Satu keluarga keracunan jamur di Cikakak

id Keracunan Jamur ,Kabupaten Sukabumi,DPRD Kabupaten Sukabumi ,RSUD Palabuhanratu

Satu keluarga keracunan jamur di Cikakak

Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi Badri Suhendi saat menjenguk warga Desa Sukamaju, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat di RSUD Palabuhanratu karena diduga keracunan makanan usai menyantap jamur pada Rabu (7/2/2024). ANTARA/Aditya Rohman

Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Satu keluarga yang merupakan warga Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat harus dilarikan dan mendapatkan penanganan medis di RSUD Palabuhanratu karena diduga keracunan usai menyantap jamur pada Rabu.

"Kondisi para korban saat tiba di rumah sakit sudah dalam kondisi lemas dan mengalami gejala keracunan. Para korban saat ini sudah mendapatkan pertolongan medis dan kondisi kesehatannya berangsur pulih," kata Humas RSUD Palabuhanratu Saeful Anwar di Sukabumi, Rabu.

Menuru Saeful, korban yang tercatat sebagai warga Desa Sukamaju tersebut merupakan satu keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan dua anak. Keempat korban ini berinisial (33), CM (42), SN (11) dan MABZ (8).

Dari hasil anamnesa (wawancara medis antara pasien atau keluarga pasien dengan dokter) mereka mengalami gejala keracunan seperti pusing, mual, diare hingga muntah-muntah setelah mengkonsumsi jamur.

Namun belum diketahui jamur yang dikonsumsi para korban ini didapat dari mana. Beruntung, mereka cepat dibawa ke rumah sakit sehingga langsung diberikan penanganan medis, untuk saat ini kondisinya sudah mulai membaik tetapi masih butuh perawatan untuk memulihkan kesehatannya.

Sementara, Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi Badri Suhendi mengatakan dirinya mendapatkan informasi bahwa ada warganya yang masuk rumah sakit akibat keracunan setelah mengkonsumsi jamur. Ada lima yang keracunan, namun satu korban kondisinya tidak terlalu parah.

Pihaknya pun mengapresiasi warga, pengurus RT/RW dan perangkat pemerintahan setempat yang cepat tanggap dalam memberikan bantuan terhadap para korban.

Awalnya ada lima korban yang mengalami gejala keracunan, namun yang harus mendapatkan penanganan medis hanya empat orang yang merupakan satu keluarga.