Jakarta (ANTARA) - Perusahaan tambang dan metalurgi asal Prancis Eramet bekerja sama dengan Kitong Bisa Foundation Indonesia (KBF Indonesia) menyerahkan beasiswa kepada 42 mahasiswa yang berasal dari Maluku Utara, Papua, dan Sulawesi untuk mendukung pengurangan kesenjangan akses pendidikan.

Pendaftaran program beasiswa ini dibuka pada 27 Agustus 2024 hingga 6 September 2024. Dari sekitar 3.400 pendaftar, sebanyak 42 penerima beasiswa dipilih berdasarkan kriteria khusus yang mencakup prestasi akademik, latar belakang ekonomi, serta komitmen mereka untuk kembali membangun daerah asal.

Dalam acara penyerahan beasiswa di Jakarta, Jumat, Pendiri KBF Indonesia Billy Mambrasar mengatakan bahwa beasiswa ini memang ditujukan bagi mahasiswa strata satu yang berasal dari Indonesia bagian timur agar terjadi penyeimbangan kualitas pendidikan antara Indonesia barat dan timur.

Billy mengatakan, dukungan pihak swasta terhadap peningkatan kualitas pendidikan menjadi sebuah keniscayaan. Ia mengakui perlu adanya sinergi dari banyak pihak untuk bisa membantu peningkatan kualitas pendidikan anak-anak yang ada di timur Indonesia.

KBF Indonesia, ujar dia, sejak lama selalu menghubungkan kolaborasi antara pemerintah dan pihak swasta. Menurut Billy, banyak kerja sama KBF Indonesia di masa lalu yang membawa keberhasilan dan perubahan yang positif untuk Bangsa Indonesia.

“Kerja sama dengan Eramet ini akan menjadi satu milestone tambahan untuk KBF Indonesia. Kami juga bersyukur bahwa Eramet memiliki visi positif dan besar untuk ikut mengembangkan talenta terbaik Bangsa Indonesia,” ujar dia.

Selain program beasiswa hasil kerja sama dengan Eramet, KBF Indonesia juga secara khusus memberikan beasiswa kepada 30 mahasiswa. Dari total 72 penerima beasiswa ini, ujar Billy, nantinya akan dipilih sebanyak 10 mahasiswa terbaik untuk berkesempatan magang di luar negeri.

Peserta beasiswa yang lolos seleksi dipilih untuk jenjang Sarjana, Pascasarjana, dan Doktor dalam periode dua tahun ke depan. Para penerima akan mendapatkan bantuan biaya pendidikan (SPP), tunjangan biaya hidup, serta biaya buku untuk mendukung proses belajar mereka.

“Pihak Eramet memberikan donasi (dana beasiswa) kepada KBF. Kemudian KBF langsung menyalurkan ke kampus-kampus. Untuk biaya hidup akan disampaikan ke mahasiswa secara langsung, tetapi mereka harus mengikuti mentoring,” kata Billy menjelaskan skema beasiswa yang diberikan.

Baca juga: Pelajar di pelosok negeri dapat ikuti program beasiswa haji

STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika) menjadi bidang yang diutamakan dalam program beasiswa ini. Menurut Billy, yang membedakan program beasiswa Eramet-KBF Indonesia dengan program beasiswa biasa lainnya yaitu pada aspek mentoring atau pendampingan kepada mahasiswa.

Melalui mentoring, mereka akan dilatih untuk meningkatkan kemampuan teknis dan non-teknis, termasuk kepemimpinan dan komunikasi, sehingga diharapkan dapat menjadi pemimpin berkualitas di masa depan.

Sementara itu, Chief Sustainability and External Affairs Officer Eramet Virginie de Chassey menekankan bahwa pendidikan adalah kunci untuk membuka peluang yang lebih luas. Program ‘Eramet Beyond’ memiliki ambisi, khususnya untuk mengurangi ketidaksetaraan dalam pendidikan dan gender.

Perusahaan juga fokus pada mendorong generasi muda di daerah terpencil untuk melanjutkan pendidikan tinggi mereka dan mendapatkan kesempatan yang sama seperti rekan-rekan mereka di wilayah lain.

Baca juga: Ulama puji Zulkieflimansyah sekolahkan pemuda NTB ke berbagai negara

“Kami berkomitmen untuk berkontribusi pada misi ini dengan memberikan dukungan pendidikan kepada masyarakat di sekitar area operasional kami di setiap negara tempat kami beroperasi,” kata Virginie de Chassey.


 


Pewarta : Rizka Khaerunnisa
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024