Dompu (ANTARA) - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadis Perindag) Kabupaten Dompu H. Armansyah, membatah kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) yang menduduki posisi ke-enam secara nasional.

"Itu agak sedikit keliru yang mempengaruhi IPH di Dompu adalah cabai merah kecil dan pisang. Setahu saya pisang tidak termasuk Bapokting (Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting),"  ungkapnya kepada ANTARA di Dompu, Senin.

Baca juga: Disperindag NTB minta Dompu cermati kenaikan IPH

Menurutnya, Barang kebutuhan pokok adalah barang yang dibutuhkan banyak orang dan menjadi faktor kesejahteraan masyarakat. Contohnya, beras, kedelai, cabai, mentega, bawang, gula, garam, minyak.

"Jadi, saya tidak setuju kalau pisang dijadikan indikator IPH," tegasnya.

"Sedangkan barang penting adalah barang strategis yang berperan penting dalam pembangunan nasional," sambung Armansyah.

Baca juga: Indeks perkembangan harga di Lombok Timur capai 1,19 persen

Meski demikian, mantan Kepala Bappenda ini, mengakui pada awal Minggu (M1) bulan Januari harga cabai merah kecil mencapai Rp90 ribu. 

"Bahkan pada M2 Januari sempat menyentuh Rp.100 ribu, tapi kondisi sekarang sudah turun pada M3 Februari menjadi Rp.80 ribu, 

Lanjut Kadis, seperti yang disampaikan Kadis Perdagangan NTB,  itu beberapa daerah ada yang Rp65 ribu walaupun bukan daerah penghasil. 

"Itu wajar saja, tapi Dompu bukan daerah penghasil dan hanya mengandalkan dari daerah lain seperti dari Pulau Lombok," paparnya.

Selain itu, kata Armansyah, ketersediaannya di pasar juga sedikit dan terbatas terlebih komoditi tersebut tidak tahan lama untuk disimpan.

"Jadi wajar kalaupun ada kenaikan harga, dengan kondisi seperti itu tentu akan berlaku hukum ekonomi persediaan terbatas tentu harga meningkat," terangnya.

Meski demikian, ia memastikan di Kabupaten Dompu tidak ada gejolak masyarakat dengan adanya harga cabai yang naik. 

"Kondisinya aman-aman saja, karena masyarakat Dompu juga bukan masyarakat yang konsumsi cabai, sehingga tidak dijadikan masalah," tegasnya.

"Kami juga mempertanyakan sumber data berita tersebut, kok bisa pisang tergolong Bapokting," tutupnya.


Pewarta : Ady Ardiansah
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2025