Surabaya (ANTARA) - Pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Surabaya Waterfront Line (SWL) di Pantai Timur Surabaya memunculkan beragam reaksi dari masyarakat dan pengamat pembangunan. Proyek ini dirancang sebagai langkah ambisius untuk mengubah kawasan pesisir menjadi ikon modern yang mengintegrasikan ekowisata, perdagangan, dan fasilitas urban berkelas dunia. Namun, di balik potensi besar yang ditawarkan, tantangan sosial, lingkungan, dan ekonomi menjadi perhatian utama, terutama bagi masyarakat lokal yang tinggal di sekitar kawasan tersebut.
Harapan Kebangkitan Ekonomi dan Modernisasi
Pembangunan SWL diyakini dapat menjadi katalisator kebangkitan ekonomi Surabaya. Proyek ini menawarkan potensi besar dalam:
1. Peningkatan Pariwisata: Dengan fasilitas modern seperti marina, kawasan pejalan kaki, dan pusat rekreasi, SWL diharapkan menarik wisatawan domestik dan internasional.
2. Penciptaan Lapangan Kerja: SWL akan membuka peluang usaha baru, mulai dari sektor jasa hingga industri kreatif, yang bisa menyerap ribuan tenaga kerja.
3. Revitalisasi Kawasan: Transformasi pantai timur menjadi area urban modern dapat mengangkat citra Surabaya sebagai kota global.
Bagi Surabaya, SWL bukan hanya proyek pembangunan, tetapi juga simbol modernisasi yang dapat membawa manfaat jangka panjang untuk pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Ketakutan - Ancaman Peminggiran Warga Lokal dan Kerusakan Lingkungan
Di sisi lain, pembangunan ini tidak lepas dari kritik:
1. Peningkatan Risiko Peminggiran Masyarakat Lokal: Banyak komunitas pesisir yang telah tinggal selama bertahun-tahun di kawasan ini khawatir akan tergusur. Kehadiran PSN sering kali membawa gelombang urbanisasi yang dapat mengubah tata sosial masyarakat lokal.
2. Kerusakan Lingkungan: Proyek SWL berpotensi merusak ekosistem pantai timur Surabaya. Mangrove yang berfungsi sebagai penahan abrasi dan habitat berbagai spesies dapat terancam oleh aktivitas konstruksi.
3. Ketimpangan Sosial: Jika tidak dikelola dengan baik, SWL bisa menjadi "kota dalam kota" yang hanya dinikmati oleh kalangan tertentu, meninggalkan masyarakat lokal dalam ketimpangan.
Menjawab Ketakutan dengan Pembangunan Inklusif dan Berkelanjutan
Harapan besar tertuju pada bagaimana SWL dapat dibangun tanpa mengorbankan masyarakat lokal dan lingkungan. Untuk itu, pendekatan inklusif dan berkelanjutan menjadi salah satu hal terpenting, disamping juga
Ada beberapa hal yang bisa menjadi masukan bagi pengembang dan pemerintah :
1. Pelibatan Masyarakat Lokal: Pemerintah dan pengembang harus melibatkan masyarakat lokal dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek, memastikan aspirasi mereka didengar.
2. Pemberdayaan Ekonomi Lokal: Fasilitas baru di SWL dapat diintegrasikan dengan produk lokal, seperti, perahu nelayan yang lebih modern, agar nelayan mampu bersaing dengan nelayan kota lain dengan mendapatkan ikan yg lebih banyak, kenyesiakan cold storage untuk tempat penampungan ikan yang siap eksport, tempat pelelangan ikan, dan juga lakuliner khas pesisir atau kerajinan tangan, untuk menciptakan ekosistem ekonomi yang mendukung masyarakat setempat.
3. Konservasi Lingkungan: Pembangunan harus mempertimbangkan aspek lingkungan dengan tetap menjaga kawasan mangrove, meminimalkan polusi, dan merancang infrastruktur yang ramah lingkungan.
4. Penyediaan Hunian Layak: Jika penggusuran tidak dapat dihindari, pemerintah harus menyediakan hunian pengganti yang layak dengan fasilitas yang memadai untuk masyarakat terdampak.
5. Pelestarian Nilai Budaya dan Kearifan Lokal: Salah satu tantangan besar dalam
pembangunan besar-besaran adalah potensi tergerusnya nilai-nilai budaya dan kearifan lokal. Untuk itu, pembangunan SWL harus tetap memadukan unsur-unsur
budaya lokal yang telah ada. Pemerintah dan pengembang bisa melibatkan masyarakat dalam merancang ruang publik yang mencerminkan kebudayaan setempat, misalnya melalui ornamen, festival, atau ruang seni yang menggambarkan kehidupan pesisir Surabaya. Dengan demikian, identitas budaya lokal dapat tetap hidup berdampingan dengan perkembangan modern kota. Penyediaan pusat kebudayaan atau ruang untuk komunitas lokal juga sangat penting untuk menjaga tradisi dan memberikan tempat bagi ekspresi budaya lokal.
Kesimpulan
Pembangunan PSN SWL di Pantai Timur Surabaya adalah peluang besar untuk Surabaya menjadi lebih maju. Namun, keberhasilan proyek ini akan sangat tergantung pada bagaimana pemerintah dan pengembang memastikan keberlanjutan lingkungan, keadilan sosial, serta pelestarian budaya lokal. SWL seharusnya menjadi proyek yang tidak hanya membanggakan secara estetika, tetapi juga mencerminkan keadilan bagi semua lapisan masyarakat, terutama mereka yang telah lama menjaga pesisir ini.
Dengan kebijakan yang inklusif, transparan, dan berkelanjutan, serta dengan pendekatan yang menghargai nilai-nilai budaya lokal, PSN SWL dapat menjadi bukti nyata bahwa pembangunan tidak harus mengorbankan masyarakat lokal dan budaya, melainkan menjadikannya bagian penting dari kemajuan kota.
Salam
*) Penulis adalah pegiat sosial di Surabaya