Mataram (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, memberikan edukasi tentang Kota Tua Ampenan kepada siswa SMKN 1 Mataram, agar dapat mendorong kreativitas anak-anak muda untuk menjaga dan mempromosikan aset sejarah tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram Cahya Samudra di Mataram, Rabu, mengatakan para siswa SMK 1 Mataram yang diberikan edukasi sebanyak 15 orang dan mereka merupakan siswa jurusan pariwisata.
"Keberadaan mereka tentu menjadi peluang kami untuk melibatkan mereka dalam upaya promosi pariwisata," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram tunda pembelian bangunan tua bekas Bank Belanda di Ampenan
Dalam kegiatan edukasi Kota Tua Ampenan itu, para siswa yang didampingi guru mereka berkeliling ke areal Kota Tua Ampenan hingga ke bekas Pelabuhan Ampenan yang saat ini dalam tahap revitalisasi menjadi destinasi wisata unggulan.
Dalam kesempatan itu, para siswa banyak melihat sejumlah bangunan dan benda-benda bersejarah peninggalan Belanda, seperti bekas tiang-tiang dermaga, bangunan-bangunan tua, gedung bank Belanda, pusat perdagangan dan lainnya.
"Harapan kami, setelah anak-anak mendapatkan edukasi tentang Kota Tua Ampenan, bisa diteruskan kepada teman sebaya atau bahkan membantu promosi pariwisata," katanya.
Ke depan, keberadaan anak-anak itu akan digandeng sebagai penyambut dan pendamping tamu yang berkunjung ke Kota Tua Ampenan.
Baca juga: PUPR siapkan Rp200 juta tata pedestrian Kota Tua Ampenan Mataram
Selain Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), keterlibatan pelajar yang menguasai sejarah Kota Tua Ampenan sangat membantu untuk menyampaikan informasi Kota Tua ke pengunjung.
"Mereka akan kami bina berkelanjutan untuk menjadi garda terdepan sejarah pariwisata Kota Mataram, tidak hanya Kota Tua," katanya.
Di sisi lain, Cahya mengatakan kawasan bekas Pelabuhan Ampenan saat ini sedang ditata kembali dengan anggaran Rp4,5 miliar yang merupakan bantuan dari pemerintah pusat.
Dengan anggaran itu, kegiatan revitalisasi Pantai Ampenan dilaksanakan tiga kegiatan yakni pembangunan mini amphitheater, pembuatan 32 lapak pedagang kaki lima, dan plaza untuk menempatkan 7 berugak atau gazebo.
Baca juga: PUPR tuntaskan peremajaan cat bangunan tua di Ampenan Mataram
Pembangunan mini amphitheater atau gelanggang pertunjukan seni dan budaya mini merupakan bagian utama dalam penataan dan revitalisasi Pantai Ampenan yang saat ini tinggal dilakukan pengecatan.
Sebagai ruang pertunjukan seni budaya berkapasitas 1.000 orang,
mini amphitheater tersebut bisa dimanfaatkan masyarakat untuk mendukung kegiatan seni dan budaya lokal.
Seperti, berbagai festival budaya, pameran, galeri seni, dan aktivitas masyarakat lainnya yang bisa mendorong menghidupkan kembali Kota Tua Ampenan.
"Mini amphitheater bisa menjadi ruang kreatif masyarakat termasuk anak muda di kota itu," katanya.
Baca juga: Pantai Ampenan direvitalisasi agar bergeliat dongkrak ekonomi lokal
Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram Cahya Samudra di Mataram, Rabu, mengatakan para siswa SMK 1 Mataram yang diberikan edukasi sebanyak 15 orang dan mereka merupakan siswa jurusan pariwisata.
"Keberadaan mereka tentu menjadi peluang kami untuk melibatkan mereka dalam upaya promosi pariwisata," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram tunda pembelian bangunan tua bekas Bank Belanda di Ampenan
Dalam kegiatan edukasi Kota Tua Ampenan itu, para siswa yang didampingi guru mereka berkeliling ke areal Kota Tua Ampenan hingga ke bekas Pelabuhan Ampenan yang saat ini dalam tahap revitalisasi menjadi destinasi wisata unggulan.
Dalam kesempatan itu, para siswa banyak melihat sejumlah bangunan dan benda-benda bersejarah peninggalan Belanda, seperti bekas tiang-tiang dermaga, bangunan-bangunan tua, gedung bank Belanda, pusat perdagangan dan lainnya.
"Harapan kami, setelah anak-anak mendapatkan edukasi tentang Kota Tua Ampenan, bisa diteruskan kepada teman sebaya atau bahkan membantu promosi pariwisata," katanya.
Ke depan, keberadaan anak-anak itu akan digandeng sebagai penyambut dan pendamping tamu yang berkunjung ke Kota Tua Ampenan.
Baca juga: PUPR siapkan Rp200 juta tata pedestrian Kota Tua Ampenan Mataram
Selain Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), keterlibatan pelajar yang menguasai sejarah Kota Tua Ampenan sangat membantu untuk menyampaikan informasi Kota Tua ke pengunjung.
"Mereka akan kami bina berkelanjutan untuk menjadi garda terdepan sejarah pariwisata Kota Mataram, tidak hanya Kota Tua," katanya.
Di sisi lain, Cahya mengatakan kawasan bekas Pelabuhan Ampenan saat ini sedang ditata kembali dengan anggaran Rp4,5 miliar yang merupakan bantuan dari pemerintah pusat.
Dengan anggaran itu, kegiatan revitalisasi Pantai Ampenan dilaksanakan tiga kegiatan yakni pembangunan mini amphitheater, pembuatan 32 lapak pedagang kaki lima, dan plaza untuk menempatkan 7 berugak atau gazebo.
Baca juga: PUPR tuntaskan peremajaan cat bangunan tua di Ampenan Mataram
Pembangunan mini amphitheater atau gelanggang pertunjukan seni dan budaya mini merupakan bagian utama dalam penataan dan revitalisasi Pantai Ampenan yang saat ini tinggal dilakukan pengecatan.
Sebagai ruang pertunjukan seni budaya berkapasitas 1.000 orang,
mini amphitheater tersebut bisa dimanfaatkan masyarakat untuk mendukung kegiatan seni dan budaya lokal.
Seperti, berbagai festival budaya, pameran, galeri seni, dan aktivitas masyarakat lainnya yang bisa mendorong menghidupkan kembali Kota Tua Ampenan.
"Mini amphitheater bisa menjadi ruang kreatif masyarakat termasuk anak muda di kota itu," katanya.
Baca juga: Pantai Ampenan direvitalisasi agar bergeliat dongkrak ekonomi lokal