Bima (ANTARA) - Jenazah Juliani (32 thn) asal Desa Nanga Wera, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara (NTB) korban banjir bandang Bima, tiba di rumah duka yang berada di Dusun Ruwu desa setempat, Jumat.
"Kita mengikhlaskan kepergiannya. Sudah menjadi takdirnya, yang penting jenazah sudah diketemukan dan bisa kami makamkan dengan layak," kata Cecep kakak kandung Juliani dengan suara bergetar kepada ANTARA.
Sembari menahan air matanya, Cecep menjelaskan, dirinya bersama keluarga berusaha tegar, meski hatinya remuk menerima kenyataan pahit ini.
"Kami sangat sedih melihat jenazah Juliani, dia meninggalkan kami semua dengan anaknya yang berumur 8 bulan. Kami tak kuasa menahannya," ujarnya.
Baca juga: Jenazah Juliani korban banjir dijemput di Dermaga Pasir Besi Bima
Pantauan ANTARA, kehadiran jenazah ibu dua anak ini di sambut haru dan duka mendalam oleh keluarga beserta ratusan warga setempat. Tampak warga memadati, sisi dan bahu jalan, halaman dan pekarangan rumah orangtua jenazah.
Sisi lain iringan kendaraan dan sirine ambulance semakin mendekat dan warga semakin melimpah ruah. Mereka meneteskan air mata dan menahan harunya. Ada juga yang berteriak histeris bahkan ada yang pingsan.
Sementara yang lain, tampak sibuk menyiapkan tempat jenazah akan dikafani, dimandikan juga mengatur lalulintas yang macet saat itu.
Diketahui, jasad Juliani diketemukan mengapung di Perairan Long Beach Pulau Padar, Kawasan Taman Nasional Komodo (TNK), Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT pada Kamis (6/2/2025) pagi.
Baca juga: Besok, Jasad Juliani dipulangkan di Bima gunakan speed boat
Selanjutnya, jasad itu dititipkan di RSUD Pratama Komodo, Labuan Bajo. Kurang dari 24 jam, Tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Satreskrim Polres Manggarai Barat berhasil mengidentifikasi jasad tersebut.
Proses identifikasi, dimulai dengan melakukan pemotretan terhadap jasad tersebut, baik 4 (empat) arah berbeda, maupun close up, kemudian perekaman terhadap sidik jari. Hasilnya, identitas jasad terapung itu dapat diungkap.
Prosesnya pengungkapan terbilang cukup sulit, karena kondisi jenazah sudah mulai membusuk. Namun, setelah dilakukan pencocokan hasil pencarian sidik jari dengan menggunakan metode asam cuka akhirnya terungkap identitas dari jasad tersebut.
Baca juga: Satu jasad korban banjir Bima ditemukan di laut Flores
Metode asam cuka ini untuk menimbulkan kembali garis papiler pada jari yang kulit luarnya sudah terkelupas dan mulai pembusukan. Dari sepuluh jari tangan bagian kiri dan kanan, hanya jempol tangan kiri saja yang timbul garis papiler sedangkan jari tangan lainnya tidak timbul garis tersebut.
Selanjutnya, pengungkapan itu juga berdasarkan hasil pencocokan semua data identitas termasuk sidik jari pada e-KTP dinyatakan identik dengan Juliani (32).
Selanjutnya, Jumat (7/2/2025) jenazah di bawa ke Pelabuhan Labuan Bajo untuk di antar ke Bima Dermaga Pasir Besi Desa Oi Tui, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Penjemputan jenazah ini, dilakukan oleh pihak keluarga, Camat, Kepolisian, Danpos SAR Bima, Kalak BPBD Bima, relawan Muhammadiyah dan pihak-pihak yang terlibat selama proses pencarian korban ini berlangsung. Kemudian, jenazah dan rombongan menuju rumah duka untuk dikafanin dan dimakamkan.
Baca juga: Cuaca buruk, Pencarian lima korban banjir di Bima kembali dihentikan
Baca juga: Anjing pelacak SAR bantu pencarian korban banjir di Bima
Baca juga: Perahu karet, anjing pelacak hingga alat berat dikerahkan cari korban hilang di banjir Bima
Baca juga: Kisah Alwi korban terseret banjir di Bima bersama istri dan bayi umur 8 bulan
Baca juga: Enam warga hilang akibat banjir bandang di Bima