Mataram (ANTARA) - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), melakukan asesmen terhadap sejumlah sekolah yang terdampak banjir akibat cuaca ekstrem yang terjadi dalam sepekan terakhir di kota itu.
"Asesmen sebagai acuan kami untuk mengambil langkah-langkah dalam upaya penanganan banjir dan ke depan sekolah tersebut tidak terdampak lagi," kata Kepala Disdik Kota Mataram Yusuf melalui Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) Syarafudin di Mataram, Rabu.
Hal tersebut disampaikan karena akibat cuaca ekstrem tersebut sebanyak lima sekolah di kawasan Jalan Lingkar Selatan dan Ampenan terdampak banjir.
Baca juga: Sejumlah intervensi dilakukan Pemkot Mataram atasi dampak cuaca ekstrem
Lima sekolah tersebut meliputi SMP Negeri 17, SMP Negeri 19, SMP Negeri 21 Mataram, dan dua sekolah dasar yakni SD Negeri 3 serta SD Negeri 45 Ampenan.
Akibat terdampak banjir itu, kata dia, semua sekolah tersebut kemarin (11/2) disarankan melakukan pembelajaran di rumah secara daring untuk antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Tapi tadi pagi Alhamdulillah, anak-anak di sekolah tersebut sudah kembali belajar di sekolah karena air sudah surut," katanya.
Menurutnya, dari asesmen sementara untuk sekolah-sekolah SMPN 17 itu berada tepat di Jalan Lingkar Selatan dekat Asrama Haji yang menjadi pusat banjir, kondisinya air di dalam sekolah tidak masuk, tetapi ketinggian air di jalan raya yang menghalangi siswa masuk ke lingkungan sekolah.
Baca juga: 500 KK di Mataram terdampak banjir akibat luapan air kali
Begitu juga dengan di SMPN 21, air sungai yang ada di sekitar sekolah tersebut meluap ke jalan sehingga siswa tidak bisa masuk ke sekolah.
Kasus yang sama juga terjadi di SDN 45 Ampenan dipicu karena kapasitas saluran tidak bisa menampung debit air sehingga terjadi luapan ke jalan.
Sedangkan SDN 3 Ampenan terdampak banjir, karena posisi kali ada di bagian belakang dan masuk ke halaman sekolah melalui tembok bagian belakang.
"Untuk SDN 3 Ampenan, intervensi yang akan kami siapkan adalah penataan pagar sekolah agar tingginya tembok pagar depan dan belakang sama. Kondisi sekarang, pagar belakang lebih rendah sehingga luapan air sungai masuk," katanya.
Baca juga: Dinsos distribusi bantuan ke 435 KK warga Mataram terdampak banjir
Sementara untuk sekolah-sekolah lainnya, kata dia, karena itu berkaitan dengan kondisi drainase dan jalan utama, akan dikoordinasikan dengan pihak terkait lainnya. "Dinas PUPR kemarin juga sudah turun langsung," katanya.
Diharapkan melalui langkah tersebut, kata dia, ke depan bisa dilakukan antisipasi banjir di lingkungan sekolah. Seperti kasus di SDN 6 Cakranegara dan SDN 23 Ampenan, tahun lalu kebanjiran karena kondisi bangunan lebih rendah dari jalan, setelah diintervensi, sekarang tidak lagi terdampak banjir.
Baca juga: Puluhan warga dievakuasi akibat banjir di wilayah Lombok Barat