Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, telah menyiapkan konsep penanganan sampah sungai melalui penerapan sistem jaring sampah yang akan dipasang pada sejumlah muara sungai di kota itu.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Miftahurrahman di Mataram, Rabu, mengatakan konsep jaring sampah sungai ini akan diterapkan untuk menghindari terjadinya tumpukan sampah di pinggir sungai dan laut.
"Jaring sampah ini kita buat dengan menggunakan besi dan bagian atas pakai paralon sebagai pelampung sekaligus memudahkan saat penarikan ke pinggir untuk diangkut," katanya.
Dikatakannya, penerapan jaring sampah sebelumnya sudah dicoba di Jembatan Ampenan, dan saluran di Kebon Erat Daye (nama lingkungan-red) yang hasilnya cukup efektif untuk mencegah sampah ke muara dan pesisir pantai.
Karena itulah, konsep tersebut akan diperbanyak bahkan tidak hanya dipasang di sungai melainkan juga akan dipasang pada saluran drainase dan irigasi.
"Harapannya, ke depan sungai, saluran, dan irigasi bisa bersih dari sampah dan tidak ada lagi masyarakat membuang sampah pada tempat tersebut," katanya.
Menurutnya, dari hasil evaluasi penanganan sampan melalui jaring setiap harinya petugas di PUPR mampu mengangkat sampah basah (sungai dan saluran-red), sekitar 180 kubik.
Namun yang bisa diangkut petugas setiap hari hanya sekitar 22 kubik. Kondisi itu terjadi karena kemampuan armada yang dimiliki saat ini hanya lima armada.
"Sementara sisanya tetap kita angkut secara bertahap sampai selesai sesuai rotasi. Jadi bukan kita tidak mau selesaikan sekaligus tapi ini murni karena keterbatasan armada," katanya.
Camat Ampenan Muzakkir Walad sebelumnya mengatakan, pelaksanaan program jaring sampah di Jembatan Ampenan saat diuji coba berjalan efektif mengurangi sampah di hilir.
Hanya saja, sambung Camat Ampenan yang memiliki wilayah hilir ini, saat itu penangan jaring sampah yang dilakukan tidak terintegrasi dengan oleh wilayah-wilayah di hulu sehingga tidak bisa menyelesaikan masalah.
"Sebenarnya program jaring sampah ini efektif hanya saja tidak menyelesaikan masalah, karena tidak ada dukungan dan partisipasi dari wilayah lain di hulu. Jadi kalau dilaksanakan lagi harus ada komitmen bersama dengan wilayah hulu agar program bisa maksimal," katanya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Miftahurrahman di Mataram, Rabu, mengatakan konsep jaring sampah sungai ini akan diterapkan untuk menghindari terjadinya tumpukan sampah di pinggir sungai dan laut.
"Jaring sampah ini kita buat dengan menggunakan besi dan bagian atas pakai paralon sebagai pelampung sekaligus memudahkan saat penarikan ke pinggir untuk diangkut," katanya.
Dikatakannya, penerapan jaring sampah sebelumnya sudah dicoba di Jembatan Ampenan, dan saluran di Kebon Erat Daye (nama lingkungan-red) yang hasilnya cukup efektif untuk mencegah sampah ke muara dan pesisir pantai.
Karena itulah, konsep tersebut akan diperbanyak bahkan tidak hanya dipasang di sungai melainkan juga akan dipasang pada saluran drainase dan irigasi.
"Harapannya, ke depan sungai, saluran, dan irigasi bisa bersih dari sampah dan tidak ada lagi masyarakat membuang sampah pada tempat tersebut," katanya.
Menurutnya, dari hasil evaluasi penanganan sampan melalui jaring setiap harinya petugas di PUPR mampu mengangkat sampah basah (sungai dan saluran-red), sekitar 180 kubik.
Namun yang bisa diangkut petugas setiap hari hanya sekitar 22 kubik. Kondisi itu terjadi karena kemampuan armada yang dimiliki saat ini hanya lima armada.
"Sementara sisanya tetap kita angkut secara bertahap sampai selesai sesuai rotasi. Jadi bukan kita tidak mau selesaikan sekaligus tapi ini murni karena keterbatasan armada," katanya.
Camat Ampenan Muzakkir Walad sebelumnya mengatakan, pelaksanaan program jaring sampah di Jembatan Ampenan saat diuji coba berjalan efektif mengurangi sampah di hilir.
Hanya saja, sambung Camat Ampenan yang memiliki wilayah hilir ini, saat itu penangan jaring sampah yang dilakukan tidak terintegrasi dengan oleh wilayah-wilayah di hulu sehingga tidak bisa menyelesaikan masalah.
"Sebenarnya program jaring sampah ini efektif hanya saja tidak menyelesaikan masalah, karena tidak ada dukungan dan partisipasi dari wilayah lain di hulu. Jadi kalau dilaksanakan lagi harus ada komitmen bersama dengan wilayah hulu agar program bisa maksimal," katanya.