Mataram (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyarankan agar Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) setempat kembali memasang jaring sampah di muara sungai sebagai antisipasi sampah masuk ke laut.
"Sampah yang ada di laut dan pinggir pantai merupakan sampah kiriman dari sungai yang dibawa arus ke pinggir pantai," kata Kepala DLH Kota Mataram Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Senin, menyikapi adanya tumpukan sampah di sejumlah titik pesisir Wisata Pantai Loang Baloq, Kecamatan Sekarbela.
Menurutnya, jenis sampah basah atau sampah yang berada di saluran, drainase, sungai, dan laut, itu menjadi ranah dari Dinas PUPR. Sementara untuk sampah di areal objek wisata, menjadi ranah DLH dan selama ini sudah tertangani dengan baik, dengan penyiapan fasilitas tempat sampah dan petugas kebersihan.
"Termasuk di areal pesisir pantai sudah kami tangani," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram hentikan sementara jaring sampah di sungai
Bahkan untuk di objek-objek wisata seperti Loang Baloq, Pantai Ampenan, Mapak Indah, Karang Panas, dan Pantai Gading, kata dia, sudah bisa melakukan pengawasan mandiri terhadap penanganan sampah. "Kami tinggal melakukan pengangkutan setiap hari sesuai jadwal ritase," katanya.
Di sisi lain, lanjut Denny, untuk memberikan efek jera kepada warga pesisir yang sering membuang sampah ke laut, DLH Kota Mataram segera menetapkan sanksi bagi warga yang berada di pesisir pantai yang menyapu atau membuang sampah ke laut.
"Aktivitas warga itu sering kali terlihat di sejumlah titik kawasan 9,2 kilometer pesisir pantai Kota Mataram," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram menguji coba jaring sampah sungai sistem pipa
Dia mengakui kesadaran masyarakat di kawasan pesisir masih kurang sehingga perlu diterapkan tindakan tegas, salah satunya dengan pemberian sanksi sosial.
Karena itu pengawasan dari warga sekitar yang peduli memang perlu ada, untuk saling mengingatkan dan menegur jika ada warga yang membuang sampah ke laut, sebab itu bisa berdampak mencemari air laut dan mengganggu siklus hidup populasi laut.
"Menumbuhkan rasa ikut bertanggung jawab ini juga penting, agar sesama masyarakat saling kontrol tidak membuang sampah ke laut," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram menyiapkan konsep penanganan sampah sungai sistem jaring
"Sampah yang ada di laut dan pinggir pantai merupakan sampah kiriman dari sungai yang dibawa arus ke pinggir pantai," kata Kepala DLH Kota Mataram Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Senin, menyikapi adanya tumpukan sampah di sejumlah titik pesisir Wisata Pantai Loang Baloq, Kecamatan Sekarbela.
Menurutnya, jenis sampah basah atau sampah yang berada di saluran, drainase, sungai, dan laut, itu menjadi ranah dari Dinas PUPR. Sementara untuk sampah di areal objek wisata, menjadi ranah DLH dan selama ini sudah tertangani dengan baik, dengan penyiapan fasilitas tempat sampah dan petugas kebersihan.
"Termasuk di areal pesisir pantai sudah kami tangani," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram hentikan sementara jaring sampah di sungai
Bahkan untuk di objek-objek wisata seperti Loang Baloq, Pantai Ampenan, Mapak Indah, Karang Panas, dan Pantai Gading, kata dia, sudah bisa melakukan pengawasan mandiri terhadap penanganan sampah. "Kami tinggal melakukan pengangkutan setiap hari sesuai jadwal ritase," katanya.
Di sisi lain, lanjut Denny, untuk memberikan efek jera kepada warga pesisir yang sering membuang sampah ke laut, DLH Kota Mataram segera menetapkan sanksi bagi warga yang berada di pesisir pantai yang menyapu atau membuang sampah ke laut.
"Aktivitas warga itu sering kali terlihat di sejumlah titik kawasan 9,2 kilometer pesisir pantai Kota Mataram," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram menguji coba jaring sampah sungai sistem pipa
Dia mengakui kesadaran masyarakat di kawasan pesisir masih kurang sehingga perlu diterapkan tindakan tegas, salah satunya dengan pemberian sanksi sosial.
Karena itu pengawasan dari warga sekitar yang peduli memang perlu ada, untuk saling mengingatkan dan menegur jika ada warga yang membuang sampah ke laut, sebab itu bisa berdampak mencemari air laut dan mengganggu siklus hidup populasi laut.
"Menumbuhkan rasa ikut bertanggung jawab ini juga penting, agar sesama masyarakat saling kontrol tidak membuang sampah ke laut," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram menyiapkan konsep penanganan sampah sungai sistem jaring