Mataram (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyatakan stok cadangan pangan yang dikelola pemerintah masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga panen raya pada Maret 2025.

"Cadangan pangan pemerintah ada 27 ribu ton, sedangkan cadangan pangan pemerintah daerah sebanyak 288 ton. Jumlah ini cukup sampai dua bulan ke depan," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB Abdul Aziz dalam pernyataan yang dikutip di Mataram, Sabtu.

Keberadaan cadangan pangan pemerintah di suatu daerah bertujuan menjaga ketahanan pangan daerah dan memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat, terutama dalam situasi darurat akibat bencana alam maupun gangguan distribusi yang mengancam ketersediaan pangan.

Kebutuhan pangan di Nusa Tenggara Barat sekitar 45 ribu ton setiap bulan. Bahan pangan berupa beras itu disuplai dari para petani lokal dengan jumlah produksi sekitar 800-900 ribu ton setiap tahun.

Baca juga: Kenaikan harga pangan di wilayah NTB terkendali

Lebih lanjut Aziz menuturkan stok jagung yang disimpan di gudang-gudang milik Bulog saat ini masih ada 51 ribu ton.

Kebijakan menaikkan harga gabah kering giling menjadi Rp6.500 per kilogram dan harga jagung Rp5.500 per kilogram mulai 15 Januari 2025 mendatang berpotensi mendongkrak laju inflasi bahan pangan.

"Harga jagung Rp5.500 dan gabah kering giling Rp6.500 pasti ada inflasi ke depan kalau sudah seperti itu," kata Aziz.

Bila harga pangan nanti betul naik maka Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat siap menggencarkan operasi pasar dan pasar murah dengan menjual barang-barang kebutuhan pokok di bawah harga pasar guna mengendalikan inflasi.

Baca juga: Pasar murah digelar di Mataram tekan harga cabai ke Rp60.000 per kg


Pewarta : Sugiharto Purnama
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2025