Lombok Timur, NTB (ANTARA) - Calon gubernur Nusa Tenggara Barat(NTB), Sitti Rohmi Djalilah atau akrab disapa Ummi Rohmi, melakukan sosialisasi diri dengan berkeliling Kota Selong, Lombok Timur menggunakan alat transportasi tradisional khas Lombok, Cidomo.
Saat berkeliling dengan cidomo, Jumat, Ummi Rohmi terlihat akrab menyapa warga yang antusias melihatnya melintas di sepanjang jalan Kota Selong, Lombok Timur.
Langkah ini tidak hanya menunjukkan kedekatan-nya dengan masyarakat, tetapi juga menyoroti potensi besar Cidomo sebagai salah satu varian lain sumber pendapatan daerah, terutama di sektor pariwisata.
Dalam kesempatan tersebut, Ummi Rohmi menyampaikan pandangannya tentang pentingnya melestarikan Cidomo sebagai bagian dari identitas budaya Lombok.
Baca juga: Rohmi-Firin tekankan pemerataan pembangunan di Pulau Lombok dan Sumbawa
Calon gubernur (Cagub) yang berpasangan dengan Wahyu Musyafirin ini juga menegaskan bahwa jika dikelola dengan serius, Cidomo bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi daerah, terutama di kawasan-kawasan pariwisata.
"Cidomo bukan hanya alat transportasi, tetapi juga bagian dari budaya kita yang unik dan memiliki daya tarik tersendiri. Dengan pengelolaan yang tepat, Cidomo bisa menjadi daya tarik wisata yang meningkatkan pendapatan daerah dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat lokal," ujar Ummi Rohmi.
Ia menambahkan, pemerintah daerah dapat menjadikan Cidomo sebagai bagian dari paket wisata yang menarik, seperti tur keliling kota, desa wisata, atau bahkan sebagai alat transportasi di destinasi wisata tertentu. Selain itu, peningkatan kualitas layanan dan sertifikasi Cidomo serta pelatihan bagi pengemudi-nya dapat menambah nilai jual Cidomo di mata wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
"Kita harus melihat peluang ini sebagai bentuk diversifikasi ekonomi, terutama untuk mendukung daerah-daerah wisata yang menjadi kantong pariwisata NTB. Cidomo bisa menjadi ikon transportasi wisata yang ramah lingkungan, dan ini tentu selaras dengan tren global yang semakin peduli terhadap kelestarian lingkungan," tambah Ummi Rohmi.
Baca juga: Warga nahdliyin solid dukung Rohmi-Firin di Pilkada NTB 2024
Ummi Rohmi berkeliling menyapa warga dengan menggunakan Cidomo bukan hanya sekadar trik menarik perhatian, tetapi juga membawa pesan penting tentang pelestarian budaya dan pengembangan ekonomi lokal.
Dukungan terhadap transportasi tradisional seperti Cidomo diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sektor pariwisata yang berkelanjutan.
"Pengembangan sektor wisata itu bagus, namun jangan lupa khazanah tradisional atau kearifan lokal harus tetap dipertahankan karena akan menjadi simbol kemajuan," katanya.
Salah satu kusir Cidomo yang kerap mangkal di pasar Selong, Rahman, menyambut positif ide ini.
Baca juga: Zul-Uhel, Rohmi-Firin dan Iqbal-Dinda siap tarung di Pilgub NTB 2024
Banyak yang berharap bahwa Cidomo akan tetap lestari dan semakin dikenal luas sebagai salah satu ikon budaya Lombok yang membanggakan.
"Kalau dikelola dengan baik, Cidomo bisa jadi ciri khas Lombok yang tidak dimiliki daerah lain. Kami bangga kalau Cidomo bisa dikenal lebih luas," katanya.
Untuk diketahui Cidomo merupakan alat transportasi tenaga kuda khas Pulau Lombok dan Kepulauan Gili. Secara fisik kendaraan ini mirip dengan delman atau andong yang terdapat di Pulau Jawa. Perbedaan utama dari delman atau andong adalah Cidomo menggunakan roda mobil bekas, bukan roda kayu. Sampai saat ini, alat transportasi ini masih menjadi sarana transportasi utama di Pulau Lombok.
