Padang (Antaranews NTB)- Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia menilai pemberdayaan perempuan akan mempengaruhi ekonomi Indonesia karena perannya strategis dalam mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi.

           "Berdasarkan data dari Mckinsey Global Institute, Indonesia akan menjadi negara terbesar ke tujuh  di tingkat ekonominya pada 2030, salah satu syaratnya adalah meningkatkan pemberdayaan ekonomi perempuan yang akan menyumbangkan pada PDB Global sebesar 12 triliun  dolar AS pada 2025," kata Ketua Umum IWAPI Nita Yudi di Padang, Senin (8/10).

          Ia menyampaikan hal itu pada pembukaan  Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) dihadiri Presiden Joko Widodo,  Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise,  Gubenur Sumbar Irwan Prayitno dan sekitar 2.000 peserta rakernas.

          Nita menyebutkan dari 54,5 juta pengusaha di Tanah Air saat ini  49,9 juta adalah pengusaha mikro dan kecil dan 60 persen  adalah milik perempuan pengusaha.
    "Artinya perempuan pengusaha mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata dia.
    Tidak hanya itu, menurut dia berdasarkan round table discussion dengan World Bank di Washington DC serta  pertemuan antara Bank Indonesia dengan perbankan milik pemerintah dikatakan,  perempuan pengusaha adalah pengembali kredit terbaik  dengan nilai kredit bermasalah hampir nol persen.

          Pada sisi lain ia melihat selama ini kemitraan strategis  antara Iwapi dengan pemerintah berjalan cukup baik di dalam negeri maupun luar negeri.

          Kami telah bekerja sama dengan Kementrian PUPR dan MCAI dalam  pelatihan untuk e-procurement untuk para anggota yang usahanya kontraktor, konsultan ataupun pengadaan barang agar para perempuan pengusaha dapat memenangkan tender yang selama ini  didominasi kaum pria. (*)

Pewarta : -
Editor : Awaludin
Copyright © ANTARA 2024