Lombok Barat (Antaranews NTB) - Sekretaris Daerah Lombok Barat H Mohammad Taufik mengatakan angka harapan hidup warga di daerahnya meningkat dari 64,10 menjadi 65,44 tahun sebagai dampak dari berbagai program di bidang peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.
"Pencapaian angka harapan hidup merupakan salah satu indikator indeks pembangunan manusia. Untuk Kabupaten Lombok Barat, mengalami peningkatan 0,34 tahun," kata Taufik, di Gerung, Ibu Kota Kabupaten Lombok Barat, NTB.
Menurut dia, capaian tersebut tidak lepas dari usaha dan langkah nyata yang dilakukan pemerintah daerah dalam bidang kesehatan.
Kegiatan yang dilakukan di antaranya pembenahan dan peningkatan sarana prasarana kesehatan, sosialisasi penerapan pola hidup sehat hingga peningkatan layanan kesehatan melalui program Jamkesda, Jamkesmas dan Jampersal.
"Upaya peningkatan di bidang kesehatan terus dilakukan, terutama penambahan jumlah puskesmas," ujarnya.
Lebih lanjut, Taufik mengatakan peningkatan angka harapan hidup tersebut merupakan salah satu dari 35 indikator kinerja utama yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lombok Barat.
Hasil evaluasi capaian indikator kinerja utama daerah hingga 2017, menunjukkan dari 35 indikator kinerja utama, telah tercapai 34 dan satu belum tercapai, yakni indikator rata-rata lama sekolah.
Taufik menyebutkan sebanyak 34 indikator yang telah tercapai itu bila dipersentasekan menjadi sebesar 97,14 persen, sedangkan satu indikator yang belum tercapai 2,86 persen.
"Satu indikator yang belum tercapai merupakan tugas cukup berat. Oleh karena itu, butuh strategi, sumber daya dan komitmen tinggi agar satu indikator tersebut dapat dicapai pada akhir RPJMD, yaitu 2019," ucapnya.
Ia mengatakan angka rata-rata lama sekolah yang ditargetkan 6,31 tahun, baru terealisasi 5,93 tahun. Itu artinya, masyarakat Lombok Barat secara rata-rata belum tamat sekolah dasar.
Namun demikian, angka rata-rata lama sekolah sebenarnya mengalami peningkatan yang signifikan. Pada 2016, rata-rata lama sekolah, yaitu 5,63 tahun meningkat 0,36 tahun menjadi 5,93 tahun pada 2017.
"Namun kita masih belum mencapai target yang ditetapkan, yaitu 6,31 tahun," kata Taufik, yang berharap agar seluruh komponen masyarakat Kabupaten Lombok Barat ikut berperan serta untuk mendorong anak-anak bersekolah setinggi-tingginya.
Pemkab Lombok Barat, kata dia, terus mendorong warga menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang lebih tinggi karena rata-rata lama sekolah merupakan salah satu komponen penghitungan IPM.
Pencapaian IPM Kabupaten Lombok Barat saat ini tercatat sebesar 65,55 persen. Angka tersebut menjadikan daerah dengan motto Patut Patut Patju ini menjadi yang terbaik kedua di Pulau Lombok, setelah Kota Mataram. Dan di NTB, menempati posisi ke-4 di bawah Kota Mataram, Bima dan Kabupaten Sumbawa Barat. (*)
"Pencapaian angka harapan hidup merupakan salah satu indikator indeks pembangunan manusia. Untuk Kabupaten Lombok Barat, mengalami peningkatan 0,34 tahun," kata Taufik, di Gerung, Ibu Kota Kabupaten Lombok Barat, NTB.
Menurut dia, capaian tersebut tidak lepas dari usaha dan langkah nyata yang dilakukan pemerintah daerah dalam bidang kesehatan.
Kegiatan yang dilakukan di antaranya pembenahan dan peningkatan sarana prasarana kesehatan, sosialisasi penerapan pola hidup sehat hingga peningkatan layanan kesehatan melalui program Jamkesda, Jamkesmas dan Jampersal.
"Upaya peningkatan di bidang kesehatan terus dilakukan, terutama penambahan jumlah puskesmas," ujarnya.
Lebih lanjut, Taufik mengatakan peningkatan angka harapan hidup tersebut merupakan salah satu dari 35 indikator kinerja utama yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lombok Barat.
Hasil evaluasi capaian indikator kinerja utama daerah hingga 2017, menunjukkan dari 35 indikator kinerja utama, telah tercapai 34 dan satu belum tercapai, yakni indikator rata-rata lama sekolah.
Taufik menyebutkan sebanyak 34 indikator yang telah tercapai itu bila dipersentasekan menjadi sebesar 97,14 persen, sedangkan satu indikator yang belum tercapai 2,86 persen.
"Satu indikator yang belum tercapai merupakan tugas cukup berat. Oleh karena itu, butuh strategi, sumber daya dan komitmen tinggi agar satu indikator tersebut dapat dicapai pada akhir RPJMD, yaitu 2019," ucapnya.
Ia mengatakan angka rata-rata lama sekolah yang ditargetkan 6,31 tahun, baru terealisasi 5,93 tahun. Itu artinya, masyarakat Lombok Barat secara rata-rata belum tamat sekolah dasar.
Namun demikian, angka rata-rata lama sekolah sebenarnya mengalami peningkatan yang signifikan. Pada 2016, rata-rata lama sekolah, yaitu 5,63 tahun meningkat 0,36 tahun menjadi 5,93 tahun pada 2017.
"Namun kita masih belum mencapai target yang ditetapkan, yaitu 6,31 tahun," kata Taufik, yang berharap agar seluruh komponen masyarakat Kabupaten Lombok Barat ikut berperan serta untuk mendorong anak-anak bersekolah setinggi-tingginya.
Pemkab Lombok Barat, kata dia, terus mendorong warga menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang lebih tinggi karena rata-rata lama sekolah merupakan salah satu komponen penghitungan IPM.
Pencapaian IPM Kabupaten Lombok Barat saat ini tercatat sebesar 65,55 persen. Angka tersebut menjadikan daerah dengan motto Patut Patut Patju ini menjadi yang terbaik kedua di Pulau Lombok, setelah Kota Mataram. Dan di NTB, menempati posisi ke-4 di bawah Kota Mataram, Bima dan Kabupaten Sumbawa Barat. (*)