Saat berkeliling dengan cidomo, Jumat, Ummi Rohmi terlihat akrab menyapa warga yang antusias melihatnya melintas di sepanjang jalan Kota Selong, Lombok Timur.
Langkah ini tidak hanya menunjukkan kedekatan-nya dengan masyarakat, tetapi juga menyoroti potensi besar Cidomo sebagai salah satu varian lain sumber pendapatan daerah, terutama di sektor pariwisata.
Dalam kesempatan tersebut, Ummi Rohmi menyampaikan pandangannya tentang pentingnya melestarikan Cidomo sebagai bagian dari identitas budaya Lombok.
Baca juga: Rohmi-Firin tekankan pemerataan pembangunan di Pulau Lombok dan Sumbawa
Calon gubernur (Cagub) yang berpasangan dengan Wahyu Musyafirin ini juga menegaskan bahwa jika dikelola dengan serius, Cidomo bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi daerah, terutama di kawasan-kawasan pariwisata.
"Cidomo bukan hanya alat transportasi, tetapi juga bagian dari budaya kita yang unik dan memiliki daya tarik tersendiri. Dengan pengelolaan yang tepat, Cidomo bisa menjadi daya tarik wisata yang meningkatkan pendapatan daerah dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat lokal," ujar Ummi Rohmi.
Ia menambahkan, pemerintah daerah dapat menjadikan Cidomo sebagai bagian dari paket wisata yang menarik, seperti tur keliling kota, desa wisata, atau bahkan sebagai alat transportasi di destinasi wisata tertentu. Selain itu, peningkatan kualitas layanan dan sertifikasi Cidomo serta pelatihan bagi pengemudi-nya dapat menambah nilai jual Cidomo di mata wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
"Kita harus melihat peluang ini sebagai bentuk diversifikasi ekonomi, terutama untuk mendukung daerah-daerah wisata yang menjadi kantong pariwisata NTB. Cidomo bisa menjadi ikon transportasi wisata yang ramah lingkungan, dan ini tentu selaras dengan tren global yang semakin peduli terhadap kelestarian lingkungan," tambah Ummi Rohmi.
Baca juga: Warga nahdliyin solid dukung Rohmi-Firin di Pilkada NTB 2024
Ummi Rohmi berkeliling menyapa warga dengan menggunakan Cidomo bukan hanya sekadar trik menarik perhatian, tetapi juga membawa pesan penting tentang pelestarian budaya dan pengembangan ekonomi lokal.
Dukungan terhadap transportasi tradisional seperti Cidomo diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sektor pariwisata yang berkelanjutan.
"Pengembangan sektor wisata itu bagus, namun jangan lupa khazanah tradisional atau kearifan lokal harus tetap dipertahankan karena akan menjadi simbol kemajuan," katanya.
Salah satu kusir Cidomo yang kerap mangkal di pasar Selong, Rahman, menyambut positif ide ini.
Baca juga: Zul-Uhel, Rohmi-Firin dan Iqbal-Dinda siap tarung di Pilgub NTB 2024
Banyak yang berharap bahwa Cidomo akan tetap lestari dan semakin dikenal luas sebagai salah satu ikon budaya Lombok yang membanggakan.
"Kalau dikelola dengan baik, Cidomo bisa jadi ciri khas Lombok yang tidak dimiliki daerah lain. Kami bangga kalau Cidomo bisa dikenal lebih luas," katanya.
Untuk diketahui Cidomo merupakan alat transportasi tenaga kuda khas Pulau Lombok dan Kepulauan Gili. Secara fisik kendaraan ini mirip dengan delman atau andong yang terdapat di Pulau Jawa. Perbedaan utama dari delman atau andong adalah Cidomo menggunakan roda mobil bekas, bukan roda kayu. Sampai saat ini, alat transportasi ini masih menjadi sarana transportasi utama di Pulau Lombok.