebagai implementasi pengembangan ekonomi syariah di Nusa Tenggara Barat.
"Pembangunan rumah jamur tersebut sebagai implementasi dari kerja sama BI dengan Pondok Pesantren Nurul Haramain yang telah diinisiasi sejak 2017," kata Deputi Gubernur BI Sugeng, pada peresmian bangunan sarana budi daya "rumah jamur" di Pondok Pesantren Nurul Haramain Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Sabtu.
Peresmian tersebut dihadiri juga oleh anggota Komisi XI DPR RI H Willgo Zainar, Kepala Perwakilan BI NTB Achris Sarwani, Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Haramain TGH Hasanain Juaini, dan Pimpinan Pondok Pesantren Hidayatul Ummah TGH Saifuddin Zuhri Taufiq.
Sarana budi daya "rumah jamur" yang sudah dibangun, terdiri atas ruang inkubasi, ruang pembuahan, serta sarana dan prasarana pembuatan "baglog" jamur.
Menurut Sugeng, peran pondok pesantren sangat penting dan strategis untuk mendorong ekonomi syariah. Oleh sebab itu, BI melalui Program Sosial Bank Indonesia, bekerja sama dengan pengelola Pondok Pesantren Nurul Haramain, untuk membudidayakan jamur yang memiliki nilai ekonomi.
Kerja sama tersebut didasari oleh potensi pasar jamur di NTB, yang masih sangat besar serta banyaknya variasi produk olahan yang dapat dihasilkan dari jamur.
Saat ini, rumah inkubasi jamur telah terisi lebih dari 2.500 "baglog" jamur dengan kapasitas produksi mencapai 10-25 kilogram per hari.
"Hasil produksi jamur kemudian dapat diolah dan dijual ke pasar maupun dikonsumsi oleh internal pondok pesanten, sehingga mampu mendukung kemandirian ekonomi para santri dan santriwati," ujarnya.
Anggota Komisi XI DPR RI H Willgo Zainar berharap pengelola Pondok Pesantren Nurul Haramain dapat menjadi percontohan bagi pondok pesantren yang dapat "go international" dan memberdayakan ekonomi umat.
"Dengan besarnya potensi ekonomi NTB, dan didukung oleh nilai-nilai religi yang kuat di masyarakat, pesantren diharapkan mampu mengkombinasikan kedual hal tersebut guna mengentaskan kemiskinan serta mendorong kualitas sumber daya manusia," ucap politisi Partai Gerindra ini.
Pada kesempatan yang sama, Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Haramain TGH Hasanain Juaini, mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan Bank Indonesia, dalam mewujudkan kemandirian ekonomi pesantren.
Ke depan, kata dia, pondok pesantren di NTB, akan menyatukan langkah untuk mendorong pariwisata halal dari berbagai aspek, seperti transportasi, makanan, minuman, dan pemandu wisata.
"Kerja sama dengan Bank Indonesia dalam hal ini diharapkan dapat terus berlanjut," katanya.
Selain memberikan bantuan kepada Pondok Pesantren Nurul Haramain, Bank Indonesia juga menyerahkan bantuan kepada Pondok Pesantren Hidayatul Ummah NW, yang fokus pada meningkatkan kualitas sumber daya manusia, salah satunya dengan mencetak penghafal Al-Quran.
Bantuan yang diberikan berupa pembangunan sarana mandi, cuci dan kakus serta perbaikan infrastruktur sekolah. Bantuan tersebut sebagai wujud nyata komitmen Bank Indonesia dalam mengembangkan sumber daya manusia melalui pendidikan. (*)
"Pembangunan rumah jamur tersebut sebagai implementasi dari kerja sama BI dengan Pondok Pesantren Nurul Haramain yang telah diinisiasi sejak 2017," kata Deputi Gubernur BI Sugeng, pada peresmian bangunan sarana budi daya "rumah jamur" di Pondok Pesantren Nurul Haramain Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Sabtu.
Peresmian tersebut dihadiri juga oleh anggota Komisi XI DPR RI H Willgo Zainar, Kepala Perwakilan BI NTB Achris Sarwani, Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Haramain TGH Hasanain Juaini, dan Pimpinan Pondok Pesantren Hidayatul Ummah TGH Saifuddin Zuhri Taufiq.
Sarana budi daya "rumah jamur" yang sudah dibangun, terdiri atas ruang inkubasi, ruang pembuahan, serta sarana dan prasarana pembuatan "baglog" jamur.
Menurut Sugeng, peran pondok pesantren sangat penting dan strategis untuk mendorong ekonomi syariah. Oleh sebab itu, BI melalui Program Sosial Bank Indonesia, bekerja sama dengan pengelola Pondok Pesantren Nurul Haramain, untuk membudidayakan jamur yang memiliki nilai ekonomi.
Kerja sama tersebut didasari oleh potensi pasar jamur di NTB, yang masih sangat besar serta banyaknya variasi produk olahan yang dapat dihasilkan dari jamur.
Saat ini, rumah inkubasi jamur telah terisi lebih dari 2.500 "baglog" jamur dengan kapasitas produksi mencapai 10-25 kilogram per hari.
"Hasil produksi jamur kemudian dapat diolah dan dijual ke pasar maupun dikonsumsi oleh internal pondok pesanten, sehingga mampu mendukung kemandirian ekonomi para santri dan santriwati," ujarnya.
Anggota Komisi XI DPR RI H Willgo Zainar berharap pengelola Pondok Pesantren Nurul Haramain dapat menjadi percontohan bagi pondok pesantren yang dapat "go international" dan memberdayakan ekonomi umat.
"Dengan besarnya potensi ekonomi NTB, dan didukung oleh nilai-nilai religi yang kuat di masyarakat, pesantren diharapkan mampu mengkombinasikan kedual hal tersebut guna mengentaskan kemiskinan serta mendorong kualitas sumber daya manusia," ucap politisi Partai Gerindra ini.
Pada kesempatan yang sama, Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Haramain TGH Hasanain Juaini, mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan Bank Indonesia, dalam mewujudkan kemandirian ekonomi pesantren.
Ke depan, kata dia, pondok pesantren di NTB, akan menyatukan langkah untuk mendorong pariwisata halal dari berbagai aspek, seperti transportasi, makanan, minuman, dan pemandu wisata.
"Kerja sama dengan Bank Indonesia dalam hal ini diharapkan dapat terus berlanjut," katanya.
Selain memberikan bantuan kepada Pondok Pesantren Nurul Haramain, Bank Indonesia juga menyerahkan bantuan kepada Pondok Pesantren Hidayatul Ummah NW, yang fokus pada meningkatkan kualitas sumber daya manusia, salah satunya dengan mencetak penghafal Al-Quran.
Bantuan yang diberikan berupa pembangunan sarana mandi, cuci dan kakus serta perbaikan infrastruktur sekolah. Bantuan tersebut sebagai wujud nyata komitmen Bank Indonesia dalam mengembangkan sumber daya manusia melalui pendidikan. (*)