Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mendorong pencapaian netralitas karbon atau net zero emission 10 tahun lebih cepat pada tahun 2050 ketimbang target nasional dengan ditopang oleh dominasi energi baru terbarukan.

"Kami menargetkan 10 tahun lebih cepat dari target nasional untuk mencapai net zero emission," kata Pelaksana Tugas Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ASDM) NTB Izzuddin Mahili di Mataram, Selasa.

Izzuddin menuturkan angka bauran energi baru terbarukan di Nusa Tenggara Barat sudah mencapai 23,55 persen pada akhir 2024.

Jumlah bauran energi hijau itu sudah melebihi target nasional sebesar 23 persen yang seharusnya tercapai pada tahun 2025. Adapun hingga akhir tahun 2024, angka bauran energi di Indonesia baru mencapai 14 persen.

"Saat ini pencapaian bauran energi di Nusa Tenggara Barat berada jauh di atas target bauran energi nasional," kata Izzuddin.

Baca juga: Pemprov NTB selaraskan rencana aksi pembangunan rendah karbon

Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa Nusa Tenggara Barat memiliki potensi besar dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH).

Potensi listrik yang dapat dihasilkan dari PLTS sebanyak 10.628 megawatt, sedangkan potensi PLTMH mencapai 52 megawatt.

Berdasarkan jurnal ilmiah berjudul 'Kajian Potensi Energi Surya di Provinsi Nusa Tenggara Barat' yang ditulis oleh Heri Suyanto dari Sekolah Tinggi Teknik PLN menyebutkan intensitas penyinaran matahari di Nusa Tenggara Barat rata-rata sebesar 4,52 watt per meter persegi per jam.

Baca juga: Luas perhutanan sosial di NTB capai 60.160 hektare

Hasil pengukuran yang dilakukan pada September sampai Januari 2015 di Desa Ai Kangkung, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat terungkap radiasi energi surya dominan tinggi dengan kisaran rata-rata 762,95 watt per meter persegi.

Data Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sekarang menjadi BRIN serta Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) sekarang menjadi BMKG melalui pengukuran yang dilakukan dari tahun 1965 sampai 1995 menyatakan Nusa Tenggara Barat punya intensitas radiasi matahari paling tinggi di Indonesia.

Intensitas radiasi matahari di Nusa Tenggara Barat terutama Kabupaten Sumbawa mencapai 5.747 watt hour per meter persegi, lalu diikuti oleh Jayapura di Papua dengan intensitas radiasi matahari sebesar 5.720 watt hour per meter persegi.

Baca juga: NTB ungkap potensi perdagangan karbon perhutanan sosial

Baca juga: PLN menambah kapasitas energi baru terbarukan jadi 41,82 MW di NTB


Pewarta : Sugiharto Purnama
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2025