Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Perum Bulog mengangkat isu-isu penting seperti perubahan iklim, gangguan ekonomi dan ketegangan geopolitik yang memperumit lanskap produksi dan distribusi beras dalam gelaran Indonesia International Rice Conference (IIRC), di Nusa Dua, Bali, Kamis.
Direktur Transformasi dan Hubungan Kelembagaan Bulog Sonya Mamoriska mengatakan inisiasi Bulog ini merupakan bentuk kesadaran untuk menghadirkan isu ketahanan pangan dari produk beras di tengah banyaknya tantangan global yang melanda dunia.
"Ketahanan dalam konteks ini berarti lebih dari sekadar kelangsungan hidup, hal ini berarti mampu bertahan di tengah kesulitan dengan mengembangkan dan menerapkan solusi inovatif yang dapat mempertahankan produksi beras dalam menghadapi tantangan global ini," kata Sonya.
Sonya menyampaikan Bulog mengajak berbagai pihak yang terlibat dalam industri beras untuk saling berbagi informasi dan mencari jalan keluar untuk menghadapi tantangan global. Tantangan-tantangan yang saling terkait ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk melakukan pendekatan cara produksi beras yang berketahanan dan adaptif.
"Kita harus menyadari bahwa metode pertanian dan distribusi tradisional mungkin tidak lagi memadai dalam menghadapi ancaman yang terus berkembang ini. Jelas bahwa untuk menjamin masa depan beras, kita memerlukan solusi inovatif, berkelanjutan, dan kolaboratif yang dapat membantu kita mengatasi tantangan global ini," ujar Sonya.
Country Director untuk Indonesia and Timor-Leste, East Asia and Pacific World Bank Carolyn Turk menyampaikan bahwa beras merupakan komoditas yang memenuhi kebutuhan pangan dunia khususnya Indonesia.
Baca juga: Bulog: stok beras di NTB aman sampai enam bulan ke depan
Baca juga: Bulog studies acquisition of Cambodian rice producers
"Harapan ini melalui konferensi ini kita bisa mendapatkan solusi untuk membuat keberlanjutan pangan dan kehidupan," kata Carolyn.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) Indonesia yang diwakili oleh Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Rachmi Widiarini juga menyampaikan bahwa dalam menghadapi tantangan global ini, Bapanas juga berharap dapat kolaborasi dengan para pelaku industri pangan untuk mencari solusi dari permasalahan beras.
"Kami berharap kolaborasi dari Bulog dengan segala stakeholders-nya dapat memperkuat serta melalui konferensi ini bisa bekerjasama dan merumuskan ide gagasan untuk dapat menghadapi tantangan global," ujar Rachmi.
Direktur Transformasi dan Hubungan Kelembagaan Bulog Sonya Mamoriska mengatakan inisiasi Bulog ini merupakan bentuk kesadaran untuk menghadirkan isu ketahanan pangan dari produk beras di tengah banyaknya tantangan global yang melanda dunia.
"Ketahanan dalam konteks ini berarti lebih dari sekadar kelangsungan hidup, hal ini berarti mampu bertahan di tengah kesulitan dengan mengembangkan dan menerapkan solusi inovatif yang dapat mempertahankan produksi beras dalam menghadapi tantangan global ini," kata Sonya.
Sonya menyampaikan Bulog mengajak berbagai pihak yang terlibat dalam industri beras untuk saling berbagi informasi dan mencari jalan keluar untuk menghadapi tantangan global. Tantangan-tantangan yang saling terkait ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk melakukan pendekatan cara produksi beras yang berketahanan dan adaptif.
"Kita harus menyadari bahwa metode pertanian dan distribusi tradisional mungkin tidak lagi memadai dalam menghadapi ancaman yang terus berkembang ini. Jelas bahwa untuk menjamin masa depan beras, kita memerlukan solusi inovatif, berkelanjutan, dan kolaboratif yang dapat membantu kita mengatasi tantangan global ini," ujar Sonya.
Country Director untuk Indonesia and Timor-Leste, East Asia and Pacific World Bank Carolyn Turk menyampaikan bahwa beras merupakan komoditas yang memenuhi kebutuhan pangan dunia khususnya Indonesia.
Baca juga: Bulog: stok beras di NTB aman sampai enam bulan ke depan
Baca juga: Bulog studies acquisition of Cambodian rice producers
"Harapan ini melalui konferensi ini kita bisa mendapatkan solusi untuk membuat keberlanjutan pangan dan kehidupan," kata Carolyn.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) Indonesia yang diwakili oleh Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Rachmi Widiarini juga menyampaikan bahwa dalam menghadapi tantangan global ini, Bapanas juga berharap dapat kolaborasi dengan para pelaku industri pangan untuk mencari solusi dari permasalahan beras.
"Kami berharap kolaborasi dari Bulog dengan segala stakeholders-nya dapat memperkuat serta melalui konferensi ini bisa bekerjasama dan merumuskan ide gagasan untuk dapat menghadapi tantangan global," ujar Rachmi.