Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menurunkan tim kesehatan untuk memantau kondisi kesehatan warga yang terdampak cuaca ekstrem di wilayah pesisir.

"Petugas kami turunkan ke enam titik yang menjadi lokasi rawan gelombang pasang selama cuaca ekstrem," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram Emirald Isfihan di Mataram, Senin.

Ia mengatakan enam lokasi yang menjadi sasaran pemantauan petugas kesehatan tersebut meliputi Kelurahan Bintaro, Ampenan Tengah, Ampenan Selatan, Bagek Kembar, Sekarbela, dan Mapak.

Baca juga: BPBD siagakan personel TRC pantau kawasan pesisir Mataram

Kegiatan layanan pemantauan dan pemeriksaan kesehatan bagi warga pesisir tersebut dimulai sejak 10 Desember 2024 sampai 3 Januari 2025, untuk mengantisipasi potensi penyakit yang muncul setelah warga terdampak abrasi, seperti diare atau penyakit kulit.

Petugas yang dilibatkan dalam kegiatan tersebut berasal dari tiga puskesmas yang ada di sekitar pesisir, yakni Puskesmas Ampenan, Tanjung Karang, dan Karang Pule. "Kami pastikan petugas dari tiga puskesmas itu setiap hari datang berkunjung ke wilayah pesisir," katanya.

Dalam kunjungan itu, lanjutnya, selain memberikan layanan kesehatan gratis, petugas juga memberikan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Baca juga: Pemkot Mataram mengimbau masyarakat pesisir waspadai pasang air laut

Petugas juga memberikan edukasi kesehatan selama musim hujan kepada masyarakat, termasuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

"Berdasarkan laporan, sejauh ini kondisi kesehatan warga pesisir masih aman," katanya.

Petugas juga mengingatkan kepada masyarakat pesisir ketika mengalami gangguan kesehatan agar segera berobat ke fasilitas terdekat.

Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Irwan Rahadi sebelumnya mengatakan guna mengantisipasi potensi gelombang pasang dampak cuaca ekstrem, pihaknya menyiagakan personel tim reaksi cepat (TRC) untuk melakukan pemantauan kawasan 9,1 kilometer pesisir pantai.

"Setiap malam 25 orang TRC kami siagakan pada 9,1 kilometer pantai Mataram, memantau dan melaporkan kondisi terkini di kawasan pesisir dan sekitarnya," katanya.

Baca juga: BPBD Mataram menyiagakan relawan tangguh bencana di pesisir

TCR yang disiagakan itu juga untuk membantu petugas yang sudah ada di kawasan tersebut, sebab setiap kelurahan di kawasan pesisir sudah memiliki tim siaga bencana yang dibentuk melalui program Destana (Desa/Kelurahan Tangguh Bencana).

"Sepanjang 9,1 kilometer kawasan pantai di Kota Mataram secara keseluruhan masuk kategori rawan abrasi pantai dan gelombang pasang, sehingga harus diwaspadai," katanya.

Irwan menambahkan perubahan cuaca di Mataram yang sebentar hujan, reda, kembali angin kencang, reda, hujan lagi itu ternyata dampak dari Siklon 92 S, atau perputaran angin dari selatan dan terdampak ke wilayah NTB.

Baca juga: Cegah abrasi, Warga Mataram diajak rawat pohon pelindung di pesisir
Baca juga: Pohon pelindung ditanam di sepanjang pesisir Mataram cegah gelombang pasang


Pewarta : Nirkomala
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2024