Mataram (ANTARA) - Badan Pelaksana Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat mengimbau masyarakat tetap tenang menyikapi informasi potensi gempa megathrust yang diprediksi terjadi di dua kawasan Indonesia, yakni Selat Sunda dan Mentawai.
"Masyarakat kami harapkan tenang namun tetap waspada terhadap terhadap informasi potensi megathrust," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Mataram Mahfuddin Noor di Mataram, Senin.
Dia mengatakan informasi potensi gempa megathrust harus tersampaikan secara masif ke masyarakat, karena bencana gempa bumi tidak dapat diprediksi kapan terjadi.
Baca juga: Gempa bumi magnitudo 4,4 dirasakan di Kota Mataram
Dari informasi potensi gempa megathrust disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), berdasarkan kejadian sebelumnya sesuai dengan masa-masanya atau siklus gempa, dan sejarah sebelumnya.
Oleh karena itu, informasi BMKG tersebut harus dibarengi dengan berbagai upaya edukasi dan memperkuat mitigasi bencana guna mengurangi risiko atau dampak bencana.
"Informasi ini bagian kita agar tetap waspada, tapi tidak berlebihan," katanya.
Di Kota Mataram, kata Mahfuddin, upaya mitigasi bencana tsunami telah dilaksanakan melalui program Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) atau Proyek Prakarsa Ketangguhan Bencana Indonesia.
Baca juga: BPBD Mataram meminta warga pantau informasi perihal gempa dari BMKG
Kota Mataram menjadi salah satu di antara 30 kabupaten/kota se-Indonesia menjadi lokasi pelaksanaan program IDRIP karena Kota Mataram salah satu di antara 10 kabupaten/kota di NTB yang memiliki enam di antara 10 jenis bencana yang kerap terjadi di NTB.
Selain gempa disertai tsunami, bencana lain yang mengancam wilayah Kota Mataram adalah banjir, kebakaran permukiman, konflik sosial, gelombang pantai, dan abrasi.
"Masyarakat di delapan kelurahan pada sepanjang 9,2 kilometer garis pantai di Kota Mataram, sudah kami edukasi mitigasi bencana ketika terjadi gelombang berpotensi tsunami," katanya.
Selain itu, dalam tahun ini juga Kota Mataram segera memiliki gedung Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) yang akan dibangun oleh pemerintah pusat.
Baca juga: Gempa bumi Magnitudo 4,6 dirasakan di Kota Mataram
Gedung Pusdalops tersebut nantinya akan dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana pendukung seperti "media center", "command center", ruang pertemuan, serta perangkat komunikasi kebencanaan.
Pasalnya, keberadaan pusdalops ke depan menjadi penyelenggara sistem informasi dan komunikasi penanggulangan bencana.
"Keberadaan pusdalops dapat memberikan dukungan kegiatan pada saat sebelum bencana yakni pengumpul, pengolah, penyaji data dan informasi kebencanaan," katanya.
Baca juga: Pasca gempa 2018 belum diperbaiki, bangunan SDN 48 Ampenan rawan roboh
"Masyarakat kami harapkan tenang namun tetap waspada terhadap terhadap informasi potensi megathrust," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Mataram Mahfuddin Noor di Mataram, Senin.
Dia mengatakan informasi potensi gempa megathrust harus tersampaikan secara masif ke masyarakat, karena bencana gempa bumi tidak dapat diprediksi kapan terjadi.
Baca juga: Gempa bumi magnitudo 4,4 dirasakan di Kota Mataram
Dari informasi potensi gempa megathrust disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), berdasarkan kejadian sebelumnya sesuai dengan masa-masanya atau siklus gempa, dan sejarah sebelumnya.
Oleh karena itu, informasi BMKG tersebut harus dibarengi dengan berbagai upaya edukasi dan memperkuat mitigasi bencana guna mengurangi risiko atau dampak bencana.
"Informasi ini bagian kita agar tetap waspada, tapi tidak berlebihan," katanya.
Di Kota Mataram, kata Mahfuddin, upaya mitigasi bencana tsunami telah dilaksanakan melalui program Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) atau Proyek Prakarsa Ketangguhan Bencana Indonesia.
Baca juga: BPBD Mataram meminta warga pantau informasi perihal gempa dari BMKG
Kota Mataram menjadi salah satu di antara 30 kabupaten/kota se-Indonesia menjadi lokasi pelaksanaan program IDRIP karena Kota Mataram salah satu di antara 10 kabupaten/kota di NTB yang memiliki enam di antara 10 jenis bencana yang kerap terjadi di NTB.
Selain gempa disertai tsunami, bencana lain yang mengancam wilayah Kota Mataram adalah banjir, kebakaran permukiman, konflik sosial, gelombang pantai, dan abrasi.
"Masyarakat di delapan kelurahan pada sepanjang 9,2 kilometer garis pantai di Kota Mataram, sudah kami edukasi mitigasi bencana ketika terjadi gelombang berpotensi tsunami," katanya.
Selain itu, dalam tahun ini juga Kota Mataram segera memiliki gedung Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) yang akan dibangun oleh pemerintah pusat.
Baca juga: Gempa bumi Magnitudo 4,6 dirasakan di Kota Mataram
Gedung Pusdalops tersebut nantinya akan dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana pendukung seperti "media center", "command center", ruang pertemuan, serta perangkat komunikasi kebencanaan.
Pasalnya, keberadaan pusdalops ke depan menjadi penyelenggara sistem informasi dan komunikasi penanggulangan bencana.
"Keberadaan pusdalops dapat memberikan dukungan kegiatan pada saat sebelum bencana yakni pengumpul, pengolah, penyaji data dan informasi kebencanaan," katanya.
Baca juga: Pasca gempa 2018 belum diperbaiki, bangunan SDN 48 Ampenan rawan roboh