Lombok Barat (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menyarankan para petani untuk menggencarkan budidaya vanili organik karena punya prospek yang lebih cerah ketimbang budidaya vanili non-organik.
"Tahun ini NTB mengekspor enam ton vanili dan mudah-mudahan tahun depan hasilnya semakin bagus, semakin banyak (konsumen) yang berminat," kata Sekretaris Daerah Provinsi NTB Lalu Gita Ariadi dalam kegiatan pelepasan ekspor vanili organik dan mutiara laut di Lombok Barat, Rabu.
Gita menuturkan gaya hidup masyarakat modern yang lebih memilih mengonsumsi makanan tanpa residu kimia memberikan peluang besar bagi produk vanili organik untuk diterima oleh pasar dunia.
Menurut dia, petani harus mengambil momentum dari tren hidup sehat dan ramah lingkungan masyarakat global dengan memperbanyak budidaya vanili organik pada lahan-lahan pekarangan rumah yang berada pada ketinggian 500-600 meter di atas permukaan laut.
"Vanili organik ke depan potensi pasarnya semakin terbuka seiring dengan kian meningkatkan kesadaran konsumen untuk pola hidup sehat," kata Gita.
Baca juga: Produk vanili organik asal Lombok diminati pasar global
Lebih lanjut, ia menyampaikan ekspor vanili organik dari Nusa Tenggara Barat ke luar negeri meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah ekspor vanili organik sebanyak 2,5 ton pada 2021, lalu meningkat menjadi 3,5 ton pada 2022, naik menjadi 4 ton pada 2023, dan tahun ini angka ekspor tembus 6 ton.
Implementasi teknologi melalui pertanian cerdas atau smart farming diproyeksikan kian memikat generasi milenial untuk terjun ke industri pertanian, terkhusus budidaya vanili organik.
"NTB punya komoditas-komoditas yang memiliki peluang ekspor tinggi. Smart farming dapat menghasilkan vanili berkualitas untuk kebutuhan ekspor," kata Gita.
Baca juga: NTB menggencarkan penanaman vanili organik untuk pasar ekspor
Vanili organik adalah vanili yang dibudidayakan secara organik menggunakan pupuk organik dan teknik yang tepat untuk meminimalkan risiko penyakit tanpa penggunaan pestisida maupun herbisida.
Pemilik Usaha Dagang (UD) Rempah Organik Lombok, Muhir Mahsun Bidah, mengatakan harga vanili organik lebih menjanjikan dan mudah diterima pasar ketimbang vanili non-organik.
Setiap satu kilogram vanili organik kering dihargai sekitar Rp1,8 juta, sedangkan vanili non-organik hanya sekitar Rp600 ribu. Adapun harga vanili organik basah paling ideal mencapai Rp100-250 ribu per kilogram dan vanili non-organik hanya sekitar Rp45 ribu per kilogram.
"Amerika Serikat masih ketergantungan dengan cita rasa vanili Indonesia, terutama vanili organik dari Lombok," pungkas Muhir.
Baca juga: NTB ekspor 2,36 ton vanili ke Amerika Serikat
Baca juga: Petani NTB kembangkan tanam vanili organik
Baca juga: Amerika Serikat meminta vanili organik kering sebanyak 23 ton dari NTB
"Tahun ini NTB mengekspor enam ton vanili dan mudah-mudahan tahun depan hasilnya semakin bagus, semakin banyak (konsumen) yang berminat," kata Sekretaris Daerah Provinsi NTB Lalu Gita Ariadi dalam kegiatan pelepasan ekspor vanili organik dan mutiara laut di Lombok Barat, Rabu.
Gita menuturkan gaya hidup masyarakat modern yang lebih memilih mengonsumsi makanan tanpa residu kimia memberikan peluang besar bagi produk vanili organik untuk diterima oleh pasar dunia.
Menurut dia, petani harus mengambil momentum dari tren hidup sehat dan ramah lingkungan masyarakat global dengan memperbanyak budidaya vanili organik pada lahan-lahan pekarangan rumah yang berada pada ketinggian 500-600 meter di atas permukaan laut.
"Vanili organik ke depan potensi pasarnya semakin terbuka seiring dengan kian meningkatkan kesadaran konsumen untuk pola hidup sehat," kata Gita.
Baca juga: Produk vanili organik asal Lombok diminati pasar global
Lebih lanjut, ia menyampaikan ekspor vanili organik dari Nusa Tenggara Barat ke luar negeri meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah ekspor vanili organik sebanyak 2,5 ton pada 2021, lalu meningkat menjadi 3,5 ton pada 2022, naik menjadi 4 ton pada 2023, dan tahun ini angka ekspor tembus 6 ton.
Implementasi teknologi melalui pertanian cerdas atau smart farming diproyeksikan kian memikat generasi milenial untuk terjun ke industri pertanian, terkhusus budidaya vanili organik.
"NTB punya komoditas-komoditas yang memiliki peluang ekspor tinggi. Smart farming dapat menghasilkan vanili berkualitas untuk kebutuhan ekspor," kata Gita.
Baca juga: NTB menggencarkan penanaman vanili organik untuk pasar ekspor
Vanili organik adalah vanili yang dibudidayakan secara organik menggunakan pupuk organik dan teknik yang tepat untuk meminimalkan risiko penyakit tanpa penggunaan pestisida maupun herbisida.
Pemilik Usaha Dagang (UD) Rempah Organik Lombok, Muhir Mahsun Bidah, mengatakan harga vanili organik lebih menjanjikan dan mudah diterima pasar ketimbang vanili non-organik.
Setiap satu kilogram vanili organik kering dihargai sekitar Rp1,8 juta, sedangkan vanili non-organik hanya sekitar Rp600 ribu. Adapun harga vanili organik basah paling ideal mencapai Rp100-250 ribu per kilogram dan vanili non-organik hanya sekitar Rp45 ribu per kilogram.
"Amerika Serikat masih ketergantungan dengan cita rasa vanili Indonesia, terutama vanili organik dari Lombok," pungkas Muhir.
Baca juga: NTB ekspor 2,36 ton vanili ke Amerika Serikat
Baca juga: Petani NTB kembangkan tanam vanili organik
Baca juga: Amerika Serikat meminta vanili organik kering sebanyak 23 ton dari NTB