Washington (ANTARA) - Presiden AS Joe Biden meminta warga Amerika untuk mempertahankan demokrasi dengan memilih calon presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris, dalam pemilihan umum 5 November mendatang.

"Apakah Anda siap untuk memilih kebebasan? Apakah Anda siap untuk memilih demokrasi untuk Amerika? Dan izinkan saya bertanya kepada Anda: Apakah Anda siap untuk memilih Kamala Harris dan Tim Walz sebagai presiden dan wakil presiden?" kata Biden pada malam pertama Konvensi Nasional Demokrat di Chicago, Illinois, Senin (19/8).

Biden (81) tampak emosional selama tampil di konvensi tersebut, setelah diperkenalkan oleh putrinya, Ashley.

"Dengan hati bersyukur, saya berdiri di hadapan Anda sekarang pada malam Agustus ini untuk menyatakan bahwa demokrasi telah menang. Demokrasi telah terwujud, dan sekarang demokrasi harus dipertahankan," katanya.

Ia juga mengatakan bahwa setiap suara akan menentukan apakah demokrasi dan kebebasan akan menang.

"Sesederhana itu—dan seserius itu. Kekuasaan ada di tangan Anda. Sejarah ada di tangan Anda. Masa depan Amerika ada di tangan Anda," ujarnya.

Bulan lalu, Biden mengumumkan mundur dari pencalonan presiden 2024, yang sekaligus mengakhiri peluangnya untuk terpilih kembali.

Setelah mendapat dukungan penuh dari Biden, Harris yang saat ini menjabat Wakil Presiden AS, secara resmi meluncurkan kampanye sebagai calon presiden dari Demokrat. Ia memilih Gubernur Minnesota Tim Walz untuk menjadi pasangannya dalam pencalonan tersebut.

Harris, yang tampil mengejutkan pada konvensi tersebut, berjanji untuk mengalahkan calon dari Partai Republik sekaligus mantan presiden Donald Trump dalam pilpres mendatang.

"November ini, kita akan bersatu dan menyatakan dengan satu suara, sebagai satu bangsa, kita akan terus maju," ujarnya.

Harris (59) dijadwalkan untuk berpidato pada Kamis (22/8) atau hari terakhir konvensi, ketika ia akan secara resmi menerima pencalonan partai untuk menjadi presiden AS.

Baca juga: Pengunduran diri Biden dari pemilihan presiden adalah urusan AS
Baca juga: Percobaan pembunuhan Trump soroti sejarah kekerasan politik Amerika Serikat

Jika terpilih, ia akan mengukir sejarah AS sebagai presiden perempuan pertama. Mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, yang mencalonkan diri sebagai presiden pada 2016, memuji kepemimpinan Biden yang membawa martabat dan kompetensi ke Gedung Putih.

"Dan sekarang, kita sedang menulis babak baru dalam kisah Amerika. Kamala memiliki karakter, pengalaman, dan visi untuk memimpin kita maju," kata Clinton.

Sumber: Anadolu



 

Pewarta : Yashinta Difa Pramudyani
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024