Mataram (ANTARA) - Bulog bersama Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) membentuk tim untuk melakukan jemput bola pembelian gabah petani di lapangan, ketika ada penurunan harga.
"Untuk menjamin harga gabah petani stabil jelang panen raya, kami telah membentuk tim bersama Dinas Pertanian dengan melakukan jemput bola melakukan pembelian di lapangan," kata Kepala Bulog Lombok Timur Supermansyah di Lombok Timur, Jumat.
Ia mengatakan, menjelang panen raya pada musim tanam awal 2025 ini pemerintah telah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) di angka Rp6.500 per kilogram.
"Harga sudah ditetapkan pemerintah Rp6.500 per kilogram dengan ketentuan sesuai kualitas, kotoran maksimal 10 persen dan HKA 50 persen," katanya.
Baca juga: 2.823 ton gabah petani di Lombok Timur dibeli Bulog
Pada panen raya ini, kata Supermansyah pihaknya akan menyerap seluruh gabah petani, dengan memaksimalkan mitra penggilingan padi.
"Kami tetap berkomitmen untuk menyerap gabah petani," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat atau para petani untuk tidak khawatir dengan turun harga gabah yang dinilai terjadi saat ini, karena secara nasional target serapan gabah sebanyak tiga juta ton dan NTB sebanyak 180.000 ton.
"Sedangkan untuk Lombok Timur masih menunggu keputusan dari Bulog NTB," katanya.
Sebelumnya, para petani di Lombok Timur mulai mengeluhkan harga pembelian gabah yang dilakukan para pengusaha di bawah harga pembelian pemerintah yang telah ditetapkan pemeriksaan.
Penetapan harga tersebut bertujuan melindungi petani dan mereka mendapatkan harga yang wajar, namun di lapangan tidak sesuai.
Saat ini petani menjual gabah dengan harga Rp5.300 per kilogram, di bawah harga yang telah ditetapkan, sehingga hal ini yang dikeluhkan petani tidak sesuai janji pemerintah.
"Saya menanam padi lebih awal berharap bisa mendapatkan harga lebih baik, sebelum panen raya. Tapi harga gabah justru anjlok," kata Jamal salah seorang petani asal Desa Darmasari.