Bima (ANTARA) - Jasad Juliani (32 thn) asal Desa Nanga Wera, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) akan dipulangkan pada Jumat (6/2/2025).

"Besok pagi, jenazah akan dibawah menuju kampung halamannya menggunakan speed boat dan didampingi oleh pihak keluarga," kata Kasar Reskrim Polres Manggarai Barat (Mabar) , AKP Lufthi Darmawan Aditya dalam keterangan persnya, Kamis.

Ia menyampaikan, jasad Juliani sementara masih dititipkan di RSUD Pratama Komodo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur (NTT). 

"Jasad tersebut ditemukan pukul 10.30 Wita oleh nelayan dan di evakuasi oleh Tim Gabungan dari Basarnas, TNI dan Polri," jelasnya.

Baca juga: Satu jasad korban banjir Bima ditemukan di laut Flores

Lufthi memaparkan, berdasarkan informasi dari pihak keluarga, Juliani (32) diduga hanyut akibat banjir bandang yang melanda Kecamatan Wera dan Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima, NTB pada Minggu 2 Februari 2025 lalu.
 
"Jenazah ini diduga salah satu korban dari bencana banjir bandang di Bima yang hanyut sampai ke Perairan Manggarai Barat," ungkapnya. 

Selanjutnya, ia memastikan, pihaknya telah menghubungi keluarga korban guna memastikan identitasnya dan melakukan pengecekan fisik.
 
"Keluarga korban sudah memastikan bahwa jenazah tersebut merupakan kerabatnya," katanya.

Baca juga: Cuaca buruk, Pencarian lima korban banjir di Bima kembali dihentikan
 
Pengungkapan itu, katanya, berdasarkan hasil pencocokan semua data identitas termasuk sidik jari pada e-KTP dinyatakan identik dengan Juliani (32).
 
"Kita juga mencocokkan data sidik jari yang ada di kepolisian dan e-KTP agar memastikan identitas dari jenazah tersebut," bebernya.

Proses identifikasi dimulai dengan melakukan pemotretan terhadap jasad tersebut, baik empat arah berbeda, maupun close up, kemudian perekaman terhadap sidik jari. Hasilnya, identitas jasad terapung itu dapat diungkap.
 
"Prosesnya pengungkapan terbilang cukup sulit, karena kondisi jenazah sudah mulai membusuk. Namun, setelah dilakukan pencocokan hasil pencarian sidik jari dengan menggunakan metode asam cuka akhirnya terungkap identitas dari jasad tersebut," terangnya.

Baca juga: Anjing pelacak SAR bantu pencarian korban banjir di Bima
 
Metode asam cuka ini, lanjut Lufhti, untuk menimbulkan kembali garis papiler pada jari yang kulit luarnya sudah terkelupas dan mulai pembusukan.
 
"Dari sepuluh jari tangan bagian kiri dan kanan, hanya jempol tangan kiri saja yang timbul garis papiler sedangkan jari tangan lainnya tidak timbul garis tersebut," paparnya.

Diketahui, penemuan jasad Juliani mengapung di Perairan Pulau Padar, Kawasan Taman Nasional Komodo (TNK), Kecamatan Komodo, Kabupaten Mabar, NTT. 

Kurang dari 24 jam, Polres Mabar berhasil mengidentifikasi jasad tersebut. Pengungkapan identitas tersebut, berdasarkan hasil identifikasi oleh Tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis).

Baca juga: Kisah Alwi terseret banjir Bima bersama istri dan bayinya
Baca juga: Pj Gubernur NTB kunjungi rumah duka korban terseret arus banjir di Bima
 


Pewarta : Ady Ardiansah
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2025