Mataram (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), mulai menyiapkan upaya penanganan mitigasi terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, angin puting beliung, gelombang pasang, dan longsor.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Mataram Irwan Rahadi di Mataram, Rabu, mengatakan persiapan itu sesuai dengan hasil koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyebutkan puncak hujan akan terjadi pada bulan November 2024.
"Oktober diprediksi hujan akan turun, tapi hujan yang terjadi selama Oktober ini tidak merata dan belum dalam konteks hujan lebat," katanya.
Baca juga: Mataram menyiagakan tagana 24 jam antisipasi bencana hidrometeorologi
Baca juga: Pemkot Mataram pasang bronjong antisipasi dampak bencana hidrometeorologi.
Dari perkiraan siklus BMKG, puncak akan terjadi pada November sehingga Kota Mataram sebagai daerah hilir harus bersiap melakukan berbagai mitigasi potensi bencana hidrometeorologi. Meskipun saat ini pemerintah kota juga sedang melakukan berbagai upaya mitigasi terhadap berbagai potensi dampak musim kemarau.
"Di masa peralihan cuaca seperti saat ini, kami harus siap langkah antisipasi untuk dua musim," katanya.
Langkah persiapan untuk potensi bencana hidrometeorologi, diantaranya berkoordinasi dengan lurah dan camat se-Kota Mataram, agar dapat memberikan laporan ketika ada indikasi bencana, terutama kawasan di pinggir sungai dan pinggir pantai.
"Informasi dan koordinasi yang cepat, bisa meminimalkan dampak risiko bencana," katanya.
Sementara untuk saat ini, lanjut Irwan yang juga menjabat sebagai Kasatpol PP Kota Mataram, di Kota Mataram masih terjadi musim kemarau sehingga masyarakat diimbau agar waspada terhadap bencana kebakaran.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, kata dia, masyarakat diharapkan tidak melakukan pembakaran sampah sembarangan secara mandiri.
"Pembakaran sampah sembarangan justru bisa memicu bencana kebakaran akibat cuaca ekstrem dan secara aturan itu tidak dibolehkan," katanya.
Di sisi lain pihaknya juga mengimbau masyarakat agar membatasi diri beraktivitas di luar rumah, terutama pada saat siang yang menjadi puncak cuaca panas.
"Masyarakat juga kami imbau banyak mengkonsumsi buah dan sayur serta banyak minum air putih agar terhindar dari dehidrasi," katanya.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Mataram Irwan Rahadi di Mataram, Rabu, mengatakan persiapan itu sesuai dengan hasil koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyebutkan puncak hujan akan terjadi pada bulan November 2024.
"Oktober diprediksi hujan akan turun, tapi hujan yang terjadi selama Oktober ini tidak merata dan belum dalam konteks hujan lebat," katanya.
Baca juga: Mataram menyiagakan tagana 24 jam antisipasi bencana hidrometeorologi
Baca juga: Pemkot Mataram pasang bronjong antisipasi dampak bencana hidrometeorologi.
Dari perkiraan siklus BMKG, puncak akan terjadi pada November sehingga Kota Mataram sebagai daerah hilir harus bersiap melakukan berbagai mitigasi potensi bencana hidrometeorologi. Meskipun saat ini pemerintah kota juga sedang melakukan berbagai upaya mitigasi terhadap berbagai potensi dampak musim kemarau.
"Di masa peralihan cuaca seperti saat ini, kami harus siap langkah antisipasi untuk dua musim," katanya.
Langkah persiapan untuk potensi bencana hidrometeorologi, diantaranya berkoordinasi dengan lurah dan camat se-Kota Mataram, agar dapat memberikan laporan ketika ada indikasi bencana, terutama kawasan di pinggir sungai dan pinggir pantai.
"Informasi dan koordinasi yang cepat, bisa meminimalkan dampak risiko bencana," katanya.
Sementara untuk saat ini, lanjut Irwan yang juga menjabat sebagai Kasatpol PP Kota Mataram, di Kota Mataram masih terjadi musim kemarau sehingga masyarakat diimbau agar waspada terhadap bencana kebakaran.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, kata dia, masyarakat diharapkan tidak melakukan pembakaran sampah sembarangan secara mandiri.
"Pembakaran sampah sembarangan justru bisa memicu bencana kebakaran akibat cuaca ekstrem dan secara aturan itu tidak dibolehkan," katanya.
Di sisi lain pihaknya juga mengimbau masyarakat agar membatasi diri beraktivitas di luar rumah, terutama pada saat siang yang menjadi puncak cuaca panas.
"Masyarakat juga kami imbau banyak mengkonsumsi buah dan sayur serta banyak minum air putih agar terhindar dari dehidrasi," katanya.