Mataram (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Nusa Tenggara Barat (PUPR NTB) menyatakan sungai-sungai yang melintasi Kota Mataram perlu normalisasi untuk meningkatkan daya tampung air limpasan hujan dan tidak lagi menyebabkan banjir.
"Sungai harus dipelihara karena fungsinya yang sangat vital mengantarkan atau mengalirkan air hujan," kata Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR NTB Lalu Kusuma Wijaya di Mataram, Jumat.
Kusuma menjelaskan intensitas hujan selalu berubah menyesuaikan dengan cuaca dan iklim, sehingga kondisi sungai harus terpelihara agar bisa menampung semua limpasan hujan.
Menurut dia, banjir tidak bisa dihilangkan hanya bisa dikelola melalui infrastruktur yang baik dan kokoh.
Baca juga: Sungai di Mataram bakal dilebarin untuk atasi banjir
Kota Mataram merupakan kota terbesar sekaligus ibu kota Nusa Tenggara Barat. Kota itu memiliki empat sungai utama dengan hulu berada di Kabupaten Lombok Barat. Keempat sungai itu adalah Sungai Ancar, Sungai Jangkok, Sungai Brenyok dan Sungak Unus.
"Ini sudah perlu dilakukan penataan atau normalisasi kembali baik itu bantaran, sempadan dan badan sungai mulai dari hulu sampai hilir bersama-sama dengan seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat," kata Kusuma.
Lebih lanjut dia menyampaikan kondisi keempat sungai yang melintasi Kota Mataram saat ini dalam kondisi yang kurang baik karena sudah terjadi pendangkalan akibat sedimentasi dan sempadan kian menyempit akibat tertekan oleh pembangunan pemukiman.
Baca juga: Normalisasi saluran dan sungai di Mataram antisipasi anomali cuaca
Padahal, keempat sungai yang melewati pemukiman padat penduduk tersebut punya peran besar terhadap lingkungan.
"Kita harus punya jalan inspeksi, itu salah satu cara untuk memelihara dan menjaga kondisi sungai supaya tetap baik dan memiliki daya dukung sama dari waktu ke waktu," pungkas Kusuma.
Berdasarkan pemberitaan sebelumnya pada 6 Juli 2025, hujan lebat mengguyur Kota Mataram mulai pukul 12.30 Wita hingga sore hari.
Tumpahan air hujan yang mencapai 4,2 miliar liter dalam kurun waktu enam jam itu lantas menyebabkan banjir pada enam kecamatan di Kota Mataram.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Nusa Tenggara Barat menyebut ada lebih dari 30 ribu orang pada enam kecamatan di Kota Mataram terdampak oleh bencana banjir yang terjadi saat musim kemarau tersebut.
Baca juga: Mataram optimalkan jaring atasi sampah sungai dan saluran
