Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, melakukan penanaman pohon pelindung di sepanjang 9,2 kilometer pesisir sebagai upaya mitigasi bencana berbasis vegetasi sebagai upaya pencegahan ancaman gelombang pasang.
"Mitigasi berbasis vegetasi sekaligus untuk menghalangi gelombang tsunami, mencegah abrasi, menahan ombak, dan mencegah erosi," kata Kepala Badan Pelaksana Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Mahfuddin Noor di Mataram, Sabtu.
Menurut dia, kegiatan pencanangan penanaman pohon itu dilaksanakan di delapan kelurahan yang masuk Desa Tangguh Bencana (Destana) di 9,2 kilometer pesisir Kota Mataram.
Baca juga: Dukung penghijauan, Pemkot Mataram dapat bantuan 8.000 bibit pohon pelindung
Delapan Kelurahan Destana meliputi Kelurahan Bintaro, Ampenan Tengah, Ampenan Selatan, Banjar, Tanjung Karang, Tanjung Karang Permai, Kekalik Jaya, dan Jempong Baru.
"Untuk pencanangannya, tadi pagi kita pusatkan di Kelurahan Ampenan Selatan, dengan mulai menanam pohon pelindung," katanya.
Kegiatan tersebut dihadiri pejabat jajaran Pemerintah Kota Mataram, camat, lurah dari dua kecamatan yakni Kecamatan Ampenan dan Sekarbela yang memiliki wilayah pesisir serta masyarakat sekitar.
"Kami bersama-sama warga menanam ratusan pohon di pinggir Pantai Ampenan Selatan," katanya.
Baca juga: DLH Mataram siapkan regulasi perketat tebang pohon pelindung
Menurut dia, jumlah pohon yang disiapkan BPBD lebih dari 500 pohon dengan jenis ketapang kencana, cemara laut, dan waru yang merupakan jenis tanaman khas pantai yang bisa menjadi tanaman peneduh dan konservasi yang mudah beradaptasi.
Setelah kegiatan pencanangan hari ini, kata dia, akan dilanjutkan di masing-masing kelurahan oleh warga sekitar pada hari-hari berikutnya.
"Selain bibit pohon dari kita, masyarakat juga berpartisipasi untuk menanam pohon dari bibit sendiri," katanya.
Mahfuddin mengatakan, kegiatan penanaman pohon pelindung ini sebagai salah satu bentuk mewujudkan Mataram tangguh bencana terutama bagi warga pesisir.
"Kegiatan ini menjadi rangkaian program IDRIP (Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project) atau Proyek Prakarsa Ketangguhan Bencana Indonesia bagi warga Kota Mataram," katanya.
"Mitigasi berbasis vegetasi sekaligus untuk menghalangi gelombang tsunami, mencegah abrasi, menahan ombak, dan mencegah erosi," kata Kepala Badan Pelaksana Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Mahfuddin Noor di Mataram, Sabtu.
Menurut dia, kegiatan pencanangan penanaman pohon itu dilaksanakan di delapan kelurahan yang masuk Desa Tangguh Bencana (Destana) di 9,2 kilometer pesisir Kota Mataram.
Baca juga: Dukung penghijauan, Pemkot Mataram dapat bantuan 8.000 bibit pohon pelindung
Delapan Kelurahan Destana meliputi Kelurahan Bintaro, Ampenan Tengah, Ampenan Selatan, Banjar, Tanjung Karang, Tanjung Karang Permai, Kekalik Jaya, dan Jempong Baru.
"Untuk pencanangannya, tadi pagi kita pusatkan di Kelurahan Ampenan Selatan, dengan mulai menanam pohon pelindung," katanya.
Kegiatan tersebut dihadiri pejabat jajaran Pemerintah Kota Mataram, camat, lurah dari dua kecamatan yakni Kecamatan Ampenan dan Sekarbela yang memiliki wilayah pesisir serta masyarakat sekitar.
"Kami bersama-sama warga menanam ratusan pohon di pinggir Pantai Ampenan Selatan," katanya.
Baca juga: DLH Mataram siapkan regulasi perketat tebang pohon pelindung
Menurut dia, jumlah pohon yang disiapkan BPBD lebih dari 500 pohon dengan jenis ketapang kencana, cemara laut, dan waru yang merupakan jenis tanaman khas pantai yang bisa menjadi tanaman peneduh dan konservasi yang mudah beradaptasi.
Setelah kegiatan pencanangan hari ini, kata dia, akan dilanjutkan di masing-masing kelurahan oleh warga sekitar pada hari-hari berikutnya.
"Selain bibit pohon dari kita, masyarakat juga berpartisipasi untuk menanam pohon dari bibit sendiri," katanya.
Mahfuddin mengatakan, kegiatan penanaman pohon pelindung ini sebagai salah satu bentuk mewujudkan Mataram tangguh bencana terutama bagi warga pesisir.
"Kegiatan ini menjadi rangkaian program IDRIP (Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project) atau Proyek Prakarsa Ketangguhan Bencana Indonesia bagi warga Kota Mataram," katanya.